Florence malam itu senyap. Langit tampak bersih, tanpa bintang, seolah semesta pun sedang menyimpan seluruh cahayanya. Di dalam kamar hotel yang hanya diterangi lampu meja temaram, Averine berdiri di depan jendela, memandangi pantulan dirinya yang nyaris tak dikenali. Ia memeluk dirinya sendiri, tubuhnya dibalut kemeja tidur tipis, rambutnya dibiarkan jatuh, lembut tapi berantakan. Darian muncul dari kamar mandi, rambutnya basah, kausnya sederhana, dan wajahnya diam diam lelah. Tapi ketika ia melihat Averine berdiri begitu hening, ia tak bertanya. Ia hanya mendekat dan berdiri di belakangnya. "Kamu gak tidur?" tanyanya, pelan. Averine menggeleng. "Kepalaku terlalu penuh. Tapi... anehnya, aku gak merasa sesak. Cuma... kosong." Darian menatap bayangan mereka di jendela. Dua orang, berdiri dalam diam, saling mencari makna di balik semua luka. "Kamu pernah merasa... tidak tahu harus mencintai siapa lebih dulu? Dirimu sendiri, atau mereka yang menyakiti kamu?" tanya Averine, lirih. "
Last Updated : 2025-07-08 Read more