Suasana ruang tamu kecil itu remang, hanya diterangi cahaya hangat dari lampu meja yang temaram di sudut ruangan.Bau alkohol, tawa kecil yang sempat mampir, dan sisa rasa pahit dari kenangan yang menggumpal di udara, menyelimuti mereka berdua.Tara duduk menyandar di sofa dengan kepala sedikit menunduk, bahunya yang lebar tampak melemah, seperti ada beban lama yang baru saja dijatuhkan ke dadanya.Saat suara Nadira terdengar, lemah namun sarat kasih, menyentuh sisi hatinya yang lama membeku, sesuatu dalam dirinya pecah.Ekspresi keras dan dingin yang biasa membungkus wajahnya retak, lalu hancur seluruhnya. Pria dewasa itu menangis, pelan tapi nyata, seperti bocah yang kehilangan arah pulang.“Nadira… Aku kangen Mama banget,” ucapnya, suara serak dan gemetar seperti gitar tua yang dipetik pelan.Tanpa banyak kata, Nadira memeluknya. Tubuh Tara gemetar dalam pelukannya, dan Nadira tahu… luka mereka bersisian, hanya s
Last Updated : 2025-08-10 Read more