Hari keduaku di Dirgantara Corp berlalu jauh lebih cepat daripada yang aku bayangkan. Mungkin karena aku benar-benar berusaha keras memastikan tak ada satu pun kejadian konyol seperti kemarin terulang lagi. Pagi ini aku datang setengah jam lebih awal, sepatu hak kupakai hati-hati, setiap langkah kupikirkan supaya nggak menimbulkan masalah, rambut kuikat serapi mungkin, bahkan sisa-sisa parfum kutabur seperlunya agar tidak mencolok. Dan, tentu saja, secangkir kopi panas kubawa buat Arseniel—hitam, polos, tanpa gula, tanpa susu. Sudah kuhafal betul, sesuai catatan yang diberikan si resepsionis kemarin, seperti mantra yang harus kutepati.Kupandangi cangkir kopi itu di tanganku, benda kecil yang kemarin hampir saja menghancurkan reputasiku sebelum sempat kubangun. Lucu, ya—benda sederhana seperti ini bisa jadi penentu nasib. Sekarang, kugenggam cangkir itu erat-erat, seolah-olah aku sedang membawa bom waktu yang harus kusampaikan dengan selamat tanpa meledak di tengah jalan. Rasanya jant
Last Updated : 2025-11-08 Read more