บททั้งหมดของ Menggoda Tunangan Saudara Tiriku: บทที่ 31 - บทที่ 40

Jantung Kaiser mulai berdebar tidak menyenangkan, itu buka jenis debaran yang sama seperti yang ia rasakan pada Luana. Debaran ini terasa menyakitkan, semakin lama membuatnya merasa sesak.Tubuh Kaiser mulai berkeringat dingin, pria itu segera berhenti mencumbu Esther.“Kaiser, jangan berhenti. Ayo lanjutkan.” Esther meraih tangan Kaiser, mengarahkan tangan itu pada payudaranya.Kaiser sudah dalam pengaruh obat yang sangat kuat, tapi penolakan di dalam dirinya terus menentang pengaruh obat itu. Kaiser tidak bisa melanjutkannya lebih jauh.Pria itu turun dari ranjang, memakai pakaiannya kembali lalu kemudian keluar dari kamarnya, meninggalkan Esther untuk kedua kalinya dalam keadaan telanjang.Kaiser segera menghubungi Bleiz. “Segera ke tempatku.”“Baik, Tuan.” Bleiz tinggal di bangunan yang sama dengan Kaiser, jadi ia bisa datang dengan cepat ketika Kaiser membutuhkannya di malam hari.Blei

“Ya, Nenek.” Luana menjawab panggilan dari neneknya.“Sayang, nanti siang pergi ke restoran Summer, cucu teman Nenek menunggumu di sana.”“Nenek, apakah ini kencan buta?”“Ya, datang saja. Mungkin kau akan menyukai cucu teman Nenek. Jika kau tidak menyukainya Nenek tidak akan memaksamu untuk bersamanya.”“Karena Nenek sudah mengaturnya untukku maka aku akan pergi.”“Kau adalah kesayangan Nenek.”Luana tertawa kecil. “Nenek juga kesayanganku.”“Baiklah, Nenek tutup panggilannya. Semoga harimu menyenangkan.”“Ya, terima kasih, Nenek.”Setelah itu panggilan itu tertutup. Luana menghela napas, neneknya sudah terlalu tua untuk mengkhawatirkannya. Wanita tua itu seharusnya hidup dengan nyaman, menikmati masa tuanya bukan malah mencarikannya jodoh.Luana sangat mengerti jalan pik

Malam harinya Luana pergi ke tempat tinggal Kaiser yang baru. Itu bukan sebuah penthouse melainkan sebuah mansion mewah.Kening Luana berkerut, kenapa Kaiser pindah ke tempat ini? Bukan sebuah keanehan seorang pria dengan kekayaan fantastis seperti Kaiser memiliki property seperti ini, hanya saja yang membuatnya merasa aneh adalah karena sebelumnya Kaiser memilih tinggal di tempat yang sepi tanpa ada banyak pelayan di sekitarnya. Sementara kediaman ini, ada puluhan pelayan dan penjaga di sana.Dari pandangannya, Kaiser bukan seseorang yang senang dilayani. Pria itu bisa menyiapkan sarapannya sendiri, sementara untuk kebersihan tempat tinggalnya akan ada pelayan yang datang untuk membersihkan saat Kaiser bekerja.“Nona, ini adalah Bibi Kenny, kepala pelayan di kediaman ini.” Bleiz memberitahu Luana.“Selamat datang di kediaman Tuan Kaiser, Nona.” Kenny menyambut Luana dengan ramah. Di belakang Kenny ada dua baris pelayan.Luana membalas dengan senyuman ringan. “Terima kasih, Bibi.”“No

Siang ini Luana mengunjungi perusahaan Kaiser. Wanita itu juga membawa makan siang untuk Kaiser. Ia datang ke sana, bukan sebagai simpanan Kaiser melainkan sebagai rekan kerja Kaiser.“Nona.” Bleiz menyapa Luana.“Aku akan masuk ke dalam.”“Ya, Nona.”Luana mengetuk pintu, lalu kemudian masuk ke dalam sana.Kaiser mengangkat wajahnya. Pria itu segera meninggalkan pekerjaannya dan melangkah menuju ke Luana.“Aku membawakan makan siang untukmu. Mari makan dulu sebelum membahas mengenai pekerjaan,” seru Luana. Wanita itu bergerak ke sofa, ia meletakan makanan yang ia bawa ke sana.Untuk memikat Kaiser, Luana telah mencari tahu makanan yang disukai oleh Kaiser. Dan ia membuat sendiri masakan itu. Kali ini, ia benar-benar mengerahkan kemampuannya.Luana menyajikan makanan buatannya, aroma lezat segera menyebar.Kaiser duduk di sofa, ia melihat ke tiga jenis makanan di meja.“Cobalah, aku membuatnya sendiri. Aku cukup yakin dengan kemampuan memasakku. Ini akan sesuai dengan seleramu.” Luana

Luana berendam air hangat setelah bermain dua kali dengan Kaiser. Tubuh bagian bawahnya belum benar-benar sembuh, tapi ia sudah berhubungan dengan Kaiser lagi. Jika ia pergi ke dokter, ia pasti akan diocehi oleh dokter. Kaiser pasti akan disebut sebagai binatang buas.Kaiser masuk ke dalam kamar mandi. “Apakah sudah selesai?” Pria ini juga sedikit menyesal karena tidak bisa mengatasi gairahnya sendiri.“Sudah selesai.”Kaiser segera menggendong Luana keluar dari kamar mandi.“Apakah aku perlu membawamu ke rumah sakit?” tanya Kaiser.“Tidak perlu. Tuan Kaiser, kau harus bisa menahan dirimu. Aku benar-benar menderita karenamu.” Luana mengeluh.“Maafkan aku.” Kaiser hanya bisa meminta maaf.“Hanya maaf saja tidak akan bisa menghapus deritaku.”“Apa yang kau inginkan?”“Nikahi aku.” Luana berkata dengan serius.Kaiser berhenti melangkah, ia kini menatap Luana dengan seksama. “Aku bisa memberikan apapun, kecuali pernikahan.”“Kalau begitu batalkan rencana pertunanganmu dengan Esther.”“Lu