Pagi itu, sinar matahari menyelinap masuk melalui celah-celah jendela kayu rumah Evelyne. Aroma kaldu ayam dan roti panggang menguar dari dapur kecil yang hangat. Lisette, ibunya, tampak sibuk mengaduk sup dalam panci besar sementara Evelyne membantu memotong wortel di meja. Mereka bekerja dalam keheningan yang nyaman, hanya sesekali terdengar denting sendok dan suara api yang berkedip dari tungku. "Harlan masih tidur?" tanya Lisette tanpa menoleh. "Sudah bangun, tapi sedang membantu Ayah di bengkel belakang," jawab Evelyne sambil tersenyum. "Katanya, hari ini ada pesanan meja dari keluarga Pak Torrin." Lisette mengangguk puas. "Baguslah. Hari ini kita makan siang lebih awal, jadi kamu bisa pergi ke pasar lebih cepat." Setelah sarapan bersama di meja kayu yang sedikit retak di sudut, Evelyne berpamitan. Ia membawa tas rotan berisi koin dan daftar belanjaan dari ibunya. Harlan menepuk bahunya pelan sebelum kembali ke bengkel, dan Ayahnya, Cedric, mengangguk sambil berkata, "Hati-h
Last Updated : 2025-07-29 Read more