Arshima begitu trauma dengan laki-laki, ia tetap menutup diri. Meski banyak laki-laki yang mendekat dan ingin menjalin hubungan dengannya, ia tidak menghiaraukan. Hingga pada suatu hari, hidupnya yang tenang dan damai. Berubah total di saat orang di masa lalu muncul kembali. Rendra tidak pernah berhenti mencari keberadaan wanitanya. Hingga suatu kejadian, ia menemukan wanita itu. Wanita yang mampu menjungkir balikkan hidupnya.
View MoreArshima berjalan-jalan di taman dekat danau buatan yang terdapat di kota Paris. Ia dan kedua sahabatnya berlibur ke Paris, sembari menemani Hana untuk menyusul suaminya, Rayzell. Lalu ia dan Fida meninggalkan Hana dengan Rayzell. Mereka menuju taman yang katanya sangat indah. Sesampainya di taman, Arshima meninggalkan Fida yang duduk di kursi yang berada di taman tersebut. Arshima berniat untuk berwisata kuliner mendadak di taman itu. Karena banyak pedagang yang berjualan beraneka makanan.
Arshima begitu menikmati wisata kuliner dadakan tersebut. Ia berpindah-pindah mencicipi jajanan yang belum pernah ia makan, dan yang pasti tidak di jual di Indonesia.
Setelah puas berwisata kuliner, Arshima berniat menghampiri Fida dan membawakan makanan yang menurut survei lidahnya, adalah yang paling enak. Arshima melangkah mendekat kearah Fida berada tadi, di kursi dibawah pohon yang terdapat di taman tersebut.
Saat dirinya mendekat, ia melihat Fida sedang menangis di hadapan Aghata seraya mengucapkan semua apa yang selama ini Fida rasakan. Kemudian Arshima mengurungkan niatnya untuk menghampiri Fida, ia berfikir Fida butuh waktu untuk menyelesaikan masalahnya dengan Aghata. Lalu Arshima berbalik dan berjalan menuju pinggir danau di sisi lain.
Arshima duduk di tepi danau sambil tangannya memegang makanan yang ia beli untuk Fida tadi. Ia buka bungkus makanan itu, lalu memakannya sendiri seraya menikmati pemandangan danau yang sangat indah. Begitu menyejukkan matanya. Banyak anak-anak kecil yang bermain di pinggiran danau dengan ditemani oleh orang tua mereka.
"Suatu saat, bila aku mempunyai anak, akan aku bawa mereka kesini. Pasti mereka akan begitu gembira," celotehnya, "apalagi ditemani dengan Mommy mereka yang manis ini, pastilah mereka senang," Arshima bermonolog sendiri.
"Pasti!" pekik seseorang yang berada di belakang Arshima.
Arshima kaget, saat ada seseorang yang menyahuti ucapannya. Karena seingatnya ia sendirian duduk di kursi itu. Lalu ia membalikkan badan, ia penasaran siapa pria yang menyahuti ucapannya. Suara pria itu terdengar familiar di telinga. Bukan, pasti bukan dia. Setahuku, dia menggantikan tugas Kak Rayzell di kantornya. Gumam Shima dalam hati.
"Mas Rendra!" Pekik Shima tidak percaya. Saat ia menoleh kebelakang dan mendapati Rendra yang berada di belakang.
Rendra yang saat itu sedang meeting dengan para staf nya, membahas tentang pemasaran produk perusahaan tempat ia bekerja. Terdengar notif di ponselnya, dengan segera ia melihat dan ternyata pesan dari Rayzell. Isi pesan itu mengatakan kalau Arshima juga berada di Paris, bersama dengan Hana juga Fida.
Rendra tersenyum, saat membaca pesan dari Rayzell. Kemudian ia segera menutup meeting nya, lalu berjalan keluar ruangan dan menuju tempat dimana Arshima berada. Dan kebetulan tidaklah jauh dengan dirinya berada sekarang.
Rendra melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, ia tidak sabar ingin segera bertemu dengan Arshima. Gadis pujaan hatinya.
Rendra berlari di taman, mencari-cari keberadaan Arshima. Hingga ia menemukan Arshima, duduk di pinggir danau buatan yang terdapat di sana. Ia jalan mengendap mendekat ke tempat dimana Arshima duduk. Ia mengamati gadis itu dari belakang. Ia juga mendengar celotehan yang Arshima ucapkan. Membuat Rendra tersenyum tipis, seraya menggeleng kepala.
