Pagi ini, Isvara bangun setelah semalaman perasaannya terganggu karena genggaman tangan Alvano. Dia berusaha mengingat rasa familiar itu, tetapi gagal. Bahkan, hingga sekarang, rasa penasaran itu masih ada.Kini, Alvano dan Isvara telah duduk di kursi meja makan, menikmati sarapan mereka dengan tenang.Namun, Alvano yang sadar sejak tadi Isvara terus mencuri pandang padanya, akhirnya bersuara, “Kenapa kamu lihatin aku terus kayak itu?”Yang ditanya langsung gelagapan, seperti kucing yang tertangkap basah mencuri lauk. Isvara menggelang pelan, lalu membuang pandangannya ke arah sepiring nasi goreng di hadapannya.“Ng–nggak … gak ada yang lihatin kamu,” jawab Isvara terbata.Alvano tersenyum tipis, lalu kembali berkata, “Aku harus berangkat sekarang.”Isvara langsung mengangkat kepalanya, berusaha tenang, lalu menatap Alvano sejenak. “Oh iya, hati-hati.”Alvano berdiri dari kursinya sambil merapikan bagian depan jasnya yang sudah rapi dari tadi. Gerakannya teratur, nyaris otomatis, sepe
Terakhir Diperbarui : 2025-05-16 Baca selengkapnya