Aku adalah seorang gadis yang tidak pernah diinginkan keluargaku. Orang tua dan kakak kandungku meninggalkanku 18 tahun yang lalu. Sejak kecil aku hidup di panti asuhan sampai ada pasangan yang mengadopsiku. Inilah yang membuat hidupku semakin terpuruk. Orang tua angkatku memanfaatkanku untuk segala keuntungannya. Adik angkatku merasa aku adalah pesaingnya dan berusaha membuatku hancur. Dia merebut kekasihku. Yang sayang padaku hanya kakak angkatku tetapi dia berada di luar negeri dalam waktu yang lama. sehingga tidak ada yang melindungiku. Sampai akhirnya mempertemukan aku dengan seorang pria secara tak terduga. Pria ini jatuh hati padaku dan membantuku sampai aku bertemu dengan keluarga kandungku.
Lihat lebih banyak"Hum....ahhh....." Terdengar suara desahan dari sebuah kamar hotel. Tampak sepasang wanita dan pria sedang melakukan layaknya hubungan suami istri di kamar tersebut. Sang pria sangat agresif dalam mencumbu sang wanita hingga wanita tersebut kewalahan.
" Sudah cukup....berhenti" Teriak Mona Sanjaya. " Tidak cukup" Jawab sang pria sambil menciumi leher Mona. Mona berusaha mendorong tubuh pria itu menjauh. Tetapi tangannya di tepis oleh sang pria. "Permainan ini kamulah yang memulainya! Maka kau harus bertanggung jawab untuk menemaniku bersenang-senang sampai aku puas" Sang pria tersenyum pada Mona. Sekarang Mona hanya bisa pasrah dengan keadaan tersebut.
Mona berpikir dalam otaknya, Sebelumnya dia tidak pernah menyangka akan seperti ini. Dia menyerahkan seluruh tubuhnya kepada pria yang sama sekali tidak dia kenal. Tepat diacara pertunangan adik dan mantan kekasihnya.
Lima jam yang lalu....
Di sebuah hotel yang megah, terpampang dekorasi indah dari bunga-bunga. Keluarga Sanjaya menyewa hotel tersebut. Sudah jelas bahwa hari itu adalah hari kebahagiaan bagi mereka. Mereka sedang menggelar pesta pertunangan putri terakhir mereka yaitu Dania Sanjaya dengan putra tunggal keluarga Wisnu yang terbilang kaya dan berkedudukan di kota Andalas yaitu Ardhi Wisnu. Tampak Dania menggandeng tunangannya Ardhi dengan mesra sambil memberi salam kepada tamu pengunjung.
" Ayah, Ibu, Kak Mona....aku bersulang dan Ardhi bersulang untuk kalian" Sapa Dania, pipinya terlihat memerah. Tetapi Ardhi hanya diam saja dan tidak bersemangat. Sepertinya dia kurang berkenan pada pesta pertunangan ini. Dia memandangi sosok wanita yang berdiri sekitar sepuluh meter didepannya. Wanita itu berdiri mengesampingkan mereka dengan raut wajah kesedihan. Melihat tunangannya memandang terus ke arah wanita lain, Dania mengencangkan pegangan tangannya. Dia tidak suka Ardhi tunangannya memandang wanita lain walaupun itu adalah kakaknya. Mona Sanjaya dan juga merupakan mantan kekasih Ardhi.
" Ardhi..." Panggil seorang wanita paruh baya. Dia adalah Helen Sanjaya. Istri dari Farid Sanjaya dan merupakan Ibu Mona dan Dania.
" Ayah...Ibu" Sapa Ardhi dengan penuh kesopanan.
Helen menoleh ke arah Mona sambil berteriak "Dasar anak ini, Adik dan adik iparmu memohon restu padamu. Mereka mengajakmu bersulang!". Mona terkejut dengan teriakan ibunya. Dia bergegas mengambil segelas minuman dan melirik ke Dania dan Ardhi. Dalam hatinya dia berkata " Dasar pelacur...Kau tidak akan pernah cocok dengannya selamanya".
Dania memohon kepada Mona untuk merestuinya. " Kakak....apakah kakak tidak mau merestui dan mendoakan aku dan Ardhi?".
" Oh ya...selamat! Semoga berbahagia" Jawab Mona cuek. Lalu meneguk segelas minuman yang ada ditangannya.
