Zamir memarahi Darren habis-habisan. Baru setelah selesai memarahi, dia berbicara soal hal penting, "Kamu mau aku pulang untuk menegurnya, 'kan? Oke, aku atur dulu urusan di sini, lalu segera terbang pulang."Denzel menarik sedikit sudut bibirnya. "Terima kasih, Kakek."Livia duduk di sofa sambil membelai kepala anjing Samoyed, telinganya terus mendengarkan suara di balkon. Dia mendengar kata kunci, cucu menantu.Begitu Zamir mendekat, Livia langsung bertanya dengan tidak sabar, "Ayah, Denzel sudah punya pacar?""Ya, Denzel sudah punya pacar, bahkan sebentar lagi akan jadi ayah." Wajah pria tua itu penuh senyuman, tetapi wajahnya segera menjadi masam. Matanya melotot saat mengomel, "Tapi Darren si kolot itu malah merasa gadis itu nggak pantas untuk Denzel dan nggak merestui mereka menikah."Mendengar nama Darren, Livia mengernyit. Jelas, dia tidak punya kesan baik pada Darren. "Dia memang selalu begitu."Zamir meletakkan kedua tangan di belakang punggungnya, mendengus. "Ayah dan anak s
続きを読む