"Ketika cinta berubah jadi senjata, aku belajar bahwa diam bukan lagi pilihan." --- Ruang Konsultasi Hukum Fakultas – Pagi Itu “Ini semua... bukti?” tanyaku pelan, menatap meja penuh kertas. Di hadapanku, Dimas mengangguk. Ia tampak serius, mengenakan kemeja biru muda yang digulung hingga siku. Di sampingnya, Kak Ardi duduk dengan rapi seperti biasa, jas almamater tergantung di kursi. “Setiap tangkapan layar, setiap bukti transfer, semua testimoni sudah kita susun kronologis. Termasuk rekaman suara waktu kamu cerita soal penyebaran fotomu,” jelas Dimas. Tanganku gemetar saat melihat kertas-kertas itu. Bukti dari hidupku yang pernah kututup rapat, kini terbuka di hadapan dua laki-laki yang memilih berdiri di sisiku. “Gue kadang mikir, apa semua ini sia-sia...” gumamku lirih. “Nad, kamu salah kalau kamu pikir kamu sendirian,” kata Ardi pelan. “Orang-orang yang kamu kira hanya peduli saat kamu kuat, sekarang melihat bahwa kamu layak diperjuangkan bahkan saat kamu jatuh.” Aku meno
Last Updated : 2025-06-21 Read more