Langkah Nala terhuyung cepat ketika dia sampai di halaman rumah Sarah.Wajahnya pucat karena amarah, matanya merah menyala, dan jemarinya mengepal erat surat cerai yang tadi sempat dia bawa.Tanpa basa-basi, dia menekan bel berulang-ulang, hingga pintu terbuka dengan suara engsel berderit.Sarah muncul dengan pakaian rumah sederhana, rambutnya tergerai rapi, wajahnya tenang. Namun, senyum yang tersungging di bibirnya bukanlah senyum ramah, melainkan sinis, penuh ejekan.“Mau apa kamu kemari, Nala?” tanya Sarah dingin dan menatapnya dari ujung kepala hingga kaki.Nala langsung melangkah masuk tanpa izin. “Jangan sok polos kamu, Sarah!” suaranya meninggi penuh amarah.“Kamu pikir aku tidak tahu?! Semua ini gara-gara kamu! Kamu goda Liam sampai dia tega gugat cerai aku!”Sarah terkekeh pelan lalu melipat tangannya di dadanya. “Astaga, Nala. Jadi, sekarang kamu main tuduh aja, ya? Lucu sekali kamu ini.”“Jangan pura-pura di hadapanku, Sarah!” Nala menunjuk wajah Sarah dengan tangan berget
Terakhir Diperbarui : 2025-08-17 Baca selengkapnya