Dania tersipu dan pipinya memetrah. Dia semakin merekatkan tangannya menggandeng Ardhi " Terima kasih kakak, dengan doamu kami pasti bahagia".
Mona masih cuek. " Sungguh akting yang sempurna" batinnya.
Mona menunduk gelisah. Hatinya bertanya-tanya kenapa orang tuanya bersikeras agar dirinya hadir di pesta pertunangan ini. Apakah tujuan pesta ini untuk memanas-manasinya. Dia juga heran kenapa kedua orang tuanya seperti sengaja selalu berada disampingnya. Padahal kenyataannya mereka selalu mengabaikan Mona. Apakah mereka takut kalau Mona mengacaukan pesta tersebut. Entahlah...pikiran ini membuat Mona pusing. Dia lalu meletakkan gelas yang dipegangnya dimeja "Ayah, Ibu...aku lelah, aku pulang dulu".
Helen tiba-tiba berteriak " kamu tidak boleh pulang!!!". Mona terkejut dengan ekspresi Helen. Dia sampai terlompat dan tangannya menyenggol gelas yang ada dimeja. Gelas itu jatuh dan pecah.
" Kenapa aku tidak boleh pulang?'' Tanya Mona yang sudah mulai merasakan aneh pada orang tuanya. Tiba-tiba badannya terhuyung seperti akan jatuh. Kepalanya terasa pusing sekali. Tubuhnya mengeluarkan keringat. Dia merasakan sepertitimbul gejolak nafsu yang besar dari dirinya. " Kenapa tubuhku terasa panas sekali..." Dia kemudian terpaku melihat gelas yang pecah di lantai. "Oh tidak...minuman ini pasti dicampur dengan sesuatu" batinnya.
Helen langsung meraih tangan Mona " Mona...kamu kenapa? kamu tidak enak badan ya? Ayo ibu antar kamu istirahat dikamar". Mona ingin sekali pergi dari tempat itu "Lepas...lepaskan aku ibu".
"Plaaakkk" Helen langsung menampar Mona. Mona terhuyung dan memegangi pipi kanannya. Dia menahan sakit.
Helen menatap tajam Mona "Dasar anak tidak tahu diuntung! aku melakukan ini juga demi kebaikanmu. Presdir Budi dari perusahaan Wins menyukaimu!. Ini keberuntungan kamu tahu, sekarang tugasmu adalah membuat Presdir Budi puas. Kau bisa membuat keluarga kita untung besar !".
Mona menunduk "Presdir Budi?....Perusahaan Wins?". Mona tersenyum kecut " Presdir Budi ini adalah pria hidung belang. Dia suka mempermainkan perempuan. Usianya saja lebih tua dua kali lipat dari umurku! Bisa-bisanya dia mengatakan ini demi kebaikanku! batin Mona sambil menahan amarah.
" Bagus kalau kamu mengerti. Menurutlah dan menikah dengan Presdir Budi. Kau akan menjadi nyonya besar perusahaan Wins. Kau tidak akan pernah kekurangan". Helen mengangguk-angguk. Tetapi seketika terkejut saat Mona mendorong tubuhnya menjauh.
"Kamuu!!!" Helen marah besar. Monapun berbalik dan lari meninggalkan Helen. " Berhentiii!" Helen terus berteriak mengumpat. Mona tetap lari sambil sempoyongan lemas. Dia tidak kuat tetapi dia tetap berusaha untuk lari. "Aku tidak boleh tertangkap" batinnya.
Mona terus berlari menyusuri hotel. Dia bingung kemana dia akan bersembunyi. Dia melihat ada salah satu pintu kamar hotel yang terbuka. Dia bergegas berlari untuk bersembunyi di kamar tersebut. Dan akhirnya diapun masuk dan menutup pintu. Dia terduduk di lantai. nafasnya terengah-engah. Tubuhnya gemetar " Panas sekali...Tidak bisa! aku harus pergi. Disini ada orang".
Tiba-tiba pintu dari kamar mandi terbuka. Keluar seorang pria tampan memakai piyama sambil mengelap wajahnya. Dia terhentak melihat Mona ada dikamarnya. "Kamu siapa?".
Mona bangkit. Tetapi keadaannya lemas dia terhuyung kembali. " Maaf...aku tidak tahu kalau ada orang''. Mona semakin kebingungan. Kenapa pria ini datang dan seketika tubuhnya terasa bertambah panas. Dia sudah tidak tahan "Kumohon bantulah aku".
