All Chapters of Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing: Chapter 21 - Chapter 30
102 Chapters
21. Kekesalan Davie
Davie tiba di rumah dengan wajah yang begitu muram. Tubuhnya terasa lelah seharian ini. Entah kemana saja ia pergi dalam sehari. Belum lagi dirinya harus sering menjenguk Naura. Barangkali wanita itu membutuhkan sesuatu, namun malu untuk mengatakannya. Sejujurnya, Davie membantu Naura hanya karena kasihan. Perasaannya untuk Naura sudah lenyap sejak wanita itu mengkhianatinya.Tapi sepertinya, Davie harus tetap menjaga jarak agar Naura tidak mengharapkan perasaan yang lebih dari sekadar teman. Davie memahami karakter Naura. Jika ada pria yang begitu perhatian padanya, maka Naura akan langsung menyukai pria tersebut. Karakter itu tetap sama seperti dulu.Davie menghempaskan tubuh di atas sofa sambil memejamkan mata. Rasanya malas sekali untuk sekadar beranjak ke kamar. Apalagi harus menaiki anak tangga. Kedua kaki Davie terasa pegal dan tidak sanggup lagi untuk berjalan. Ia memutuskan untuk tidur di sofa saja.Baru beberapa detik Davie memejamkan mata, suara tegas tiba-tiba menggema di
Read more
22. Tuduhan Tak Mendasar
Ileana baru saja terbangun dari tidurnya saat pundaknya dipegang oleh seseorang. Semalaman Ileana menjaga Nisaka di rumah sakit dan tertidur dengan kepala menunduk ke bawah sambil bersandar di kursi, tepat di samping tempat tidur Nisaka. Ileana memaksakan kedua matanya untuk terbuka. Ia menoleh ke belakang. Ternyata Ikhwan yang menyentuh pundaknya.Ileana mengusap kedua matanya sejenak, lalu bertanya, "Ayah udah datang dari tadi?""Iya, Nak. Cuma Ayah nggak tega banguni kamu. Kayaknya kamu capek banget. Mending kamu pulang, terus istirahat. Tadi pagi, Davie mampir ke sini dan bilang ke Ayah kalau kamu nggak usah datang ke kantor dulu. Biar kamu istirahat dan fokus jagain Nisa," ucap Ikhwan."Tapi aku harus izin sama kepala ruangan, Ayah. Nanti disangka malas."Ikhwan tersenyum. "Itu nggak perlu. Nak Davie udah izinkan kamu. Jadi, kamu tinggal pulang ke rumah, bersih-bersih, makan, terus istirahat. Biar Ayah yang jagain Nisa di sini.""Iya, Yah. Aku pulang dulu ya. Kalau ada apa-apa, l
Read more
23. Diblokir
Pukul 20.00 malam, Ileana duduk sendiri di teras rumah. Menatap ke arah langit malam yang gelap. Hanya ada beberapa bintang saja yang terlihat. Cuaca sedang hujan saat ini dan Ileana mengenakan jaket agar tidak terkena flu karena udara cukup dingin.Ileana tampak melamun, memikirkan segala ucapan Khairil yang begitu menyesakkan dada. Tidak bisakah pria tua itu berbicara dengan sopan? Bukankah dia memiliki riwayat pendidikan yang bagus? Kenapa cara bicaranya tidak seperti orang yang terdidik?Perasaan Ileana saat ini sudah bercampur-aduk. Ia memikirkan reputasinya di kantor. Mungkinkah Khairil akan menyebarkan fitnah itu pada karyawan lainnya? Ileana tidak bisa membayangkan hal seperti itu akan menimpa dirinya."Susah payah gue bangun karir sampai sejauh ini. Terus, bakal dihancurin gitu aja sama orang lain. Perkara gue dekat sama Davie. Padahal yang dekati gue itu ya Davie sendiri. Udah berapa kali dia gue tolak, tapi masih aja dekati gue."Ileana berbicara sendiri di tengah rintik hu
Read more
24. Jauhi Aku
Mobil sedan hitam milik Davie berhenti di depan pekarangan rumah Ileana. Sebelumnya, ia pergi ke rumah sakit dan berharap akan bertemu dengan Ileana di sana. Tapi Ikhwan mengatakan bahwa Ileana sudah pulang ke rumah untuk beristirahat. Itu sebabnya, mengapa Davie berada di kediaman Ileana saat ini. Ia benar-benar merindukan wanita itu. Davie juga ingin menanyakan alasan Ileana tidak menjawab panggilannya.Davie melangkahkan kaki menuju teras rumah tersebut. Diketuknya pintu rumah yang catnya sedikit memudar. Ketukan berulang tidak mampu membangunkan si pemilik rumah. Ingin menghubungi Ileana, namun nomornya tidak bisa dihubungi.Davie semakin frustrasi. Ia mengetuk pintu itu lebih keras lagi. Berharap Ileana mendengar dan membukakan pintu itu untuknya. Berkali-kali Davie mengetuk dan memanggil nama Ileana. Hingga akhirnya, usaha yang ia lakukan pun berhasil membangunkan si pemilik rumah.Ketika pintu dibuka, Davie langsung tersenyum sumringah dan memeluk tubuh Ileana. Kesadaran Ileana
Read more
25. Pengorbanan Davie
Pagi hari, tepat di waktu subuh, Ileana terbangun dari tidurnya. Wanita itu memaksa membuka mata untuk segera turun dari ranjang. Ia berjalan keluar kamar dengan perasaan malas karena masih mengantuk.Langkahnya menuntun Ileana menuju kamar mandi dan bergegas mencuci muka serta menyikat gigi. Setelah beberapa menit selesai, barulah Ileana tersadar akan sesuatu. Ia bergegas keluar dari kamar mandi lalu berlari kecil ke arah pintu utama.Sebelum membuka, Ileana menarik nafas dalam lalu membuangnya perlahan. Setelah itu, barulah ia membuka pintu dengan lebar. Pemandangan pertama yang Ileana dapati adalah seorang pria tertidur lelap di teras rumah sambil meringkuk kedinginan. Mata Ileana melebar dan menghampiri pria tersebut."Davie! Davie, bangun!"Davie hanya menggeliat. Tubuhnya terasa gemetar saat Ileana menyentuhnya. Ileana juga memeriksa dahi Davie. Cukup panas. Davie demam karena terlalu lama tidur di luar."Davie, kamu semalaman tidur di sini?"Pria itu hanya mengangguk pelan samb
Read more
26. Berdebat
"DAVIE!"Ileana dan Davie kompak menoleh ke arah pintu utama. Mereka terkejut dan berdiri bersamaan. Menatap lurus ke arah pria paruh baya yang tak lain adalah Khairil. Tatapan tajam Khairil hanya tertuju pada satu orang yaitu Ileana. Baginya, kehadiran Ileana dalam kehidupan Davie adalah sebuah malapetaka. Ia sangat tidak suka dengan wanita yang berasal dari kalangan menengah ke bawah.Khairil akan merasa malu jika nanti Davie benar-benar menikahi wanita itu. Apa yang akan ia katakan pada para koleganya? Mereka pasti akan mencemooh dirinya karena mempunyai seorang menantu seperti Ileana. Lagipula, Khairil juga memiliki tujuan tertentu yang masih dirahasiakan olehnya."Ngapain kamu di sini, hah?! Semalaman nggak pulang ke rumah, ternyata kamu tidur sama cewek ini!""Pa, aku nggak tidur sama dia! Aku tidur di teras!" balas Davie tidak terima. "Aku kesini karena mau minta maaf sama Ilea atas perbuatan Papa! Jahat banget Papa ngomong kasar sama Ilea. Aku nggak nyangka Papa serendah itu."
Read more
27. Rasa Tak Percaya
Setelah kembali ke rumah, Davie terkejut melihat sosok wanita yang tak asing baginya. Wanita itu adalah Naura, mantan kekasihnya. Untuk apa dia datang ke rumah Davie? Padahal Davie sudah melarangnya.Davie mempercepat langkahnya untuk menghampiri Naura yang terlihat sibuk dengan penggorengannya. Dengan sedikit kasar, Davie menarik tangan wanita itu agar menoleh padanya. Jelas terlihat ekspresi terkejut Naura saat menatap Davie."Kamu ngapain di sini?""Ehm, aku cuma-""Cuma apa?!" Davie sedikit meninggikan suaranya saat menyela ucapan Naura. "Aku udah bilang sama kamu kan sebelumnya. Jangan pernah datang ke rumah aku. Urusan kamu sama suami kamu belum selesai. Kamu kesini cuma nambah masalah aja."Naura hendak berbicara. Namun suara Khairil yang masih berada di dalam kamar langsung menginterupsi. Davie dan Naura kompak menoleh ke arah pintu kamar Khairil yang baru saja dibuka. Khairil sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Pria itu hanya mengenakan handuk kimono berwarna p
Read more
28. Rencana yang Dirahasiakan
Ileana dan Jian sudah masuk ke dalam ruang produksi. Berdasarkan hasil pengecekan beberapa hari terakhir, ada banyak kerusakan di sebagian alat-alat produksi. Tampaknya perusahaan harus segera menggantinya dengan yang baru. Alat-alat itu memang sudah lama juga tidak diganti. Wajar saja sering mengalami kerusakan.Ileana mengambil sebuah catatan yang nantinya akan dijadikan sebagai pelaporan ke atasan. Sementara Jian mengecek alat-alat yang rusak tersebut. Mungkin untuk sementara waktu mereka akan memperbaikinya agar kegiatan produksi tetap berjalan."Ilea, kenapa lo nggak biarin gue mukul dia lagi sih? Gue masih kesel sama tuh orang," ujar Jian."Gue cuma nggak mau lo terlibat masalah hanya karena belain gue, Ji," jawab Ileana tanpa menoleh ke arah Jian. "Gue harus perbaiki reputasi gue lagi di sini. Udah banyak banget fitnah yang disebar, perkara gue dekat sama anaknya boss."Jian menghentikan aktivitasnya untuk menatap Ileana yang masih sibuk dengan catatannya. "Tapi menurut gue, it
Read more
29. Mendadak Berubah
Sudah seminggu sejak pertemuannya dengan Davie terakhir kali di rumah waktu itu, Ileana tidak pernah bertemu kembali dengannya. Pria itu tidak datang ke kantor. Padahal Davie terkenal sangat disiplin dan patuh pada peraturan. Bahkan Davie sering datang lebih pagi sebelum karyawan lain.Ileana merasa hampa kali ini. Tidak ada yang mengganggunya. Memang menyebalkan, namun Ileana merasa kehilangan sosok pria itu.Ileana menghembuskan napas panjang. Merasa tidak bergairah untuk bekerja. Sejak tadi, ia terus duduk melamun di ruangannya."Heh!"Sebuah tepukan di pundak membuat Ileana terlonjak kaget. "Ih, Jian! Kaget gue!""Ya suruh siapa lo ngelamun dari tadi. Gue panggilin nggak dengar-dengar. Terpaksa gue tepuk pundak lo," ujar Jian sambil duduk di samping Ileana. "Lo kenapa sih? Dari tadi diam aja. Ada apa?""Hhh! Gue kepikiran Davie, Ji. Gimana kabarnya sekarang ya? Udah seminggu loh dia nggak masuk ke kantor."Jian mendecak kesal. Disentilnya dahi Ileana hingga membuat Ileana mengaduh
Read more
30. Aura Dingin
Saat jam makan siang, Ileana bersama Jian berencana untuk pergi ke kantin kantor. Hari ini, Ileana tidak sempat membawa bekal karena kesiangan. Jadi, terpaksa ia makan di kantin.Dalam perjalanan menuju kantin, Ileana sempat memperhatikan beberapa karyawan yang berpapasan dengannya. Mereka tampak memperhatikan Ileana, seolah sedang meremehkan dirinya.Entah itu perasaan Ileana saja, atau memang sedang terjadi sesuatu, namun Ileana tidak mengetahuinya. Bahkan tatapan karyawan yang ada di kantin saat ini pun sama. Tatapan mereka membuat Ileana merasa tidak nyaman."Ji, lo ngerasa nggak sih?" tanya Ileana sambil duduk di kursi kantin."Ngerasa apa?""Karyawan di sini lihatin gue terus. Tatapannya sinis, kayak ngeremehin gue."Jian menoleh ke beberapa karyawan yang ada di kantin. Tapi semua mengalihkan pandangan saat Jian menatap mereka."Abaikan aja. Nggak usah dipikirin," ujar Jian saat menyadari hal tersebut. "Sekarang, fokus aja sama karir lo. Nggak usah pikirin mereka. Anggap aja mer
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status