Semua Bab Jalan Hidup Kita: Bab 1 - Bab 10
24 Bab
Bab 1
Anak merupakan sebuah titipan rezeki yang dianugerahkan langsung oleh Tuhan kepada setiap pasangan. Akan tetapi, faktor kesehatan dan kesuburan juga termasuk pengaruh dari terciptanya seorang anak. Di salah satu Rumah Sakit ternama di Jakarta, suasana di rumah sakit ini sangat tenang tidak ada keramaian. Hanya suara alat-alat rumah sakit yang menunjukan suara kerja mereka termasuk juga alat pemeriksaan kandungan yang sedang dinyalakan untuk memeriksa kandungan seseorang bernama Amayra. "Dari hasil pemeriksaan yang telah kami lakukan, Nyonya Amayra tidak akan bisa mengandung dan kami menemukan sesuatu di rahim Nyonya, ada tumor yang sudah mulai menyebar di rahimnya. Kita harus melakukan operasi pengangkatan rahim." Amayra menangis keras di pelukan suaminya, mencari dukungan d
Baca selengkapnya
Bab 2
Hari telah mulai senja, Snowball terlihat lelah. Shift kerjanya juga sudah habis, saatnya dia pulang. Snowball pergi ke ruang ganti, dia melepas kostum badutnya. Keringat membanjiri sekujur tubuh dan rambut panjangnya berantakan. Setelah merapikan dirinya dia bersiap untuk pulang. "Kau mau langsung pulang, Mia?" seorang pria menyapa gadis yang sedang berjalan cepat menuju pintu keluar. "Ah, aku harus menjaga adikku!" "Kerja yang bagus, Snowball! Es krim buatanmu yang paling disukai di Cafe!"" "Hey, kau itu memuji atau mengejek?!" "Snowball itu nama yang lucu 'kan, mulai sekarang aku akan memanggilmu nama itu." 
Baca selengkapnya
Bab 3
Makan malam yang seharusnya dipenuhi canda tawa terlihat suram, suasana tegang terasa di meja makan Kediaman Adelard. Meski ada anak perempuan yang berceloteh tidak bisa mencairkan suasana tegang disana. "Aku dengar siang ini kalian ke Rumah Sakit? Apa ada kabar baik?" Ibu dari Raymond dan Grayson ; Gretta Adelard menatap intens menantunya, Amayra. Amayra gugup tidak tahu harus menjawab apa, saat itu punggung tangannya terasa hangat, Gray meremas telapak tangannya dengan erat. Berusaha menenangkan istrinya. Gray menjawab pertanyaan Ibunya, "Hanya pemeriksaan rutin, Ma. Dokter mengatakan kepada kami kalau kami masih harus berusaha. Benar 'kan Amayra?" Amayra mengangguk dengan cepat. 
Baca selengkapnya
Bab 4
Empat tahun yang lalu, mereka dua orang yang saling mengenal hanya sebatas mengetahui nama dan keluarga. Selain itu sudah tidak ada lagi hal yang istimewa. Meski begitu ikatan sudah pernah terjalin diantara dua keluarga. Dua orang asing yang seharusnya menjadi pasangan suami istri tapi berhasil dikalahkan oleh orang yang saling mencintai. Perasaan sepihak tentu saja akan kalah dengan cinta yang utuh.   Perasaan sepihak itu milik Mia dan cinta yang utuh itu adalah, Gray dan Amayra.   "Tunjukkan kakimu yang terkilir!"   "Akan ku obati sendiri saja …."   Gray memberikan cream obat ke Mia, memijat pelipisnya, dia mulai kehilangan fokus. Hujan malam ini belum menunjukkan tanda akan berhenti. Mata hitam Gray terus mencari
Baca selengkapnya
Bab 5
"Sakit ….!"   "Aku sangat marah padamu, bagaimana bisa kau melakukan ini? Sudah separah ini kau mengabaikannya begitu saja, apa kau bodoh!"   Mia meringis menahan rasa sakit pada kakinya yang siang ini sudah membengkak bahkan warnanya mulai membiru. Perawat yang mengobatinya tidak berhenti bicara, dia memarahi Mia seperti gadis itu putrinya saja.   "Yang lebih bodoh lagi, kau tetap pergi bekerja! Apa di kepalamu hanya ada uang, perhatikan kesehatanmu!"   Mia menangis keras, Perawat itu mengobatinya dengan kasar karena terlalu emosi. Namun tidak lama karena kemarahan sang Perawat hanya sebentar, dia mengobati kaki Mia dengan lembut.   "Terima kasih, Suster S
Baca selengkapnya
Bab 6
"Kondisinya sudah membaik, tapi ada yang harus kita bicarakan."   Gray yang masih duduk di samping istrinya menoleh, dia melihat Ray dan Daniela yang sudah ada di ruangan itu sejak dirinya datang. Sepertinya tidak ada yang harus disembunyikan lagi.   Raut kesedihan terlihat di wajah Daniela, setelah Gray mengatakan penyakit istrinya Daniela tidak berhenti menangis. Ray hanya bisa diam, dia tidak menyangka Gray dan Amayra bisa menyembunyikan kesedihan sendiri dari semua orang dan keluarga besar mereka.   Tapi mengingat kondisi Amayra, mereka sepakat merahasiakan hal itu karena kalau sampai Ibu mereka mengetahui kondisi Amayra--Gretta pasti akan langsung memisahkan Gray dan Amayra dengan paksa.   Atas persetujuan Gray
Baca selengkapnya
Bab 7
Dimalam yang sunyi dan dingin, Mia berjalan gontai. Terlihat keputusasaan di wajahnya. Gadis itu memutuskan pergi ke rumah bosnya yang sekaligus dianggap sahabat.   Adrian Shagufta mungkin bisa membantunya.   Saat Adrian membuka pintu rumahnya, dia terkejut melihat Mia yang berdiri di depannya dengan keadaan yang memprihatinkan.   "Mia, malam-malam begini ada apa?"   Mia mengatakan keperluannya datang ke rumah Adrian, membuat pria itu menatapnya sedih.   "Kau perlu berapa Mia?"   "Aku memerlukan 600 juta, aku janji akan mengembalikannya padamu, aku bahkan rela bekerja di cafe tanpa digaji."
Baca selengkapnya
Bab 8
Alat-alat di tubuh Mia sudah mulai dilepas, namun tubuhnya masih terlalu lemah. Mia baru saja mendapatkan kesadarannya setelah koma satu bulan. Dia belum banyak berbicara ataupun bergerak, anggota tubuhnya harus mulai membiasakan diri karena terlalu lama tidak beraktivitas.    Mia tidak sendirian di ruangan perawatannya, Adrian duduk di sampingnya. Terlihat kecemasan di wajah pria itu.   Tapi Mia tidak memperdulikannya dia membenci pria itu. Bahkan hanya menolak kehadirannya saja Mia tidak bisa.   "Aku tahu kau sangat sedih, Mia. Tapi jangan larut dalam kesedihan, Fia tidak akan suka."  
Baca selengkapnya
Bab 9
Setelah semalaman hujan deras, pagi ini matahari tampak bersinar cerah. Genangan air terlihat di sepanjang jalan. Kondisi Mia sudah mulai membaik, dia masih memakai kursi roda dan kabar baiknya lagi dia sudah diizinkan pulang.   Adrian yang menjemput Mia di Rumah Sakit dan mengantarnya pulang ke tempat kost. Sebenarnya Mia tidak menginginkan pria itu berada didekatnya. Sejak malam nista itu, Mia sudah membencinya.   Tapi, Adrian tidak pernah menyerah. Setiap mendapat penolakan dia semakin gencar mendekati Mia.   "Selamat datang ke rumah, Mia!"   Adrian mendorong kursi roda Mia ke dalam rumah. Sudah la
Baca selengkapnya
Bab 10
Mia benar-benar tidak mengerti. Kehadiran pria itu di rumahnya dan beberapa orang yang datang bersamanya. Mia mengenal mereka semua. Kedatangan Gray dan keluarganya mengingatkan dirinya pada memori masa lalu.   Seorang wanita paruh baya yang merupakan Ibunya Gray menghampiri Mia, "Kau sudah melalui banyak penderitaan, kehilangan orang tua dan adikmu. Itu pasti sangat berat untukmu. Gray, putraku juga sepertimu dia sudah dikecewakan mantan istrinya. Aku seorang Ibu yang menginginkan kebahagiaan putranya. Izinkan kami menebusnya."   "Maaf, saya tidak mengerti maksud Tante?"   "Kedatangan kami kesini untuk memintamu jadi menantu Keluarga Adelard istri dari Gray, putra keduaku. Apakah kau bersedia?" ucap pria paruh baya tersebut menyela, William Adelard.  
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status