All Chapters of Permainan Kakak Kandungku Yang Janda: Chapter 61 - Chapter 70
131 Chapters
Ibu Minggat
PoV Panjul*Entah kenapa ada niat untuk cek kamar Ibu yang pintunya masih menutup. Biasanya jam segini Ibu sudah bangun untuk membuatkanku sarapan nasi goreng. Tapi sekarang tidak, di meja makan belum ada apa-apa."Bu!" teriakku dengan nada yang tak begitu tinggi.Cklek!Langsung kubuka pintu, ternyata Ibu tidak ada di kamar. Aku cek lemari, semua pakaian Ibu sudah tak ada satu pun. Bahkan tas hitam besar yang waktu itu membawa pakaian Ibu pun tidak ada. Aku yakin, Ibu pasti pergi.Lalu segera kuambil HP untuk menghubungi Ibu. "Ada apa, Bang?" tanya Widya yang terbangun dan masih menguap."Ibu gak ada.""Paling di belakang, Bang," jawabnya santai dengan tumpukkan kantuk."Maksudnya Ibu tidak ada, itu Ibu minggat. Pasti Ibu pulang lagi ke rumahnya."Mendengar informasi dariku Widya terperanjat kaget. Ia terbangun dan langsung loncat. "Apa? Pergi? Pergi ke rumahnya lagi? Aduh, ayok cepat kita jemput Ibu, Bang, ayok! Jangan biarkan Ibu sendiri di rumahnya!" cutusnya Seperti kebakaran j
Read more
Masalah
PoV Panjul*"Bos, maaf, maafkan saya." Tatapan Bos sudah tak enak. Dia melihatku seperti seekor kucing yang sedang lahiran."Coba kamu perhatikan, ini seharusnya harus selesai 70%. Paling tidak, pengerjaan harus sudah selesai 55%. Nah ini, kenapa masih begini? Tadi saya lihat sejak datang, para pekerja juga kayaknya malas-malasan. Mereka sibuk yang minum kopi, bolak-balik bawa martil, ngaduk semen sama pasir juga lama! Gimana ini? Baru setelah saya datang mereka kerja giat begitu!" celetuk bosku. Gawat, dia sudah marah begini. Bola matanya sampai akan loncat ke dasar lantai. Memang dasarnya matanya menonjol, sedang marah begini jadi semakin menakutkan.Aku yang memang merasa salah pun hanya menunduk diam. Saat ini kufokuskan tanah yang masih belum dipasang paving untuk menghindari tatapan bos."Maaf, Bos." Baru aku meminta maaf lagi."Kalau kamu bosan dengan pekerjaan ini biar saya kasih ke orang lain!" tandasnya.Aku pun terperangah kaget. "Jangan, Bos, jangan. Saya yakin ini bukan
Read more
Menagih Janji
Pluk!Amplop di tanganku seketika jatuh beriringan dengan kagetnya bola mata ini yang semakin melebar. "Pecat? Saya dipecat? Saya salah apa, Bos?" "Salah kamu, karena kinerja kamu tidak memuaskan saya. Kalau saya ini adalah orang yang harus terus mempekerjakan orang-orang seperti kamu, mana bisa perusahaan saya maju! Sekarang kamu tinggalkan proyek ini dan jangan pernah kembali lagi. Kamu saya PECAT!"Seperti petir yang tiba-tiba menggelegar di siang bolong. Kata 'pecat' yang terlontar dari mulut Bos membuat para pekerja melirik ke arahku. Pasti mereka juga kaget."Bos, tapi …!" Aku merengek tak mau dipecat. Mau makan apa nanti? Apalagi pengeluaranku membengkak sejak menikah dengan Widya. Belum lagi biaya sewa rumah yang begitu besar karena aku hanya menyewa rumah mewah itu dan pura-pura membelinya. Itu supaya Widya bahagia menikah denganku dan bisa membanggakanku kepada orang lain. Maka dari itu aku tak setuju saat Widya usul rumah Ibu dijual."Bos, Bang Panjul dipecat?" sahut salah
Read more
Rencana Menikah
PoV Nurul***"Bagaimana kalau Bang Yadi meminta lebih dari hubungan kita sebelumnya yang hanya sering chatan. Bang Yadi ke mari sengaja ingin melihat kabar Dek Nur. Entah kenapa Bang Yadi malah nyaman bila bisa dengar kabar Dek Nur."Jleb!"Apa, Bang?" Kuteguk liur yang begitu pekat ini setelah mendengar pernyataan Bang Yadi barusan. Dia menghampiriku di rumah di sore hari ini. Sebelumnya dia juga sudah bilang, akan main-main ke mari. Dia adalah pria yang satu kontak denganku, dan tak ayal kami sesekali ngobrol di kedai tempat aku bekerja. Maksudnya kedai milikku, yang tak diketahui oleh orang lain."Hati Bang Yadi tidak bisa dibohongi. Bang Yadi tidak maksa, karena rasa suka tidak bisa dipaksakan. Hanya saja, Bang Yadi datang ke mari itu karena rasa suka ini berlebihan. Mungkin kedengarannya kurang tahu diri. Apalagi Bang Yadi bukan orang kaya. Sedangkan Dek Nur sekarang sudah punya segalanya." "Punya segalanya apa, Bang?" heranku."Eh. Ya maksudnya punya rumah loteng, dan juga be
Read more
Ejekan
PoV Nur***"Nur, katanya kamu mau kawin sama si Yadi ya? Yang sekampung sama kita itu dulu? Aduh, memang kalian cocok. Udik bin blangsak. Hahaha."Kupikir akan ada ucapan baik dari mulutnya, tapi sayang, bukan itu yang aku dengar. Malah ocehan dan hinaan saja. Kudengegar pula desas-desus kalau Mbak Widya hamil, karena pernah waktu itu melihat status w.a-nya. Sayangnya pas aku tanya, dia tak membalas. Sampai detik ini. Entah apa maksudnya ingin nomor w.a ku. Apa cuma untuk pamer?"Makasih, Mbak. Doakan saja, Nur akan segera menikah dengannya. Meski bukan orang kaya, setidaknya dia mungkin tidak akan selingkuh!" jawabku menanggapi."Hahah. Iya, iya, aku doakan. Tapi aku tidak akan datang ke pernikahan kamu kalau tidak diundang. Kamu harus mengundang Mbak secara terhormat, baru Mbak akan datang," ujarnya lagi dengan angkuh."Mbak datanglah, Mbak itu satu-satunya keluargaku. Atau nanti aku akan datang ke rumah Mbak untuk secara langsung mengundang kalian. Kalau di sini, rasanya kurang ho
Read more
Gagal Menikah, Malah Difitnah
PoV Nurul*"Bang Yadi! Sedang apa Abang di sini? Siapa wanita ini?" tegurku setelah tubuh ini kudorong ke depan mereka berdua. Tatapanku tak beralih ke arah mana pun sesenti pun.Seperti digigit kepiting, Bang Yadi loncat karena kaget. Ngomongnya saat aku kirimi pesan tadi, dia sedang persiapan untuk Pernikahan kami. Seperti ngepak makanan untuk dibawa ke kediamanku yang namanya bisa disebut seserahan. Tapi dia bohong, batang hidung dan segala batangnya ada di sini."Dek Nur?" Bola matanya melebar tak menyangka. Bibirnya yang sudah mulai menghitam karena asap rokok itu seperti gerak-gerak bergetar malu dan gugup. Dan wanita yang ada di dekatnya menunduk malu juga ketakutan."Dek Nur, Dek Nur! Tak usah pangggil aku lagi. Jadi kamu bohong sama aku ya, Bang? Kamu mau menipuku hah? Mentang-mentang aku janda yang sudah dibodohi mantan suami dan kakakku?" tandasku menahan emosi. Entah kenapa ingin sekali aku menangis dan menjerit. Kenapa hidupku begini sekali. Tak adakah pria yang menjadik
Read more
Kurang Ajar
"Alhamdulillah, dibuka juga. Dek Nur, Dek Nur gak malu dilihat orang? Dek Nur tadi selingkuh, dan sekarang Dek Nur yang marah. Abang ke sini hanya mau bilang, Abang tidak keberatan Dek Nur jalan dengan pria lain. Asal nanti setelah kita menikah Dek Nur berubah!" Degh! Semua orang terperangah kaget, pun dengan Pak RT. Oowh, dia mau macam-macam denganku dengan cara memfitnahku? Apa kamu pikir akan berhasil? Belum tahu kamu berurusan dengan siapa hemh! Aku berkacak pinggang menanggapi lontaran pria hidung belang itu. "Apa yang barusan kamu bilang, Bang? Aku yang selingkuh? Aku? Logikanya, mana ada yang selingkuh yang dikejar ke rumahnya? Hemh?" pekikku. Lantas semua yang berkumpul di teras rumahku pun saling terheran. "Eh, ini jadi siapa yang selingkuh? Kamu yang selingkuh, Nur? Atau bagaimana kejadiannya?" Tetanggaku kepo dengan sangat lantang. Dia maju ke depan membelah kerumunan. "Jadi begini Pak RT, Dek Nur mau menggagalkan rencana pernikahan kami yang tinggal menghitung hari. Ya