" Pergi!!!" Wajah pria tersebut berubah ketakutan. Tetapi tidak dihiraukan oleh Mona. Dia maju dan menubruk pria tersebut sambil merunduk. "Bantu aku" Mona memohon.
Mona melorot sampai wajahnya menyentuh bagian vital pria itu. " Astaga'' Teriak pria itu. Kemudian pria itu membantu Mona berdiri. Tangan Mona meraih kerah baju piyama pria itu. Mona tidak sadar bahwa pakaian pria itu terbuka karena hanya pakaian bertali. Dia terpana dengan ketampanan pria tersebut. Tubuhnya semakin panas. Dia meronta-ronta dan masih berpegang pada baju pria itu. Pria itu pucat dan rasa takut melanda dirinya. "Sudah lepaskan!" Bentak pria itu.
Mona merengek terus menerus. "Kumohon bantu aku, aku tidak tahan". Mona langsung merebahkan diri ditubuh pria itu. Sang pria semakin panik. "Apa yang harus aku lakukan...kenapa gadis gila ini bisa masuk ke kamarku". Dia bingung mau bagaimana mengatasinya. ini pertama kali dia dekat dengan seorang wanita.
Dania, yang masih dipenuhi rasa iri dan dendam terhadap Mona, memutuskan untuk mengambil langkah yang lebih besar dan lebih berbahaya. Di tengah rencana jahatnya, dia teringat pada seorang sekutu potensial, Ayana, seorang putri keluarga kaya yang terkenal, cerdas, namun juga ambisius. Ayana sudah lama menaruh hati pada Raka dan merasa tersingkir sejak Mona menjadi istri Raka. Keduanya segera bertemu di sebuah kafe eksklusif, di mana Dania mengajukan ide gila untuk merusak kehidupan Mona.“Ayana, kamu tahu Mona bukan? Istri Raka itu…” ujar Dania dengan tatapan sinis, memancing respons Ayana.“Siapa yang tidak tahu?” jawab Ayana dengan suara dingin sambil menyeruput kopinya. “Dia menikahi Raka, dan tiba-tiba semua orang menghormatinya, seolah-olah dia layak mendapat semua itu.”Dania tersenyum, melihat kesamaan ambisi mereka. “Bagaimana kalau kita bekerja sama untuk membuat hidup Mona lebih sulit? Kita berdua tahu dia bukan siapa-siapa tanpa Raka.”Ayana terdiam sejenak, mempertimbangka
Setelah beberapa minggu bekerja sama dalam suasana yang baik, hubungan Mona dan Liana kembali diuji ketika mereka berhadapan dengan masalah besar di perusahaan. Liana telah menyusun sebuah proyek yang cukup ambisius, yang menurutnya bisa mengangkat nama perusahaan ke degree berikutnya. Namun, saat Mona meninjau concept Liana, dia merasa proyek tersebut terlalu berisiko dan berpotensi mengganggu stabilitas perusahaan jika gagal.Mona menyampaikan pendapatnya dengan serius kepada Liana, berharap bisa berdiskusi untuk mencari solusi yang lebih aman. Namun, tanggapan Liana justru membuat suasana tegang. Alih-alih mendengarkan, Liana merasa bahwa Mona sekali lagi meremehkan kemampuannya.“Kamu selalu berpikir kamu yang paling tahu segalanya, Mona,” kata Liana dengan nada sinis. “Padahal, ide ini adalah kesempatan besar bagi kita. Tapi kamu terlalu takut untuk mengambil risiko!”Mona menggelengkan kepala, berusaha menahan emosinya. “Liana, ini bukan soal siapa yang lebih tahu. Aku hanya mem
Setelah acara double date yang seru itu, Mona dan Liana kembali menjalani aktivitas mereka masing-masing. Namun, di balik kedekatan mereka yang perlahan terjalin, masih ada sisa-sisa ketegangan yang belum sepenuhnya terselesaikan. Ketegangan itu muncul lagi ketika Mona dan Liana sedang berdiskusi tentang beberapa keputusan penting terkait perusahaan keluarga. Diskusi yang awalnya berjalan biasa mulai memanas ketika pandangan mereka mengenai proyek yang sedang digarap ternyata sangat berbeda. Mona, yang sudah lama terlibat dalam perusahaan keluarga Hartono bersama Raka, merasa bahwa keputusan Liana terlalu berisiko. Sementara Liana, dengan keyakinannya sendiri, menganggap Mona terlalu berhati-hati dan tidak berani mengambil langkah berani yang dibutuhkan untuk memajukan perusahaan. “Aku cuma ingin memastikan bahwa kita mengambil langkah yang aman, Liana. Semua ini menyangkut banyak orang, bukan cuma kita berdua!” tegas Mona, mencoba menjelaskan alasan kehati-hatiannya. Liana mendengu
