"Bulan depan pulang kan, Mas?" Aku bertanya dengan perasaan rindu yang sudah tak tertahan. "Kayaknya nggak bisa, Dek. Maaf ya? Bulan depannya lagi aja deh aku usahakan pulang ya?" Tapi jawabannya seketika membuat lidahku tiba-tiba kelu. Sudah berbulan-bulan, apakah dia tidak merasakan kerinduan pada istrinya ini? "Ta-pi anak-anak sudah nanyain terus loh, Mas,” protesku kemudian. "Iya, aku ngerti Dek. Tapi beneran aku ada tugas penting dadakan di kantor,” jelasnya dari seberang dengan nada sesal. Kuhela nafas dalam. Kerinduanku ternyata sia-sia. Berbulan-bulan telah ku pendam hasrat, tapi untuk memaksanya pulang, sungguh aku tak punya daya. Aku tahu Mas Dhani rela berjauhan denganku demi ketiga buah hati kami. Usai menarik nafas panjang, akhirnya bisa kutahan air bening di mata untuk tak menetes. Tak ingin tambah membebani Mas Dhani dengan rengekanku. "Dek, Kamu denger aku kan?" Suara Mas Dhani terdengar lagi. "I-iya, Mas. Maaf, aku sambil masak buat makan siang anak-anak,” jela
Huling Na-update : 2021-05-03 Magbasa pa