Read more
Kabar Gagal Menikah
Bang Yadi merajuk. "Loh, Pak RT. Tidak bisa begitu. Tidak bisa putus sepihak. Pokoknya saya akan tetap menikah dengan Dek Nur!" sungutnya.Aku pun terkekeh sinis. "Mau menikah sama aku? Menikah saja sama bakul sana! Menikah mana bisa kalau pengantin wanitanya gak mau. Waliku juga sudah kuberitahu batal. Hemh!" Aku mencebikkan bibir.Hingga pada akhirnya Bang Yadi tak terima dan emosi. Tapi apa daya, bodyguardku lumayan banyak. Warga dan Pak RT berhasil mengusirnya. Ah, aku lega sekali.Kabar gagalnya pernikahanku sudah ramai diperbincangkan warga. Apalagi setelah kulihat video beredar di mall waktu itu. Dengan caption calon istri labrak calon suaminya yang selingkuh. Sedikit demi sedikit aku sekarang sudah gaul. Gunakan media sosial juga sudah sampai tiktok, tapi tidak tertarik tiktokan. Hanya untuk hiburan saja di saat penat.Laras yang tinggal di rumahku pun sudah tahu perihal batalnya nikahanku. Dia terus menguatkan dan mendoakan. Kue-kue yang sudah kubuat banyak dibantu Laras unt
Read more
Orang Sakit Jiwa
"Siapa itu?" batinku merusuh karena takut. Tidak mungkin ada orang yang bisa masuk selain aku dan Laras. Apalagi orang itu sudah sampai di depan pintu.Hati sudah berdebar bukan karena mendapatkan pernyataan cinta. Tapi takut kalau malah maling datang dan ingin melenyapkan nyawaku. Mana adiknya Menul belum gajian, bagaimana kalau dia butuh dan aku sudah tiada. Oh tidak!Ketukan pintu itu tidak juga berhenti. Untung saja pintu dikunci, meski aku lupa dikunci atau tidak. Yang jelas, orang itu berusaha memainkan gagang pintu namun sepertinya sulit terbuka. Astaghfirullah! Siapa di sana?Kusempatkan untuk menghubungi Laras, tapi dia sudah tidak sedang online. Aku yakin, di luar adalah orang jahat. Keringat sudah mulai bermunculan. Aku panik sekali. Tangan juga sudah sangat dingin.Kuhubungi Bu RT, tapi beliau juga sudah tidak mengaktifkan data seluler. Ya, dan aku pun menghubungi Mbak Elis yang ada paling dekat dengan rumahku. Sayangnya, dia juga tidak mengaktifkan ponselnya. Aku kirim
Read more
Coba Meloloskan Diri
"Diam, Nur, Abang tahu kamu kesepain 'kan? Makanya kamu ngebet nikah sampai kamu sekarang gagal nikah. Abang paham," sungutnya yang bau jengkol itu membuat jiwa pencak silatku meronta-ronta. Wajahnya sudah penuh keringat yang ada artian dia ada rasa takut.BKKKG!Kutendang kepunyaannya yang sebesar kuda jantan itu. Iya, dia memang punya pusaka yang lumayan besar, dan kini hasilnya setelah ditendang dia tak begitu kesakitan. Ini di luar dugaan, dia tak kalah. "Eh, jangan berontak. Jangan malu-malu. Abang paham. Abang minta ya malam ini, Nur! Sekali saja. Nanti Abang kasih uang. Biar Nur gak usah kerja lagi di tempat makan itu. Ya?" bujuk rayunya yang membuat kupingku begitu sakit. Sialan!Aku tak bisa berontak dengan mulut. Sepertinya dia sudah belajar seni membungkam mulut orang dari film aksi. Sialan! Aku berhasil semakin di dorongnya.Ya Rabb, selamatkan hamba.Aku terus mengerang dan berusaha berteriak. Dia malah cekikikan dan terus membuatku diam. Akhirnya aku pun ada ide, biar k
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status