All Chapters of Bukan Inginku Menikah Denganmu: Chapter 31 - Chapter 40
103 Chapters
Bab 30. Lost.
“Maafkan oma, ahhh, oma juga jadi sedikit baper karena ingat anak oma yang udah lama pergi.” Pratiwi juga ikut merasa bersalah karena sudah merusak suasana meja makan. Jari tangannya menepis air yang sudah menumpuk di sudut matanya yang keriput.“Nggak apa-apa, Oma. Maafkan saya yang sudah membahas hal-hal sensitif seperti tadi.” Mila memanjangkan tangannya untuk mengusap punggung tangan Pratiwi. Perempuan itu memang begitu peka dan sensitif. Dia tidak ingin orang lain merasa bersalah kepadanya.“Hm. Seharusnya saya tidak membahas kasus-kasus nggak penting itu. Sudah, lupakan. Yang pasti, saran saya, kalau bisa Ibu Kemilau harus lanjut kuliah. Sayang sekali, dia anak yang cerdas. Mungkin kelak dia bisa menjadi pengacara yang sukses dalam menangani banyak kasus.” Radinka mengangguk-angguk. Entah kenapa dia sepakat dengan Amar. Eh? Pikiran apa itu? Apakah dia juga mengakui bahwa Kemilau adalah anak yang cerdas?***Tak terasa, sudah tiga jam lamanya Radinka dan Kemilau berada di vila
Read more
Bab 31. Strong Mila.
“Sheza, sori, nanti saya sambung lagi.” Radinka mematikan panggilan tanpa menunggu balasan dari Sheza. Dia langsung menunduk untuk memungut sandal tersebut.Shit!! Tidak mungkin Mila pergi dan meninggalkan satu sandalnya bukan? Dan benda ini berada sekitar sepuluh meter darinya. Itu berarti Mila sudah tidak ada di belakangnya sekitar beberapa detik yang lalu. Harusnya masih ada di sekitar sini.“Kemilau!!” Radinka berteriak menyebutkan nama perempuan itu, sambil memutar kepalanya tiga ratus enam puluh derajat. Tidak ada sahutan.Shitt! Harus dari mana dia memulai? Radinka melihat apakah ada jejak telapak kaki Mila yang tertinggal di tanah. Sayang sekali tidak ada. Sial!!Radinka harus bergerak entah kemanapun itu. Laki-laki itu berlari ke salah satu arah. Lebih tepatnya ke salah satu lorong gelap yang memungkinkan orang untuk melakukan kejahatan. Dia memutar badan dan kepala saat kakiknya bergerak ke sana kemari. Sama sekali tidak ada orang yang berkeliaran di luar, jadi Radin tidak b
Read more
Bab 32. Dua kali??
Gedoran Radinka semakin menjadi. Tentu saja itu membuat Mila tidak nyaman. Ada urusan apa gerangan sampai harus menggedor kamarnya seperti itu? Gadis itu tidak habis pikir. Dia terpaksa membersihkan dirinya dengan kilat. Membuang semua tanah yang ada di rambut, tangan, betis dan telapak kaki, kemudian menaburkan sabun cair di sana-sini. Jangan sampai Radinka menganiaya dia hanya karena lelet membuka pintu.Dia juga memakai baju dengan cepat. Sepasang piyama berbahan katun dia pilih karena berada di tumpukan paling atas. Rambutnya yang basah sengaja dibungkus di dalam handuk. Semoga saja Radinka tidak menganggap itu sebagai tindakan yang kurang sopan, karena mau bagaimana lagi?“Kamu ngapain aja di dalam? Sudah lima menit, Kemilau!” Suara laki-laki itu kembali terdengar, membuat Mila sangat gugup. “Se—sebentar, Tuan.” Dia menyahut sambil berlari ke arah pintu. Diputarnya kuncian sebanyak dua kali ke arah yang berlawanan. Saat itu juga gagang pintu langsung bergerak dan daun pintu terd
Read more
Bab 33. Suasana awkward.
