Mobil melaju pelan di bawah langit yang mulai menggelap. Lampu-lampu jalan satu per satu menyala, menciptakan pantulan redup di kaca depan. Nadine menatap lurus ke depan, kedua tangannya mencengkeram kemudi dengan keras, seolah hanya itu yang masih bisa ia genggam dari hidup yang terasa tergelincir.Di kursi belakang, Lio duduk diam sambil memeluk boneka kelincinya, tubuh kecilnya bergoyang lembut mengikuti laju kendaraan. Tak ada kata, hanya dentingan kecil dari klakson kendaraan di kejauhan dan suara napas Nadine yang makin berat.“Bunda...” suara Lio akhirnya terdengar pelan, nyaris seperti bisikan. “Ayah marah sama Bunda?”Nadine menelan ludah, mencoba menjawab dengan suara yang tidak pecah. “Tidak, Nak. Ini bukan salahmu.”“Tapi... Ayah tadi kelihatan takut.”Ia tidak menjawab. Matanya mulai berkaca, tapi pandangannya tetap tertuju ke jalan. Dalam hatinya, pernyataan Lio menggema, mengguncang dinding rapuh yang ia bangun dengan segala pembenaran. Ia menarik napas dalam, menahanny
Huling Na-update : 2025-06-29 Magbasa pa