Hari itu, matahari memancar dengan hangat, menembus jendela kamar mereka.Xavier jarang sekali punya waktu libur, namun Sabtu dan Minggu selalu dia tandai di kalendernya sebagai hari milik Kayla.Tidak ada rapat, tidak ada urusan kantor, tidak ada telepon dari para klien yang mengganggu. Hanya ada dirinya dan wanita yang kini menjadi pusat hidupnya.“Bangun, Kayla,” bisik Xavier lembut sambil mengusap rambut istrinya yang masih terurai.Kayla mengeliat malas, matanya setengah terpejam, namun senyuman terbit begitu melihat wajah suaminya yang sudah rapi.“Kita mau ke mana pagi-pagi begini?” tanyanya serak, masih berat dengan kantuk.Xavier menunduk dan mencium keningnya. “Belanja. Kau tahu aku tidak suka menunda hal-hal penting. Dan kali ini, kau akan menemaniku seharian. Tidak ada alasan apa pun kecuali setuju.”Kayla sempat ingin protes, tapi senyum tipis di wajah Xavier terlalu menenangkan.Ia akhirnya bangun, mandi, lalu mengenakan gaun sederhana berwarna biru muda.Saat keluar kam
Last Updated : 2025-08-20 Read more