David Romano CEO muda yang tampan dan mapan, sayang sekali pernikahannya yang sudah berjalan hampir 6 tahun belum juga mendapatkan keturunan. Tes kesuburan menyatakan David mandul. Tetapi ,tanpa sengaja ia dan Lilian sekretarisnya terlibat kisah cinta satu malam karena mabuk. Liliana hampir saja bunuh diri karena kehilangan kehormatannya. Tetapi, Nadine, istri David menyelamatkannya dan berniat memanfaatkan situasi. Sebulan kemudian, Liliana ternyata hamil dan David tau jika ia tidak mandul sebenarnya. Hal ini juga yang membuat sebuah rahasia besar terungkap. Apa yang akan dilakukan oleh David setelah rahasia besar itu terungkap?
Lihat lebih banyak"Kenapa kau bisa tidur di kamar ini?!" seru David saat melihat seorang gadis cantik berambut panjang tidur di sampingnya. Sementara gadis yang sedang tertidur itu langsung terbangun saat mendengar teriakan David. Sama dengan reaksi David, ia berteriak histeris. Apa lagi saat menarik selimut ternyata tubuhnya dalam kondisi polos tanpa sehelai benang pun. Lebih kaget lagi saat ia melihat ada noda darah di sprei hotel yang berwarna putih itu.
"Kau sudah tidak waras Lilian?!" hardik David sambil buru-buru mengenakan pakaiannya yang berserakan di lantai.
"Kenapa jadi aku?!Ini kamarku, Pak David!" seru Lilian.
David mengerutkan dahinya, namun ia segera melangkah untuk memastikan. Dan saat ia melihat nomor kamar itu, Lilian benar. Dialah yang salah masuk kamar.
"Anda, kan yang salah!" seru Lilian saat David kembali ke hadapannya. Gadis itu tergugu, tak kuasa menahan sesak di dadanya saat ini. Bagaimana bisa keperawanan yang selama ini ia jaga bisa hilang begitu saja. Bahkan ia sendiri tidak menyadari bagaimana terjadinya.
"Anda JAHAT!" pekik Lilian sambil melemparkan bantal ke arah David.
Sementara David hanya menghindar dan lelaki berwajah tampan itu tampak terduduk lemas di kursi sofa. Sial! Bagaimana bisa ia salah masuk kamar. Padahal semalam seharusnya ia bersama Nadine sang istri. David mengusap wajahnya dengan kasar dan berkali-kali meremas rambutnya sendiri dengan geram.
"Ka-kau masih virgin?" tanya David pada Lilian. David menyadari bahwa pertanyaannya itu salah karena mata Lilian langsung melotot seolah ingin menelannya.
Gadis itu langsung meradang, "Kau pikir aku wanita murahan yang suka mengobral tubuhku ke sana ke sini? Anda salah besar, Pak David. Kedua orangtua saya tidak pernah mendidik saya menjadi wanita murahan! Saya masih perawan hingga anda merenggutnya!"
Liliana merenggut selimut yang menutupi tubuhnya dengan marah lalu bangkit berdiri.
"Lihat ini baik-baik, di situ ada noda darah yang membuktikan bahwa saya masih perawan hingga semalam!"
David meraih selimut yang dilemparkan oleh Lilian dan menutupi tubuh indah gadis cantik yang sudah menjadi sekretarisnya selama dua tahun ini.
"Maaf kalau pertanyaanku menyinggung perasaanmu," kata David lirih. Sungguh ia menyesali pertanyaannya tadi. Liliana tak menjawab, gadis itu masih merasa syok dan tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Liliana ingat bahwa semalam ia memang mabuk berat saat kembali ke kamarnya. Mungkin ia tidak menutup pintu dengan benar sehingga David bisa masuk.
"Semalam aku mabuk, dan aku memang berpesan pada Nadine supaya membuka sedikit pintu kamarnya. Aku benar-benar tidak melihat lagi nomor kamar karena kepalaku terasa sakit,lalu ...."
"Lalu, semalam kau telah merenggut kesucianku!" seru Lilian.
David menghela napas panjang, ia tidak tau harus berkata apa kepada Lilian. Ia sendiri merasa bingung harus berbuat apa saat ini. David Romano adalah seorang CEO muda di sebuah perusahaan kosmetik yang sedang berkembang dengan pesat.
Rahangnya tegas, dengan hidung yang mancung dan sepasang mata yang tajam seperti mata elang membuat banyak wanita tak bisa berlama-lama menatapnya. Di usianya yang menginjak tiga puluh dua tahun David Romano sudah begitu mapan.
Ia sudah menikah selama enam tahun dengan wanita cantik yang merupakan anak dari sahabat ayahnya. Nadine adalah istri David yang memiliki wajah cantik dan anggun. Dia juga seorang model profesional.
