Semua Bab Berdamai dengan Takdir: Bab 11 - Bab 20
63 Bab
BAB 10
Al mengerjapkan matanya ketika mendapati ponselnya bergetar di atas nakas, seingatnya dia tidak pernah mengganti dering ponsel dengan mode getar. Dia lalu berusaha bangkit untuk meraih ponselnya, namun sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya menyulitkan dia bergerak.Merasa ada yang ganjil lantas Al membalikkan badannya, dia mendapati Tania tidur tanpa sehelai benang di tubuhnya. Jantung Al semakin berpacu ketika mendapati dirinya yang juga tanpa busana.Al segera bangkit dari tempat tidur lalu meraih pakaiannya yang berserakan di lantai. Ponselnya kembali bergetar dan dia segera mengangkatnya."Hanna, maaf aku ketiduran di kantor," kata Al yang dengan terpaksa berbohong pada istrinya.Tania membuka matanya ketika mendengar suara Al yang sedang menelepon seseorang. Dia bangkit lalu duduk sambil menutupi tubuhnya dengan selimut sampai batas dada.Setelah menutup ponselnya kemudian Al berbalik menatap Tania. Dia mendapati Tania masih membeku di atas tempat tidur dengan sprei yang ber
Baca selengkapnya
BAB 11
Di lantai dua balkon rumahnya, Hanna sedang menjemur selembar sprei miliknya. Tiba-tiba angin berembus kencang menerbangkan sprei itu hingga terjatuh ke ke bawah. Seseorang yang tidak diketahui rupanya segera memungut sprei yang tergeletak di tanah kemudian membawanya pergi. Hanna ingin berteriak tapi tak sepatah katapun keluar dari mulutnya, dia justru tergelincir lalu terjun dari lantai dua rumahnya."Aaarrrggghhh ...."BUKK!?Hanna merasakan sakit di sekujur tubuh. Selimut masih membelit sebagian kakinya, sedangkan kepala dan badannya terkapar di atas lantai. Dia meringis mendapati dirinya baru saja terjun bebas dari atas tempat tidur.Dia mengusap lengannya yang memar karena terbentur kaki nakas, ini bukan kali pertama Hanna mengalami mimpi buruk. Anehnya, mimpi itu selalu datang berulang, tentang seseorang yang membawa lari sprei miliknya. Bahkan yang lebih parahnya lagi, di dalam mimpinya seseorang mengambil sprei pengantin di hari pernikahannya.Hanna bangkit lalu duduk di pingg
Baca selengkapnya
BAB 12
Setelah sampai di ruangan Al, kemudian petugas keamanan melerai pertikaian Ryan dengan sepupu yang selama ini menjadi bosnya itu. Melihat Al yang babak belur lantas Tania bangkit dan membantu Al berdiri lalu mendudukannya di kursi. Tak tahan melihat pemandangan itu, Hanna yang masih terisak lalu memalingkan wajahnya kemudian bergegas meninggalkan ruangan.Baik Al ataupun Ryan tak ada satupun yang menyadari kepergian Hanna. Bahkan Ryan hampir lupa jika dia datang bersama istri dari sepupunya yang baru saja dia pukuli.Melihat Hanna pergi lantas Kevin diam-diam mengikutinya. Tak jauh di belakang Hanna, dia melajukan mobilnya dengan sangat lambat.Wanita itu jauh-jauh datang ke Kalimantan untuk menemui suaminya, tapi dia justru memergoki suaminya selingkuh bersama perempuan lain. Sungguh ironis!Awalnya Kevin ingin menghubungi Dean, tapi dia mengurungkan niatnya. Dia takut Dean akan melakukan hal gila demi membela wanita pujaan hatinya itu. Bagi Kevin tak ada gunanya mencampur adukkan uru
Baca selengkapnya
BAB 13
Di salah satu meja restoran, masih di dalam gedung hotel tempatnya menginap, Hanna memandangi wajah suaminya yang duduk di hadapannya. Memar di wajah Al cukup parah, nampaknya Ryan sungguh-sungguh memukuli orang yang masih ada hubungan darah dengannya. Ingin sekali Hanna membelai wajah itu, tetapi dia teringat dengan Tania yang lebih dahulu menyentuhnya ketika pertikaian itu terjadi."Luka di wajahmu cukup parah, Mas," Hanna menyelisik wajah Al."Ya, aku pantas mendapatkannya," jawab Al lantas memandang kepada istrinya."Ada yang perlu kamu jelaskan, Mas? Aku siap mendengarkannya. Kita akan menyelesaikan masalah ini sebelum aku kembali ke Jakarta," tegas Hanna yang tak ingin berlama-lama di Kalimantan. Setiap kali dia mengingat kejadian kemarin hatinya terasa perih, dia ingin sekali melupakannya. Bahkan jika bisa, dia berharap menjadi amnesia."Hanna, maafkan aku. Sebenarnya aku sudah menikah dengan Tania sejak beberapa bulan yang lalu," ucap Al dengan tatapan penuh penyesalan. Sebenar
Baca selengkapnya
BAB 14
Dua bulan berlalu, akan tetapi Al tidak juga datang menemui Hanna, bahkan Al juga tidak menghadiri persidangan perceraian mereka. Hanna menganggap Al benar-benar tidak ingin kembali padanya. Sungguh pahit luar biasa, Hanna harus menyandang status janda di usianya yang masih muda. Siapa sangka pernikahan pertamanya harus kandas begitu saja.Kevin menatap sosok Hanna yang sedang memandangi pesawat. Dia turut prihatin atas permasalahan yang dihadapi wanita itu. Namun di sisi lain Kevin merasa senang karena akhirnya dia bisa membawa Hanna ke Amerika. Dia merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki hubungan Hanna dengan Dean. Suatu saat mereka harus bertemu, entah kapan karena untuk saat ini Hanna ingin Kevin merahasiakan kedatangannya dari Dean.Hanna dan Kevin sedang menunggu pesawat di ruang VIP yang akan membawa mereka ke Amerika. Langit di bandara tampak cerah dan Hanna mengambil sejumlah gambar dengan ponselnya. Dia memilih gambar yang paling bagus lalu mempostingnya ke media sosial.P
Baca selengkapnya
BAB 15
Setibanya di Bandara Internasional Tampa, Kevin segera membawa Hanna ke sebuah hotel bintang empat. Cuaca di Tampa sangat cerah, langit biru serta semburat awan cirrus menghiasi pemandangan kota. Selama di dalam mobil tak henti-hentinya Hanna mengagumi kota itu, dia tidak sabar ingin mengunjungi pantai di kota yang terletak di bagian selatan negara Amerika Serikat."Istirahatlah Hanna, aku juga menginap di hotel ini. Jika membutuhkan sesuatu kamu bisa menghubungiku. Besok kita akan ke Al Huda Pre School," ucap Kevin sebelum meninggalkan Hanna.Perjalanan yang memakan waktu lebih dari dua puluh jam membuat Hanna sangat kelelahan, apalagi dia juga masih harus transit untuk mengganti pesawat. Awalnya Kevin menawarkan agar dijemput dengan jet pribadi milik Dean, akan tetapi karena Hanna tidak ingin keberadaannya diketahui Dean maka Kevin terpaksa menggunakan pesawat komersil.Setelah Kevin pergi lalu Hanna mengunci pintu. Dia mengeluarkan beberapa helai pakaian ganti dan bergegas ke kamar
Baca selengkapnya
BAB 16
Al masih sibuk dengan pekerjaannya ketika Tania masuk ke ruang kerjanya. Sekilas Al mengamati Tania yang mulai mendekat ke arahnya."Ryan bilang kamu akan ngantor di Jakarta lagi, Mas?" tanya Tania sambil mengamati pekerjaan suaminya."Ya, di sini sudah ada manajer baru. Aku akan kembali mengurus kantor pusat." Al menjawab pertanyaan istri sirri nya tanpa mengalihkan pandanganya dari layar laptop."Apa aku boleh ikut?" tanya Tania seraya memeluk punggung suaminya. Dia menghidu leher suaminya, seolah itu adalah candu yang bisa memabukkan."Lusa kita akan berangkat ke Jakarta. Aku juga ingin membawamu bertemu dokter Toni. Beliau dokter kandungan yang dulu mengawasi kehamilan almarhumah mamaku," jawab Al kemudian melepaskan tangan Tania.Sejujurnya Al merasa sudah tidak nyaman berdekatan dengan Tania, apalagi setelah mendengar fakta dari dokter Toni. Perasaan Al pada Tania semakin tergerus hingga tak tersisa barang sedikitpun."Bagaimana dengan Hanna?" Tania memiringkan kepalanya agar dap
Baca selengkapnya
BAB 17
"Saya mohon, Bu. Tolong beri tahu saya keberadaan Hanna. Saya sangat mencintainya, saya ingin rujuk dengannya." Entah sudah berapa kali Al memohon pada Bu Yana tapi wanita itu tidak menggubrisnya, bahkan Rayyan pun tak bisa berbuat apa-apa."Maaf, Nak. Hubungan Al dan Hanna kan sudah berakhir. Jikalau Al benar-benar mencintai Hanna, tolong biarkan dia memulai kembali hidupnya," ucap Bu Yana pada pria yang sedang bersimpuh di depannya."Bangunlah, Al! Jangan merendahkan dirimu seperti ini! Jika Hanna ditakdirkan untukmu pasti dia akan kembali padamu. Untuk sekarang, biarkan dia menenangkan dirinya dulu." Bu Yana memaksa Al untuk berdiri dan kembali duduk di kursinya."Apa Hanna sudah menikah dengan pria lain, Bu?" tanya Al cemas."Belum. Sejauh yang ibu tahu, Hanna tidak sedang dekat dengan pria manapun. Hanya saja ...." Bu Yana tidak melanjutkan ucapannya, dia merutuki dirinya sendiri yang hampir saja kelepasan berbicara."Hanya apa, Bu?" telisik Al pada mantan mertuanya. Al tidak ingi
Baca selengkapnya
BAB 18
Di dalam bus sesaat sebelum mereka berangkat meninggalkan sekolah, Hanna dengan sabarnya memimpin anak-anak membaca do'a naik kendaraan. Hiruk pikuk serta canda tawa meramaikan suasana di dalam bus sepanjang perjalanan mereka, sesekali Hanna melemparkan kuis lalu memberikan hadiah bagi anak yang bisa menjawabnya.Bus yang mereka tumpangi membawa tujuan pertama mereka, yakni kebun binatang. Ammar dan Unsa membimbing anak-anak berbaris sebelum memasuki Kebun Binatang Tampa yang terletak di Lowry Park. Nampak anak-anak itu sangat tidak sabar ingin segera memasuki kebun binatang.Dibimbing oleh guru kelasnya masing-masing, satu persatu anak-anak memasuki kebun binatang melewati susunan gapura yang terbuat dari kayu. Mereka sangat antusias melihat satwa-satwa di dalam kebun binatang itu.Perhatian Hanna tertuju pada sebuah ornamen kayu yang bertuliskan 'Sulawesi', seketika rasa rindunya terhadap tanah air membuncah di dadanya. Dia belum memikirkan kapan akan kembali ke negara asalnya karena
Baca selengkapnya
BAB 19
Dean baru saja menutup panggilan telepon ketika pintu ruangannya diketuk, Kevin muncul dari balik pintu setelah Dean menyuruhnya masuk. Dia membawa beberapa berkas yang perlu ditandatangani Dean."Barusan Al meneleponku," kata Dean datar. Dia dengan santai menyandarkan bokongnya di tepi meja. "Oh, ya? Untuk apa? Aku baru saja menerima laporan keuangan perusahaannya, nampaknya tidak ada masalah di sana." Kevin yang baru saja ingin meletakkan berkas-berkas itu mengurungkan niatnya.Dean bersedekap lalu menghela napas. "Al bilang Hanna kabur dari rumah. Apa terjadi sesuatu ketika kamu di Kalimantan? Rasanya mustahil Hanna kabur begitu saja."Jantung Kevin mulai berdegup lebih kencang, dia mengeratkan tangannya pada berkas yang dipegangnya. Dia mencoba mengatur napasnya agar tidak tampak panik. Kemudian memikirkan alasan apa yang harus dia katakan untuk mengelabui bosnya.Nampaknya Kevin tak memiliki kesempatan untuk berkelit lagi. Tatapan Dean yang meng-intimidasi seolah ingin mengatakan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status