Hari itu, Hari Minggu, saatnya Almira libur. Ia duduk di kamar kos dengan segelas air putih, menatap keluar jendela, melihat langit kota yang kelabu. Tiba-tiba, ia merasakan rindu yang menyesakkan. Rindu akan desa, rindu aroma sawah, rindu suara ibu. "Bu, aku sudah bekerja di kota. Rasanya sulit, tapi aku tidak mau menyerah. Aku ingin suatu saat punya kehidupan lebih baik. Tolong jaga aku dari jauh, ya, Bu…" Air matanya jatuh tapi cepat-cepat dihapusnya. Keesokan hari, saat Almira sedang mengetik, kepalanya tiba-tiba berdenyut hebat. Layar komputer berputar di matanya. Ia buru-buru memegang meja agar tidak jatuh. “Mir, kamu kenapa?” tanya Lestari cepat. Almira menggeleng, tersenyum memaksa. “Tidak apa-apa, Mbak… hanya pusing sebentar.” Namun wajahnya pucat pasi. Tapi ia tetap menyelesaikan pekerjaan, meski huruf di layar tampak kabur. Ketika pulang, langkahnya goyah. Sampai di kamar kos, ia langsung terbaring, tubuhnya menggigil meski udara malam terasa gerah. Dalam k
Last Updated : 2025-08-28 Read more