Sementara Liliana adalah sekretaris pribadi David. Ia gadis berusia dua puluh empat tahun, fresh graduate. Berwajah cantik dengan hidung mancung, bibir mungil dan sepasang mata yang indah. Dengan rambut hitam panjang membingkai wajahnya dengan sempurna. Tidak kalah cantik dengan Nadine sang istri.
David menghela napas panjang, ia menatap Liliana dan berkata, "Kita akan selesaikan masalah ini saat kita kembali ke Jakarta nanti. Siang ini kita masih harus bertemu dengan klien dan aku harap kau bisa bersikap profesional, Lilian."
Mata Liliana langsung memicing dan menatap David dengan tajam. "Kau sudah gila tuan David Romano?! Apa kau pikir keperawanan itu bukan suatu hal yang penting bagiku,hah?!" pekik Liliana dengan keras. David melongo mendengar gadis itu membentaknya, selama ini tidak ada yang berani bersuara keras apa lagi membentak seorang David Romano.
"Heh! Kau berani membentak aku? Kalau kau merasa kesucian itu berharga kenapa kau tidak berusaha melawan dan berontak?!" serunya marah.
"Asal kau tau, aku dalam kondisi mabuk berat semalam, apa kau pikir gadis yang mabuk parah bisa melawan? Jangankan melawan, ingat apa yang terjadi pun tidak. Di mana otakmu, hah?!"
David terdiam, sebenarnya jika ada yang perlu disalahkan di sini itu adalah dirinya. Semalam ia masih mampu berjalan dengan benar, hanya saja ia tidak memeriksa lagi nomor kamar yang akan ia masuki. Hanya karena pintu kamar yang sedikit terbuka ia langsung memasukinya. Lelaki tampan itu pun meremas rambutnya sendiri dengan gemas dan membanting tubuhnya dengan kasar ke sofa.
Saat ini dia benar-benar bingung harus berbuat apa. Untuk menikahi Liliana jelas suatu hal yang tidak mungkin. Ia sudah terikat dengan pernikahan. Lagi pula, ia yakin Lilian tidak akan hamil karena dokter sudah menyatakan bahwa dirinya mandul.
Sementara itu Liliana masih dalam posisi yang sama duduk di atas ranjang sambil menangis dan memeluk kedua lututnya. Gadis itu terlihat sangat berantakan. David yang merasa iba dengan kondisi Liliana akhirnya bangkit dan mendekati gadis itu. Ia memeluk Liliana dengan hangat dan membelai rambutnya perlahan.
"Percayalah kepadaku Li, semuanya akan kita selesaikan besok di Jakarta. Besok pagi kita semua pulang, dan kita akan bicara berdua dengan kondisi yang jauh lebih tenang. Tapi, aku mohon siang nanti kau bisa tetap bersikap biasa di depan klien dan juga di depan Nadine."
Lilian menghapus air matanya dan mendorong tubuh David menjauh darinya. Selama ini ia memang diam-diam mencintai David, tapi bukan dengan cara seperti ini yang Lilian selalu bayangkan. Lagi pula dia bukan perempuan yang suka merebut suami orang.
"Pergilah, keluar dari kamarku dan tinggalkan aku sendiri," kata Lilian.
"Tapi ..."
"KELUAR!" seru Lilian dengan tatapan tajam. David yang melihat tatapan penuh kemarahan itu akhirnya mengalah. Ia pun segera keluar dari kamar Lilian dan meninggalkan gadis itu sendiri.
_28 TAHUN KEMUDIAN_ "Nggak punya mata?! Nggak liat ada manusia sebesar ini? Matanya di mana?" hardik Alexandra kesal. Hancur sudah penampilannya hari ini, padahal ia sudah berdandan sejak jam lima pagi. Hari ini wawancara kerjanya. Tapi, penampilannya rusak karena tersiram segelas kopi hitam. "Kau yang tidak punya mata, kalau mau melamun ya jangan sambil jalan. Melamun dulu, baru jalan, atau seharusnya tadi ketika kau bangun tidur ya habiskan lamunanmu dulu!" bentak pemuda yang baru saja Alexandra hardik. Pemuda itu sebenarnya sangat tampan, dengan tinggi sekitar 180 CM ia tampak begitu gagah. Matanya yang coklat, dengan alis tegas dan tebal, hidung mancung dan bibir yang begitu sensual untuk seorang pria. "Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau terpesona denganku, kan?" ujar pemuda itu sambil tersenyum nakal. Demi Tuhaaan, senyumnya membuat Alexandra terpukau, terlebih senyum p
Pagi itu jenazah Kadita dibawa pulang dari rumah sakiit dan langsung dimandikan untuk segera dimakamkan. Kinasih, Nadila dan Nadine turun tangan untuk memandikan jenazah Kadita."Mami masih tidak percaya nenekmu meninggal secepat ini. Padahal kondisinya sudah membaik bahkan sudah sembuh dari stroke yang dideritanya," kata Nadila pada Nadine."Tidak ada yang tau takdir Tuhan, Mami," ujar Nadine. Setelah dimandikan dan diberi kain kafan, jenazah pun langsung disalatkan dan langsung dibawa ke pemakaman. Arnold dan Sanjaya bahkan ikut membawa keranda dan juga masuk ke dalam lubang kubur untuk memakamkan jenazah Kadita. Sanjaya dan Arnold menatap tanah merah di hadapan mereka. Ayu, perawat Kadita pun tampak sangat terpukul dengan kepergian Kadita yang begitu mendadak. Sementara pelayat yang lain sudah pulang, keduanya masih berada di makam Kadita."Ibumu sudah tenang di sana," kata Arnold sambil
Liliana menatap Nadine, "Mbak, tapi ...."Dirga yang mengerti maksud Liliana tersenyum."Nadine memang mengalami anovulasi, Li. Tapi, bukan berarti tidak dapat disembuhkan. Saat ini kami sedang berobat supaya Nadine bisa hamil dan kami memiliki anak," jelas Dirga.Liliana hanya mengangguk-angguk, ia memang pernah membaca dari sebuah artikel tentang anovulasi. Dan memang bisa sembuh dengan cara terapi. Tak lama acara pun dimulai dengan doa- doa setelah itu barulah diteruskan dengan acara yang lainnya. Tampak Liliana dan David begitu bahagia. Tapi, tiba-tiba saja saat acara hampir selesai Kadita yang sedang duduk dan bicara dengan Kinasih memegangi dadanya dan jatuh pingsan. Sanjaya dan Arnold yang duduk tak jauh dari Kadita langsung menggendongnya dan membawa ke rumah sakit."Cinta sejati tidak akan pernah mati,meskipun orang yang kita cintai sudah tid
Arini benar-benar menepati perkataannya. Rumah Liliana mendadak ramai, dua kamar tamu terisi dan setiap hari ada saja yang membuat Liliana tertawa geli. Arini dan Kinasih dengan semangat membagi tugas. Arini merawat Liliana dengan jamu-jamu tradisional buatannya dan juga tak lupa mengoleskan obat buatannya ke perut Liliana. Setiap pagi, Arini akan membuatkan kunyit asam sirih untuk Liliana minum setiap hari. Selain itu untuk mengembalikan bentuk tubuh Liliana seperti semula, Arini membuat jamu dengan bahan-bahan yang terdiri dari 7 gram daun papaya, daun jinten, 10 gram kayu rapet, 10 gram daun sendok, 7 gram daun iler, 7 gram daun sambilonto dan 7 gram asam Jawa. Semua bahan-bahan ini ia tumbuk halus lalu direbus dalam dua gelas air hingga mendidih. Dan, Liliana mau tidak mau meminumnya sambil memejamkan mata. Ia sama sekali tidak bisa menolak, karena Arini akan menunggunya hingga m
Pagi itu Liliana terbangun dan ia merasa perutnya terasa sedikit sakit. Baru saja ia akan melaksanakan ibadah salat subuh, tapi rasa sakit di perutnya makin terasa. Perlahan, ia membangunkan David."Mas, perutku sakit ..." keluh Liliana. David langsung membuka matanya dan menatap istrinya yang meringis kesakitan. Ia bertambah panik saat melihat ada darah yang mengalir di kaki Liliana."Ya Allah, kita ke rumah sakit sekarang. Tunggu, aku panaskan mobil sebentar." David langsung mengganti pakaiannya, dan ia berlari keluar kamar. Tuti yang melihat David panik langsung menghampiri."Ada apa, Pak?" tanyanya."Ibu mau lahiran. Cepat bawakan tas yang sudah di siapkan." Kinasih yang kebetulan baru bangun pun ikut panik dan segera membangunkan seisi rumah. Untung saja seminggu sebelumnya Kinasih berinsiatif untu
"Kau suka kamar baru kita?" tanya David."Aku suka, Mas. Aku suka halaman rumah yang asri dan teduh itu, saat melihat dari balkon, aku langsung melihat taman. Oya, Mas rumah lama kita kau jual?" tanya Liliana."Iya, saat ini masih dalam proses perbaikan. Jendela yang pecah dan kunci semua diganti. Kemarin, kata Mushi ada yang berminat tapi, dia mau supaya semua direnovasi terlebih dahulu.""Terimakasih, Mas. Kau sangat memikirkan aku. Kau tau bahwa aku mungkin akan sedikit merasa trauma di rumah itu. Dan, kau berinisiatif untuk membawaku pindah rumah. Terimakasih ya, Mas.""Sama-sama, sayang."“Tapi, perusahaanmu baru bangkit kembali. Itu pun uang dari Opa, kan? Apa tidak boros ... kau membeli rumah baru ini?” tanya Liliana. David menggelengkan kepalanya perlahan.“Rumah ini aku beli dari uang yang selama ini aku simpan ditambah uang dari papa. Papa dan Opa yang menyuruh untuk pindah. Tidak mengapa, sayang ... toh rumah lam
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen