Semua Bab Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan: Bab 41 - Bab 50

Kai melihat dua benda yang ada di atas meja. Satu alat pengaman dan satu lagi adalah jarum berisi cairan. Pria itu tampak ragu. Dia benar-benar menginginkan Keyla.“Tuan Kai. Apa Anda bisa tidak menodai saya?” tanya Keyla kesulitan.“Lalu, apa yang harus aku lakukan?” Kai menatap Keyla.“Aku memilih untuk mati dari pada kehilangan keperawanan sebelum menikah.” Keyla tersenyum.“Apa?” Kai terkejut.“Ketika kesucianku hilang, aku akan tetap mengakhiri hidup ini. Kehidupanku sudah tidak ada artinya karena harga diri seorang wanita telah hancur layaknya pelacur,” jelas Keyla dengan suara pelan. Butiran bening terus mengalir dengan isakan yang menyesakkan dadanya.“Tolong, jika tidak ada Penawar. Suntikkan aku dengan racun lain yang bisa membuat aku mati.” Keyla mencengkram pergelangan tangan Kai dengan kuat hingga merah.“Apa kamu lebih memilih mati dari pada berhubungan denganku, Key?” tanya Kai menyakinkan lagi pilihan terakhir Keyla. Gadis itu sedikit tenang karena suntikan dokter Luo s

Yasmin benar-benar kesal karena rencananya gagal. Dia tidak mendapatkan apa pun dari kamar hotel. Keyla hilang begitu saja. Kamera di dalam kamar pun rusak. “Siapa yang menolong Keyla? Apa Kai?” Yasmin berada di luar negeri. Dia sedang melakukan perjalanan bisnis.“Aku menunggu kabar kehancuran Keyla, tetapi sudah satu minggu. Tidak ada berita apa pun. Aku tidak mungkin menghubungi para penculik.” Yasmin terlihat gelisah.“Aku hanya bisa bertanya kepada ibu. Dia bisa mencari informasi langsung dari rumah Kai.” Yasmin mengambil ponsel khusus untuk dia berhubungan dengan Yanti.“Halo, Yasmin. Ada apa?” tanya Yanti menerima panggilan.“Bu, apa ada kabar tentang Keyla di rumah Kai?” tanya Yasmin.“Ibu tidak tahu. Keyla sekarang terus berada di sisi Tuan Kai,” jawab Yanti.“Ibu harus cari tahu informasi tentang Keyla dan Kai. Apa mereka masih bersama?” Yasmin benar-benar kesal.“Baiklah. Ibu akan bertanya ke bagian dapur. Mungkin mereka bisa memberikan informasi tentang Keyla dan Tuan Kai,

Mobil berhenti di depan pintu utama villa kaca. Kai masih memangku Keyla. Pria itu mengunci tangan di pinggang gadisnya.“Kita sampai, Tuan.” Yibo membuka pintu. Pria itu langsung menunduk.“Lepaskan aku!” Keyla berusaha membuka tangan Kai yang melingkar di pinggangnya.“Tidak perlu. Aku bisa menggendong kamu.” Kai turun dengan tetap memangku Keyla. Dia menggendong gadis itu di depannya.“Ini juga pemandangan malam itu, Keyla. Aku menggendong kamu dan berciuman.” Kai benar-benar tidak peduli dengan keberadaan Yibo. Dia merasa seakan hanya ada mereka berdua.“Apa kamu tidak mau menciumku dengan posisi begini?” tanya Kai dengan tetap berada di halaman villa. Yibo telah pergi dengan mobil menuju rumah utama. “Apa?” Keyla menatap Kai. Tangannya menggantung di leher Kai dengan kaki melingkar di pinggang pria itu.“Ada apa dengan kamu, Key? Kenapa sulit mengakui bahwa kita adalah sepasang kekasih? Apa aku harus memutarkan kembali rekaman yang memperlihatkan perjanjian diantara kita?” Kai m

Jun dan Jia selesai kuliah di sore hari. Mereka menunggu Keyla di tempat parkir.“Jia, coba hubungi Keyla,” pinta Jun pada Jia.“Keyla belum mengaktifkan ponselnya,” jelas Jia.“Apa?” Jun terkejut.“Aku akan menghubungi professor Wang.” Jun mengeluarkan ponsel.“Mmm.” Jia menunggu Jun berbicara dengan dosen pembimbing Keyla.“Bagaimana?” tanya Jia.“Keyla tidak mengambil kelas lagi,” jawab Jun yang bingung.“Apa? Apa Keyla ikut kelas online?” Jia menatap Jun.“Aku tidak tahu, tetapi kemana dia pulang?” Jun masuk ke dalam mobil.“Aku tahu. Ayo kita pergi ke tempat Keyla kerja.” Jun menyalakan mesin mobil dan Jia segera duduk di samping kakak kembarnya.Jun mengendarai mobil menuju rumah Chen. Dia yakin Keyla pulang ke rumah duda beranak satu.“Hiks hiks.” Bao menangis. Dia merindukan Keyla yang tidak bisa dihubungi.“Bao, papa sudah mencari Kak Keyla kemana-mana, tetapi tidak ada,” jelas Tuan Chen memeluk. Pria itu melihat Keyla di pesta, tetapi dia tidak punya kesempatan untuk mendekat

Chen menghentikan motor di dalam garasi. Mereka tiba di rumah pada dini hari.“Key.” Chen tahu bahwa gadis itu tertidur ketika hampir mendekati rumah dan motor melaju pelan.“Tuan.” Bibi segera mendekati Chen.“Tolong pegang.” Chen membuka helm Keyla.“Iya, Tuan.” Bibi menahan tubuh Keyla yang lemah.“Dia pasti sangat lelah.” Chen menggendong Keyla. Dia membawa gadis itu ke kamar.“Pa.” Bao berjalan dengan bersama dokter. “Bao.” Chen terkejut. “Dia tidak tidur dengan tenang karena menunggu kamu,” ucap dokter.“Kemarilah.” Chen menggendong Bao dan membaringkan di samping Keyla.“Kak Key.” Bao memeluk Keyla.“Terima kasih. Aku akan menjaga mereka,” ucap Chen memasang infus di tiang. Pria ittu benar-benar.“Baiklah. Aku permisi. Kamu juga harus istirahat.” Dokter Gao keluar dari kamar Keyla.“Ya.” Chen membuka jaket dan kemeja. Pria itu merebahkan tubuh di sofa.“Akhirnya, aku berhasil membawa Keyla ke rumah ini.” Chen memejamkan mata. Pria itu cukup lelah.Keyla dan Bao pun terlelap b