Dua kali?Dia memang ditenggelamkan sebanyak dua kali. Malam ini dan yang kemarin. Apa … yang waktu itu … dia juga diselamatkan oleh Radinka sendiri? Begitu? Kedua bola mata Kemilau meredup setelah menyadari arti dari ucapan tuannya. Air matanya lagi-lagi menetes karena merasa sedih. Kenapa Radin menolongnya jika dia sendirilah yang membuang Mila ke dalam air? Supaya apa? Dan sekarang dia bersikap seolah-olah dirinya sudah sangat berjasa setelah menarik Mila dari dasar kolam renang. Wanita itu sama sekali tidak mengerti apa isi kepala Radinka. Dia menunduk saja untuk menyembunyikan tangis.Radinka juga tidak berkutik. Melihat air mata gadis itu tepat di depan mata tiba-tiba saja mengusik jiwanya. Dia berdiam diri di tengah-tengah kolam dengan posisi masih menggendong perempuan itu. Entah kenapa dia belum ingin bergerak ke tepian. “Ma-af, Tuan. Bisakah … Tuan menepi?” Mila meminta dengan kepala yang masih menunduk. Sebenarnya perempuan itu merasa sangat canggung sekarang. Kedua tanga
Read more
Bab 34. Susah tidur.
Kelopak mata Mila menutup dan membuka secara dramatis, bagai terkena efek slow motion. Otaknya sedang mencerna apa yang terjadi sekarang. Radinka tiba-tiba menciumnya, dan hal itu membuat otak Kemilau blank seketika. Kenapa … kenapa pria itu menciumnya? Apa ada yang salah? Apa ini adalah salah satu jenis hukuman lain bagi Kemilau? Tapi karena apa? Bukankah dia sudah menurut dengan semua perintah laki-laki itu?Merasa tidak terima karena sudah dicium tanpa alasan, Mila mendorong tubuh laki-laki itu dengan kuat untuk memutuskan penyatuan bibir mereka. Radinka yang tidak menduga Mila akan melakukan hal tersebut, nyaris terjengkang ke belakang. Kemilau langsung tertunduk dan meminta maaf yang sebesar-besarnya. Entah apapun alasan Radin, dia tidak ingin tau. Yang jelas dia tidak menyukainya. “Maaf, Tuan. Ini … ini sudah malam.” Dia beralasan. Sudah tidak tau juga harus berkata apa. Sesungguhnya dia takut Radin menilainya tidak sopan. Tapi hati nuraninya benar-benar tidak terima pria itu
Read more
Bab 35. Hurted, both.
Mila terlihat jelas menelan saliva. Kejadian tadi malam kembali menari-nari di dalam benaknya.“Sekalian yang ini.”Radinka tiba-tiba menarik kaos oblong yang sedang dia kenakan sekarang. Kemilau yang kaget, dengan cepat menutup mata dan menundukkan kepala. Ya Tuhan, laki-laki ini sama sekali tidak punya rasa malu!“Ini.” Aduh! Apa yang harus dilakukan Kemilau? Dia tidak ingin membuka mata! Sampai matipun dia tidak mau! Perempuan itu memilih untuk memanjangkan tangannya saja, tanpa melihat ke arah yang bersangkutan. “Buka mata kamu atau baju mahal saya akan jatuh ke lantai.”Biarlah dikata tidak sopan, tapi Kemilau tidak ada pilihan. “Tolong taruh di tangan saya saja, Tuan," pintanya.Radinka rupanya begitu terhibur dengan sikap wanita itu. Dia meletakkan baju tersebut di ujung jemari Mila. Dan saat perempuan itu akan menggapainya, Radin menarik lagi dengan kuat sehingga Kemilau ikut maju.Pakaian di tangan kiri Mila terjatuh dan sekarang dia berujung menubruk dada Radinka yang keka
Read more
Bab 36. Victoria Secret.
Kemilau meluapkan semua tangisnya di dalam bantal. Sesaat setelah kalimat itu dia ucapkan, sesungguhnya, saat itu juga dia langsung menyesal. Kenapa juga harus melontarkan kata-kata yang terkesan mengemis perhatian seperti itu? Jangan sampai Radinka mengira dia sedang menjual kesedihan di sini. Tidak ... Kemilau tidak masalah jika tetap menjadi babu, tetap dibentak, tetap disiksa. Asalkan jangan sampai dijadikan pelampiasan hanya karena dia jauh dari kekasihnya. Mila tidak menyukai Radinka dan segala hal yang berkaitan dengan laki-laki itu. Sekali Radin berani menyentuhnya, dia berjanji tidak akan diam. Radin sudah tau bahwa dia punya kemampuan bela diri. Seharusnya dia tidak berani bermain api. Satu jam cukup bagi Kemilau untuk tenggelam dalam kesedihan. Berlama-lama di kamar tentu akan semakin membuat Radinka berpikiran yang tidak-tidak. Lagian mereka akan ke pantai hari ini. Ah, apa yang akan dia kenakan? Kemarin rencana membeli baju renang sudah gagal karena kejadian itu. Tapi d
Read more
Bab 37. Gelato time.