Sebenarnya, Rendra ingin segera memeluk Arshima. Namun, niat itu ia urungkan. Ia tidak mau bila Arshima bertambah membenci dirinya.
"Mas Rendra! Ngapain disini?" tanya Arshima dengan suara gemetar. Ia takut bila Rendra akan menyentuh dirinya lagi. Seperti kejadian beberapa minggu lalu.
"Aku sedang ada projek disini bersama Rayzell," jawab Rendra. Lalu ia berjalan lebih dekat dengan Arshima.
"Stop Mas! Jangan mendekat padaku!" ucap Arshima. Ia berjalan memundur, menjauh dari Rendra.
"Shima...Aku minta maaf. Caraku mungkin salah, tapi Aku benar-benar mencintai dirimu, Shima," terang Rendra. Ia mendekat kearah Arshima.
"Aku bilang jangan mendekat Mas!" pekik Arshima.
"Tapi Shima, ak...."
"Bila Mas mendekat lagi, Aku akan lompat ke danau," ancam Arshima. Seluruh badannya gemetar ketakutan.
"Oke... Aku tidak akan mendekat, tapi kenapa Shima....?" tanya Rendra bingung dengan sikap Arshima.
"Mas tanya kenapa? Mas lupa apa yang Mas lakukan pada tubuhku?" ucap Arshima dengan suara gemetar, menahan amarah.
"Aku minta maaf Shima," Rendra menunduk. Berharap Arshima mau memaafkan dirinya.
"Mas! Apa kamu sadar efek atas perbuatan yang kamu lakukan pada diriku?" tanya Arshima dengan nada tinggi, "Aku mengalami trauma Mas! Hingga Fida membawaku ke dokter psikiater. Sampai-sampai Aku disuruh pergi ke dokter kandungan, untuk memeriksakan tubuhku. Dan kemudian terungkap kebenaran yang sesungguhnya. Aku memang bersyukur, bahwa kamu ternyata tidak merusak diriku. Namun, caramu itu membuat diriku semakin membenci yang namanya laki-laki. Harap kamu ingat itu Mas!"
Lalu Arshima berjalan menjauh dari Rendra, sebelum ia melangkah jauh. Arshima menoleh kebelakang dan menatap Rendra dengan tatapan berjuta makna.
"Sebenarnya Aku juga ada sedikit rasa terhadapmu, Mas. Namun, kau menodai rasa itu. Jaga dirimu baik-baik Mas, dan jangan lakukan hal itu pada perempuan lain. Semoga kita tidak akan bertemu lagi," ucap Arshima lalu tersenyum. Ia melangkah pergi berlalu meninggalkan Rendra dengan sejuta penyesalan di hatinya.
"Shimaaaa! Aaarrgghhhh!" teriak Rendra frustasi.
Ia mencoba berlari mengejar Arshima. Namun sia-sia, karena Arshima sudah masuk kedalam mobil dan melaju dengan cepat. Lalu ia segera menghubungi orang suruhannya yang berada di Paris, untuk mencari keberadaan Arshima.
Rendra begitu menyesali perbuatannya, ia tidak menyangka akan seperti ini. Ia pikir, Arshima akan dengan mudah menerima dirinya dengan cara seperti itu. Tidak pernah ia sangka, bahwa Arshima akan meninggalkan dirinya.
Arshima segera pergi menuju bandara, untung tadi ia pergi dengan membawa tas yang berisi semua data dirinya. Ia memesan penerbangan yang paling awal untuk menuju ke Indonesia. Ia ingin segera meninggalkan kota Paris, dan lari menjauh dari Rendra.
Arshima berharap, dirinya tidak akan bertemu dengan Rendra lagi. Karena ia masih takut, kejadian itu terulang lagi. Sebenarnya, Arshima sudah memiliki rasa pada Rendra, meski hanya sedikit. Karena dulu ia sering bekerja lembur dengan Rendra, pada saat dirinya masih magang di perusahaan Ferdinan group.
Arshima pulang ke Indonesia, tanpa mengabari kedua sahabatnya yang masih berada di Paris. Pikirannya sekarang hanya ingin segera pulang dan menjauh dari Rendra.
