Semua Bab Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku: Bab 221 - Bab 230

"Chuanyan …." Aku memanggilnya dengan suara rendah. Chuanyan segera menatapku dengan wajah polos, "ya, Kak?" "Kenapa kau ingin ikut?" Chuanyan tidak langsung menjawab, tapi dia melangkahkan kaki mendekat padaku, lalu tersenyum lebar. "Karena aku ingin menghabiskan banyak waktu dengan Kakak!" Aku menahan napas. Sesaat kemudian, aku merasa sangat lega untuk sesuatu yang tidak kuketahui alasannya. Mungkin karena Chuanyan sudah berubah dan akulah yang memutuskan untuk percaya padanya. Memangnya kenapa kalau Chuanyan ingin ikut pergi? Dia hanya ingin menghabiskan waktu denganku. Kalau aku ingin, aku bisa menolaknya kapan pun aku mau. Lalu tidak peduli dari mana dia mendengar bahwa aku ingin pergi ke suatu tempat, yang penting aku sudah percaya padanya. Aku menghela napas pelan. "Maaf, Chuanyan …. Ini adalah kencan antara aku dan Ye Qingyu saja. Kenapa kau harus ikut untuk acara yang menggelikan seperti ini?"Wajahnya terlihat sedikit kecewa, tapi dia tidak membantahku. "Kalau begitu

"Maafkan kami!" "T-tunggu! Bangun dulu …, aku tidak mengerti apa yang kalian katakan …." Aku menunduk pelan, benar-benar tidak bisa memahami mereka. "Ka-kami sudah menebang pohonnya tanpa izin karena mengira tempat ini tidak berpemilik! Sungguh, maafkan kami!" Aku berkedip beberapa kali. "Ah …, aku tidak peduli tentang pohon itu, hanya ingin kalian membantuku menemukan tempatnya saja. Sepertinya ibuku mengubur sesuatu di bawah pohon itu, aku ingin mengambilnya sekarang …."Mereka semua mengangkat kepala. "Su-sungguh?" "Eh …, tentu saja benar, aku sudah bilang …." Aku berkata pelan. Lalu mereka berdiri tanpa diminta lagi. "Kalau begitu, biar saya yang mengantar Anda berdua ke sana." Aku dan Ye Qingyu mengangguk. Mereka sungguh orang-orang yang baik. Bahkan mengantarkan kami ke tempat yang dituju. Sepertinya tidak terlalu jauh karena kami meninggalkan kereta kuda di tepi danau. Orang yang pergi bersama kami bernama Yu Bing. Dia banyak bercerita tentang warga Kekaisaran Han yang

Sebenarnya, yang kulakukan saat menunggu makan malam bukan hanya menyulam. Aku membuka surat yang ditinggalkan Ying Qi di mejaku. Ini adalah hasil penyelidikan tentang keberadaan Yu Yan setelah insiden kebakaran kediamanku. Kami mencarinya selama dua bulan terakhir, tapi jangankan keberadaannya, aromanya pun bahkan sudah tidak tercium lagi. Setelah Gedung Meihua beralih pemilik tepat setelah insiden kebakaran itu, Yu Yan seolah ikut menghilang bersama abu dan asap. Sulit sekali menemukan jejaknya. Mereka hanya menulis bahwa Yu Yan melakukan perjalanan lintas kota dengan tanda pengenalnya. Dan ada di Xibei dua minggu setelah kebakaran di kediamanku. Perjalanan dari Beizhou menuju Xibei membutuhkan waktu sekitar sepuluh hari. Kalau dia memasukinya pada hari ke empat belas, itu artinya dia sempat menetap di Beizhou selama empat hari pertama. Lalu menghabiskan sepuluh hari untuk menyusuri Beizhou dan tiba di Xibei. Yang membuatku penasaran adalah …, untuk apa dia pergi ke Xibei? Dan

Saat aku melebarkan peta istana dan meletakkan kotak itu di sampingnya, aku sudah tahu kalau dugaanku tentang ini benar. Kunci untuk membuka ini adalah menghafal jalur-jalur di dalam istana. Setiap rute, setiap sambungan mekanisme, setiap pola rumit, bisa dipecahkan hanya dengan membaca peta istana. Jalur gerbang utama menuju Istana Kaisar, hingga kolam teratai besar di tengah komplek Kediaman Pangeran, dan Taman Bunga di Istana Permaisuri, semuanya berada di atas kotak ini. Aku hanya perlu menggeser tuas-tuas kecil ini sesuai aturan yang ada. Aku yakin cara ini adalah benar. Napasku tertahan karena sangat fokus menyelesaikannya. Suara 'klik' pelan terdengar ketika salah satu tuas telah mencapai ujungnya. Aku menggeser tuas yang lain, membelokkannya ke kiri maupun kanan sesuai rute yang kupercayai benar. "Nyonya Muda, apakah Anda yakin dengan ini?" Chunhua yang masih berdiri di sebelahku, bertanya dengan nada tak yakin. "Aku yakin, Chunhua. Benda ini berada di istana selama ratu

Gedung Meihua secara aktif beroperasi sebagai pusat informasi bagi para pengelana mau pun pendatang dari negara lain. Tapi pengoperasian ketat yang setara Biro Informasi milik kekaisaran ini dikelola sendiri oleh Ying Qi dan teman-temannya. Aku hampir tidak tahu apa-apa tentang apa yang mereka kerjakan. Awalnya Ying Qi melaporkan kegiatan mereka setiap Minggu, tapi aku melarangnya melakukan itu, karena mereka sudah kubebaskan untuk melakukan apa pun jika itu tidak melibatkan kerusuhan antarnegara.Dan beroperasi sebagai pusat informasi sangat berguna untuk mendapatkan uang lebih banyak. Mereka mengumpulkannya dan menyumbangkannya kepada orang-orang membutuhkan setiap sebulan sekali. Ying Qi sudah mengajukan surat permohonan untuk membuka balai informasi karena belum ada di Beizhou. Tapi Gedung Meihua sudah dikenal sebagai rumah hiburan sejak awal, jadi Kementerian Ritus tidak bisa menerima permohonan itu begitu saja. Namun Ying Qi diberikan untuk mengoperasikan pusat informasi di