Sepanjang perjalanan menuju pantai, Kemilau hanya berdiam diri. Kata-kata Radinka di pinggir jalan tadi masih terngiang-ngiang di telinganya. Untuk pertama kalinya dia mendengar laki-laki itu menyebutnya sebagai ‘istri’. What happened? Kenapa dia tiba-tiba bersikap seperti itu? Kemilau merasa tidak nyaman. Karena entah kenapa kini hatinya ikut-ikutan terpengaruhi. Tadi dia sama sekali tidak merasakan apapun saat Radin menggenggam tangannya. Lebih tepatnya sejak kemarin, sejak mereka mulai bersandiwara. Tapi sekarang, entah kenapa telapak tangan besar itu seperti mengirimkan aliran listrik ke dalam seluruh sel-sel tubuh Kemilau. Kali ini dia merasakan cara genggaman Radin yang berbeda dari yang sudah-sudah. Yang ini seperti lebih erat, padahal kalau dilihat-lihat, sama saja. Belum lagi lengan mereka yang saling menempel. Apakah hanya Mila yang merasakan sensasi berbeda karenanya? Atau Radinka juga? Sadar Mila! Ya Tuhan!Seakan menyadari diam istrinya, Radinka yang tadinya sibuk men
Read more
Bab 38. Damai?
Akhirnya sampai juga di pantai. Kemilau merasa itu adalah sepuluh menit terlama dalam hidupnya. Apalagi saat Radin tiba-tiba melontarkan pertanyaan aneh seperti tadi. Mila sama sekali tidak bisa menjawab. Yang ada dia mematung karena tidak menduga Radin akan bertanya demikian. Untungnya laki-laki itu kembali bisa mencairkan suasana.Keduanya langsung menghampiri salah satu tenda kecil yang ada di bibir pantai. Dimana sudah ada Amar dan istrinya di sana, yang sedang duduk di atas kursi santai yang terlihat begitu nyaman."Oma, Opa." Kemilau menyapa duluan. Radinka sudah melepaskan tangannya."Milaaaaa, kamu cantik sekali, Sayang." Pratiwi menyambut cipika cipiki dari gadis belia itu. "Terima kasih, Oma." Mila tersenyum lembut.Radinka juga menyapa Amar dan duduk di sebelahnya. Kini dia dan Mila bagaikan berbagi tugas untuk menemani pasangan suami istri itu."Pak Radin dan Ibu Mila sudah sarapan?" tanya Amar."Sudah, Pak. Sebelum ke sini tadi. Bapak dan Ibu ... ke sini sendiri, atau ba
Read more
Bab 39. Seperti sedia kala.
Kemilau terpana melihat kedua tangan Radinka yang terbentang di hadapannya. Berdamai? Apakah semua orang kaya akan melupakan semua perbuatan mereka dengan mudah? Atau apa karena Mila masih begitu muda sehingga pria ini mengira dia akan gampang dikelabui?Lalu tadi laki-laki itu juga memintanya untuk menjadi dirinya sendiri. Selama di Bali. Lalu, setelah pulang ke Jakarta apa dia diwajibkan akan menjadi babu lagi? Apa dia akan kembali disiksa dan dianiaya? Namun Mila sadar benar kalau mereka masih harus sandiwara. Keluarga Amar pasti sedang memperhatikan mereka. Perempuan itupun maju selangkah, sehingga semakin dekat dengan Radinka. Dia menatap wajah tampan itu dengan lekat."Tuan, saya sangat sadar kalau kita sedang bersandiwara. Tapi bisakah kita melakukan yang sewajarnya saja? Terus terang ... saya tidak nyaman dengan sikap Tuan yang seperti ini."Radinka terkejut mendengarnya? Jelas. Tangannya otomatis turun dengan perlahan. "Sampai kapanpun, kita tidak mungkin bisa berdamai. Ma
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status