Keesokan harinya, Sarti sudah siap ditemani Jamal pergi ke Puskesmas. Pak Wayan Lana, tetangga depan sekaligus pemilik kompleks kos sudah berjanji mau mengantar mereka. Jamal dan Sarti sedang menunggu kedatangan Pak Wayan Lana. "Selamat Pagi." Dadong Canangsari datang menghampiri mereka. "Selamat Pagi, Dong," sahut Sarti. "Mau kemana, Gek? *nu semengan sube jegeg sajan," ucap Dadong sambil melirik perut Sarti yang sudah kempis. "Kami mau ke Puskesmas, periksa, Dong," jawab Jamal lalu Sarti mengangguk. "Siapa yang sakit?" Dadong pura-pura tak tahu soal tragedi semalam. "Saya, Dong. Bayi saya hilang semalam." Sarti menjelaskan sambil menunduk, tak terasa buliran-buliran bening menetes di kedua pipinya. Rasa kehilangan itu kembali muncul, menekan batinnya. Jamal meraih bahu Sarti lalu merengkuhnya dalam dekapan. Sesekali tangan Jamal mengelus lembut kepala sang istri. "Ampura, tyang sing tawang. Sabar, Gek! Mohon sama Sang Hyang Widhi, agar diberi titipan lagi," ucap Dadon
Terakhir Diperbarui : 2021-05-29 Baca selengkapnya