Fauzi dan Lisa, yang baru saja resmi menjadi pasangan, memutuskan untuk merayakan kebahagiaan mereka dengan mengajak Ubay dan Dina untuk double date. Bagi Ubay, ini adalah pengalaman yang cukup baru, karena biasanya ia menjalani kencan hanya berdua dan sering kali hanya dalam suasana santai. Tapi kali ini, bersama Dina dan sahabat-sahabatnya, kencan ini memiliki kesan yang berbeda—lebih hangat dan penuh canda tawa.Mereka berempat memutuskan untuk menghabiskan hari dengan piknik di taman, tempat yang sejuk dan dikelilingi oleh bunga-bunga yang sedang bermekaran. Fauzi dan Lisa tiba terlebih dahulu, memilih lokasi yang strategis dengan pemandangan danau kecil. Tak lama kemudian, Ubay dan Dina datang membawa keranjang piknik berisi camilan dan minuman yang telah disiapkan oleh Dina."Wow, kalian benar-benar siap!" seru Fauzi sambil terkekeh saat melihat keranjang yang dibawa oleh Ubay.Lisa mengangguk setuju, “Ubay dan Dina sepertinya sudah ahli dalam hal piknik, nih. Terlihat seperti pa
Fauzi merasa gugup ketika duduk di sebuah kafe yang nyaman, menunggu Lisa tiba. Selama beberapa waktu terakhir, hatinya terasa tak menentu setiap kali mereka bertemu. Dia tak lagi sekadar merasa nyaman; kini ada perasaan hangat yang mengalir ketika bersama Lisa, sahabat Mona yang telah berhasil mencuri perhatiannya. Saat Lisa akhirnya datang dan menyapanya, Fauzi tersenyum hangat. "Hei, sudah lama nunggu?" tanya Lisa, sambil menarik kursi di depannya. "Enggak kok, baru saja," jawab Fauzi sambil berusaha menjaga ketenangan, meskipun jantungnya berdetak cepat. Mereka mengobrol ringan seperti biasanya, tapi kali ini ada sedikit perbedaan. Fauzi sesekali mencuri pandang ke arah Lisa, memperhatikan senyumnya yang tulus dan cara dia tertawa. Lisa juga merasakan kehangatan dari Fauzi yang membuatnya merasa nyaman dan damai. Mereka berdua menikmati obrolan tanpa sadar waktu yang berjalan. Akhirnya, setelah mengumpulkan keberanian, Fauzi memutuskan untuk berbicara tentang perasaannya. "Lisa
Di sebuah kafe dengan suasana santai dan nyaman, Ubay duduk sambil menyeruput kopinya, sesekali melirik seorang gadis yang duduk di meja sebelah. Gadis itu terlihat asyik membaca buku, tenggelam dalam dunianya sendiri. Dengan rambut panjang berombak, wajahnya yang manis, dan senyumnya yang samar, Ubay merasa ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. "Baiklah, Ubay. Ini saatnya beraksi," gumamnya pada diri sendiri, mencoba memberi semangat. Dengan percaya diri, ia pun melangkah mendekati meja gadis itu dan memberi salam dengan senyuman lebar. "Permisi, boleh aku gabung? Atau kamu lebih suka menikmati kopi dan bacaanmu sendirian?" tanyanya dengan nada lembut dan sopan. Gadis itu terkejut sesaat, lalu menatap Ubay. Ia tampak ragu sejenak, tetapi akhirnya tersenyum kecil dan berkata, "Oh, tentu, silakan." Ubay duduk di depan gadis itu, berusaha mencari pembicaraan yang pas untuk memulai. "Kamu suka baca, ya? Aku nggak terlalu sering lihat ada orang yang bisa menikmati buku di
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen