Keesokan harinya, Dante bangun lebih awal. Ia telah memakai setelan rapi, berdiri diam di samping ranjang Binar yang tengah tertidur pulas. Jemarinya menyentuh pipi Binar perlahan, takut membangunkan. Wajah Dante tetap tenang, tapi sorot matanya menyimpan emosi campur aduk. “Aku lebih suka kau membenciku,” bisik Dante lirih. “Itu lebih baik daripada kau pergi dari jangkauanku.”Di ruang kerjanya, Dante menyalakan rokok. Memandang diam tumpukan laporan organisasi yang ia abaikan beberapa pekan. Berulang kali ia menghembuskan kepulan asap. Di depannya, berdiri Matthias yang senantiasa diam tak bergerak menanti perintah. "Apa kau akan terus diam, Matthias?" tanya Dante memecah keheningan. "Aku di sini untuk mendengar perintah."Dante mengangguk pelan, menyesap rokoknya sekali lagi. "Begitu. Kalau begitu jaga dia.""Dia?" Matthias sedikit terperangah, tapi dengan cepat menguasai ekspresinya untuk kembali tenang. "Binar."Matthias mengedip, tetap tenang. "Sejauh mana aku harus menja
Last Updated : 2025-04-15 Read more