Setelah sampai rumah, Arshima dengan tergesa-gesa mengemas baju yang akan ia butuhkan. Ia berniat akan melanjutkan kuliah nya di luar negri. Meski ada penolakan dari orang tuanya, ia segera meyakinkan mereka. Hingga akhirnya orang tua Arshima menyetujui bila anak gadisnya itu melanjutkan kuliah di negri paman sham.
Arshima mengirim pesan kepada kedua sahabatnya, ia menulis pesan itu dengan air mata yang mengalir deras.
Isi pesan Arshima.
*Teruntuk sahabat-sabahat ku yang paling aku sayangi.
Aku sangat bersyukur, bisa mengenal kalian dan menjalin suatu ikatan yang tidak akan memutuskan hubungan kita. Dimana pun kita berada kelak.Maafkanlah diriku, yang sering kali menyusahkan kalian. Aku tidak akan melupakan kebersamaan kita, meski jarak memisahkan kita.
Aku akan selalu merindukan kalian. Rindu akan kegesrekan kalian, rindu akan canda kalian saat hang out bareng, rindu akan kasih sayang kalian yang tulus terhadap diriku. Aku pasti akan merindukan semua itu.
Hana, maaf bila nanti aku tidak bisa datang saat perilisan baby mu. Namun, akan aku usahakan datang secepatnya.
Fida, berbahagialah dengan Kak Aghata. Jangan lagi memendam sesuatu yang mengganjal di hatimu. Ungkapkan lah rasa itu pada kekasih hatimu. Dan ceritakan semua masalahmu padanya, seperti halnya kamu bercerita padaku.
Jangan mencari keberadaan ku.
Aku hanya ingin, menenangkan hatiku dari semua drama ini. Aku bersyukur, mempunyai sahabat seperti kalian.Salam kasih dariku, yang selalu menyayangi kalian.
Arshima Chandrawinata*.
Assalamu'alaikum," Rendra mengucapkan salam seraha menunduk sopan. Rendra meraih pergelangan tangan orang tersebut, lalu mencium punggung tangan orang itu.Arshima sedikit cemas, takut akan ada penolakan dari mama nya. Tapi apa yang di takutkan olehnya, kini pudar sudah. Mama Indah menyapa Rendra dengan senyuman, bahkan menanyakan kabar Rendra.Dulu memang Rendra pernah beberapa kali menjemput Arshima dari rumah. Dan tidak jarang pula Rendra singgah sebentar, hanya untuk meminum teh dan mengobrol dengan Eko, papa nya Arshima.Karena Rendra dulu suka membuat Arshima bekerja lembur dan akhirnya mau tidak mau Arshima pulang malam. Dan memang itulah tujuan terselubung yang Rendra rencanakan. Ia akan selalu memaksa untuk mengantar Arshima pulang, meskipun Arshima sering kali menolaknya."Bagaimana kabarmu, Nak Rendra?" sapa Indah dengan ramah."Alhamdulillah baik, Tante," ada rasa
Setelah beristirahat dan sholat di rumah itu masa depan mereka, Rendra mengajak Arshima pulang ke rumah papa Eko. Sebenarnya Arshima masih takut, kalau Rendra akan di usir dan parahnya mereka tidak di restui.Mobil yang mereka tumpangi telah sampai. Rendra segera mematikan mesin mobil dan akan bersiap untuk kamu turun dari mobil. Namun kegiatannya di cegah eh Arshima."Mas....," Panggil Arshima.Rendra menoleh ke arah Arshima berada lalu bertanya dengan lembut. "Iya, Sayang. Ada apa?""Aku takut, kalau Papa nggak merestui hubungan kita, Mas." ucap Arshima lirih.Ia tidak bisa membayangkan, bagaimana jika papanya nanti malah menentang hubungan mereka. Arshima tidak sanggup bila harus terpisah lagi dengan Rendra. Ia merasa tak mampu untuk itu, dan tidak siap bila harus di paksa melupakan Rendra. Lelaki pertama yang ada di dalam hatinya sampai saat ini."Sshhtt... Kamu jangan pesimis dulu, Sayang. Kita belum mencobanya.
"Kita mau ke mana, Mas?" tanya Arshima saat Rendra membawanya pergi dan sekarang tengah melewati jalan yang tidak pernah ia lewati sebelumnya.Ya, setelah kejadian tadi di cafe. Rendra kemudian mengajak Arshima pergi menuju tempat dimana ia mempunyai sesuatu yang akan di tunjukkan pada Arshima.Rendra membelokkan mobilnya di perumahan yang cukup mewah. Hal itu membuat Arshima heran, pasalnya ia tahu kalau rumah Renda bukan di daerah ini. Apalagi Rendra selama ini hanya tinggal di apartemen. Bukan di rumah utama. Lalu sekarang mereka mau bertandang ke rumah siapa?"Kita mampir sholat maghrib dulu di sini. Setelah itu baru aku antar pulang, sekalian meminta restu pada orang tuamu, Sayang," ucap Rendra dengan nada lembut.Kemudian Rendra membuka pintu mobil dan keluar terlebih dulu. Setelah itu ia berjalan memutari depan mobil, lalu membukakan pintu mobil untuk Arshima. Arshima tertegun sekaligus senang dengan apa yang di lakukan oleh
"Kamu risegn saja, Sayang. Nggak usah kerja. Aku yang akan menghidupi semua kebutuhan kamu mulai dari sekarang," Rendra masih betah bermanja ria pada Arshima."Aku akan risegn, kalo aku sudah hamil."Kali ini, jawaban yang di pilih Arshima sangat tidak menguntungkannya dan hampir membawanya ke ujung bahaya. Bagaimana tidak, dengan gerakan cepat Rendra mendorong tubuh Arshima hingga terjatuh ke sofa. Dengan posisi Rendra menindih tubuh Arshima.Beberapa detik, Arshima di buat terpana dengan ketampanan Rendra yang berada tepat di atas tubuhnya. Namun, ia segera menggeleng dan mengembalikan kesadarannya. Lalu mendorong tubuh Rendra meskipun itu sia-sia. Karena perbedaan kekuatan mereka terlalu jauh. Walaupun Arshima seorang yang bisa bela diri."Kalo begitu, kita buat dedeknya sekarang. Biar kamu cepat hamil dan tidak bekerja lagi dengan lelaki itu," sifat posesif Rendra mulai tumbuh.Awalnya, Arshima bersikap tenang dengan perlakua
Setelah lama berpikir sambil menatap buku daftar menu, akhirnya Alex memutuskan untuk makan makanan yang belum pernah ia makan sebelumnya. Alex memilih Bakso Genderuwo. Karena makanan ini tidak dapat di temukan di negara nya.Saat mereka tengah menikmati makan siangnya, datanglah seorang lelaki tampan yang menghampiri meja mereka. Lelaki itu tanpa sungkan duduk menarik kursi dan langsung duduk di samping Arshima."Hai, cantik! Gimana kabarnya?" tanya lelaki itu tersenyum tampan ke arah Arshima.Monica yang berada di samping Arshima pun terpana seketika, saat melihat senyuman maut milik lelaki itu yang mampu membius wanita manapun yang melihatnya."Iisshh apa-apa sih, Kak! Ngapain di sini? Kencan?" Arshima menatap kesal pada lelaki yang baru saja duduk di sebelah nya itu."Enggak. Baru meeting sama klien, terus lihat ada kamu di sini. Ya sudah deh, aku belok!" ujar lelaki itu sembari menyeng
Tok ... Tok ... Tok ..."Masuk!"Setelah mendapat sahutan dari dalam, Arshima memutar engsel pinta lalu masuk ke dalam ruangan pimpinan perusahaan AW group tersebut. Ia melihat Alex yang tengah duduk di kursi kebesarannya sambil menatapnya melangkah mendekat."Bapak mencari saya?" tanya Arshima kemudian ia duduk karena Alex mengisyaratkan agar Arahima duduk terlebih dulu."Kamu sudah makan siang?" tanya Alex menatap lembut wajah Arshima."Ini kan belum waktu nya makan siang, Pak?" Arshima heran dengan atasannya itu. Mengapa menanyakan perihal makan siang yang belum waktunya."Nggak apa-apa, kan kurang sepuluh menit lagi. Kalo gitu temani saya makan siang di cafe Benning, ya? Katanya di sana selain tempatnya yang nyaman, makanannya juga enak."Ajakan Alex membuat Arshima terdiam. Pasalnya cafe yang di sebutkan barusan adalah milik kekasihnya, Rendra. Ia tahu Rendr
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments