Pendekar Pedang Tanpa Tanding

Pendekar Pedang Tanpa Tanding

By:  Iro Magenta  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.7
83 ratings
119Chapters
85.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Teratai Putih menjadi sekte paling kuat di Haidong. Mereka memiliki pusaka keramat yang bernama Kitab Naga Bertuah. Dalam kitab itu tertulis sejumlah jurus pedang yang sangat dahsyat. Tak heran jika hal itu memicu sekte-sekte aliran hitam untuk merebutnya. Akan tetapi, semua serangan mampu dilumpuhkan. Sampai pada akhirnya, pengkhianatan dari salah seorang anggota, menjadi bencana besar bagi sekte itu. Pembantaian masal membuat Teratai Putih hancur. "Aku bersumpah akan memenggal kepala mereka, meski mereka berlutut dan mencium kakiku meminta ampun," kata seorang pelayan di kedai teh.

View More
Pendekar Pedang Tanpa Tanding Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Zaid Zaza
Sukses. Izin promosi ya Thor. Mampir di novel saya. Judulnya: ROH KAISAR LEGENDARIS
2023-10-06 21:54:38
0
user avatar
Affad DaffaMage
Hanya yang terkuat bertahan
2023-10-06 21:22:16
0
user avatar
Gama Jo
mana dong konsisten nya utk update ceritanya.....
2023-06-01 07:09:33
0
user avatar
Aldho Alfina
Permisi, Numpang neduh thor "Penguasa Dewa Naga" Seorang sampah yang ternyata memiliki identitas luar biasa di belakangnya. bulan ini gas 3 bab/hari
2023-03-03 03:12:50
1
user avatar
JeoseoungSaja
Sukses dan sehat selalu thor! Salam dari Soul System. Dewa Kematian yang bereinkarnasi setelah menantang Dewa Agung.
2022-12-04 02:09:55
0
user avatar
Hakayi
Salam dari Tanaka Legenda Pendekar Buruk Rupa.
2022-12-01 17:37:27
0
user avatar
Abdullah Boy
lemot update nya...
2022-10-21 15:34:09
0
user avatar
Hwat703
Penggemar cersil jaman KPH bisa mampir ke ... Pendekar Seruling Sakti. Ditunggu dukungannya ya Kak ... Semangat Thor....
2022-10-12 14:14:23
0
user avatar
Bebby
Mampir kak Perjalanan Sang Pendekar Naga Iblis Semangat!
2022-10-10 22:43:13
0
user avatar
JeoseoungSaja
Semangat Thor! Mampir Ke Soul System.. Reinkarnasi Dewa Kematian untuk Membalaskan Dendam...
2022-10-01 18:48:02
0
user avatar
Pesong
ini kapan updatenya ya
2022-09-29 02:06:12
0
user avatar
Pengelana Kesepian
ngakak banget. Chen wuji ini lucu ... udah digalakin senyum terus. jangan2 kesengsem sama shixian
2022-08-24 03:32:48
0
user avatar
Khoirul N.
Mantap bro. Jangan lupa mampir di fantasi wuxia sejenis. "Pendekar Pedang Suci" up setiap hari.
2022-08-20 21:13:03
2
user avatar
Rana Semitha
Yah kekejar pendekar pedang suci
2022-08-16 19:03:00
0
user avatar
Pengelana Kesepian
crazy up Tan
2022-08-12 07:16:14
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 6
119 Chapters
1. Perisai Bulu Emas
Dalam malam yang pekat dan diselimuti kabut, terdapat segerombolan orang berpakaian serba hitam. Wajah dan kepala mereka tertutup, hanya menyisakan mata yang tampak tajam mengintai dan siap untuk melakukan penyerangan ke desa di bawah bukit tempat mereka sekarang berdiri. Tampak pemimpin dari gerombolan tersebut memberikan isyarat dengan mengangkat tangan kirinya dan menggerak-gerakkan jari telunjuknya ke arah desa tempat Sekte Teratai Putih berada. Dengan sigap semua pasukan bergerak melompat dari pohon ke pohon menuju desa tersebut. Mereka berubah menjadi serigala yang sangat besar.  "Suara apa itu?" Dari dalam rumah, Patriark Yong Yuwen yang merupakan pendiri Sekte Teratai Putih, terbangun dari tidurnya karena mendengar ada pergerakan dari arah bukit. Ia pun bersicepat membangunkan istrinya dan memintanya untuk membawa anak mereka bergegas masuk ke ruangan bawah tanah. Dengan tatapan nanar istrinya mengangguk. Ia tahu benar bahwa perintah untuk bersem
Read more
2. Tubuh yang Terbelah
Pada akhirnya situasi yang mendesak, membuat Patriark Yong Yuwen menggunakan Jurus Pedang Dewa. Seketika itu pula muncul ledakan yang sangat keras dan melukai tangan manusia serigala yang mencengkeramannya. Bahkan kedahsyatan dari ledakan itu sampai membuat manusia serigala terpental cukup jauh dari posisinya semula. "Aau ...."  Lolongan pemimpin kawanan manusia serigala terdengar lagi, bermaksud untuk membakar semangat dari anak buahnya supaya terus bertempur hingga mendapatkan apa yang diinginkan. Secara bersahut-sahutan anak buahnya pun turut melolong dengan keras.  Dengan cepat kawanan manusia serigala mencoba memberikan serangan balik pada orang-orang dari Sekte Teratai Putih. Kuku-kuku tajam mereka siap untuk mencabik-cabik daging. Mulut mereka pun terbuka lebar dengan dipenuh gigi-gigi runcing dan taring yang siap untuk ditancapkan ke leher orang-orang Sekte Teratai Putih. Para manusia serigala itu menyerang secara membabi-buta. 
Read more
3. Aliansi Jing Quo
"Kenapa Tetua Li?" sahut seorang anggota yang merasa apa yang diusulkan Dong Wei sudah tepat. "Kita semua tahu seberapa besar keinginan Sekte Iblis Neraka untuk memiliki Kitab Naga Bertuah. Jika kita mendatangi mereka untuk mengemis bantuan, sudah pasti mereka akan menertawakan kita. Bukannya membantu, mereka malah akan menghina kita karena telah berani mencoba mendapatkan kitab pusaka yang bahkan tidak bisa mereka dapatkan," kata Tetua Li memaparkan alasannya. Mendengar penjelasan sang tetua, beberapa anggota Sekte Taring Setan yang menghadiri pertemuan itu mengangguk setuju. Mereka membenarkan pendapat Tetua Li dan mulai berpikir kalau meminta bantuan pada Sekte Iblis Neraka bukanlah solusi yang tepat. Kondisi malam itu pun mendadak menjadi tegang dan gaduh. Orang-orang yang sama-sama menyimpan amarah itu berselisih, antara yang mendukung Dong Wei dengan yang membenarkan pendapat Tetua Li. "Cukup!" tegur Dong Wei tidak senang melihat anggotanya ribu
Read more
4. Panglima Long Feng
Semua pasang mata yang ada di ruang pertemuan menatap tajam ke arah orang asing yang sepertinya berasal dari golongan bangsawan itu. Lelaki tersebut memiliki perawakan yang tinggi dan tegap dengan pakaian khas orang kerajaan yang didominasi warna emas. Dari caranya masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk atau membuka pintu, mendadak muncul begitu saja tanpa ada satu pun orang yang tahu dari mana, jelas menunjukkan bahwa ia bukan orang sembarangan. "Siapa kau berani masuk ke sini tanpa izin?" bentak Dong Wei sambil berdiri. "Tenang. Aku datang membawa kabar baik untuk kalian," jawab orang asing itu sambil berjalan santai ke arah sebuah kursi.  Tanpa ragu lelaki itu langsung duduk sebelum dipersilakan. Tidak ada gurat takut sedikit pun di wajahnya. Bahkan ia terkesan sedang menantang orang-orang yang ada di dalam ruangan dengan memandang mereka satu per satu. Tak ayal tingkah lelaki asing yang begitu congkak dan tidak tahu sopan santun itu membuat ta
Read more
5. Pedang Dewa Iblis
"Mudah sekali! Setelah Sekte Teratai Putih disingkirkan, kalian harus membantuku naik tahta. Melengserkan kaisar yang sekarang," ujar Long Feng tanpa basa-basi lagi. Sudah barang tentu jika permintaan Long Feng membuat para anggota Aliansi Jing Quo mengumpat dalam batin. Ternyata memang benar, Long Feng datang hanya untuk menjadikan mereka boneka demi bisa merebut kekuasaan dari Kaisar Han Chen. Mereka pun hanya diam dengan darah mendidih. Tidak memberikan tanggapan mengingat ini adalah satu-satunya kesempatan bagi mereka untuk mengetahui kelemahan Sekte Teratai Putih. Jika mereka menolak begitu saja, sampai kiamat pun mereka tidak akan pernah bisa mengalahkan Patriark Yong Yuwen dan para penduduk Jinchang. Akan tetapi, tidak mungkin pula mereka mengiyakan syarat yang diberikan Long Feng. Masalahnya, syarat tersebut bertentangan dengan hasil diskusi yang sudah disepakati oleh Aliansi Jing Quo. Mereka sudah memutuskan bahwa Wang Weo yang akan menjadi kaisar ji
Read more
6. Kelemahan Sekte Teratai Putih
Dong Wei menggeleng pelan. Ia masih tidak percaya pada pendengarannya sendiri. Dengan nada protes ia berkata, "Ketua Wang, semes--" "Simpan pedangmu! Tidak seharusnya kau bersikap lancang pada Panglima Long Feng," bentak Wang Weo memotong perkataan Dong Wei. Kedua matanya melotot. Membuat Dong Wei terintimidasi atas kewibawaannya. Anggota sekaligus temannya itu pun memasukkan kembali pedangnya. Wang Weo mendongakkan kepala dan merentangkan kedua tangannya yang terkepal. Lalu ia meletakkan tangan kanannya di dada dan tangan kirinya di perut. Seketika itu pula, sebuah pedang muncul. Dengan penuh hormat, Wang Weo menyodorkan pedang itu pada Long Feng dan berkata, "Panglima, terimalah pedang ini sebagai jaminan atas kesetiaan kami padamu." Para anggota Aliansi Jing Quo langsung lemas atas apa yang mereka lihat. Mereka tahu, pedang itu telah menewaskan ratusan pendekar. Jika Wang Weo memberikan pedangnya, bagaimana bisa mereka melawan Long Feng? Sementara
Read more
7. Pohon Angel Oak
Sudah barang tentu jika pernyataan Long Feng kali ini berhasil menghapus kerut di kening semua orang. Kekesalan mereka digantikan dengan terbitnya senyuman. Mereka tidak pernah menduga kalau ada masanya kekuatan Sekte Teratai Putih yang mengerikan itu bisa menghilang. Maka, setelah mengetahui kelemahan sekte terkuat di wilayah Haidong, para anggota Aliansi Jing Quo pun bergegas membuat rencana penyerangan. Hampir semua anggota aktif memberikan usulan. “Orang-orangku yang akan berada di barisan paling depan untuk membombardir Desa Jinchang dengan duri-duri tajam mematikan!” ungkap Dong Wei bersemangat. Ia sangat yakin pada kemampuan para anggota sektenya. Lebih-lebih dengan jurus Perisai Bulu Emas yang dimiliki, tidak akan mungkin orang-orang Jinchang mampu memotong bulu mereka jika hanya menggunakan pedang biasa.  "Ketua Wang, aku dan seluruh anggota Golok Beracun akan siap ditempatkan di mana pun. Aku bahkan sudah tidak sabar ingin memenggal kepala Patr
Read more
8. Kebohongan Terakhir
Semua anggota Aliansi Jing Quo sudah berlatih dengan keras menyiapkan penyerangan. Mereka tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas yang telah ada di depan mata.  Sementara itu, persiapan yang matang juga telah dilakukan oleh Long Feng. Permintaannya pada Kaisar Han Chen beberapa waktu lalu telah dikabulkan. Maka, dengan sebuah gulungan berwarna keemasan yang berisi titah kaisar, ia bersama seluruh prajurit yang berasal dari Sekte Teratai Putih, kembali ke Jinchang.  Benar, dengan dalih demi keamanan nyawa para prajurit, Long Feng meminta kaisar untuk memberikan cuti satu hari, tepat pada hari di mana gerhana bulan total akan terjadi. Sebagai gantinya, para pendekar terpilih dari sekte aliran putih membantu mengamankan istana bersama para prajurit yang ada. 'Aku harus mengucapkan salam perpisahan pada orang tua terkutuk itu,' gumam Long Feng dalam benaknya. Ia menghentikan langkahnya di depan kediaman orang tuanya. Long Feng menatap lekat-lekat tem
Read more
9. Lorong Bawah Tanah
"Chen'er, cepat masuk!" perintah seorang lelaki paruh baya pada seorang bocah yang sedang bermain di halaman rumah. Melihat raut wajah lelaki di hadapannya, bocah itu pun mengangguk tanpa membantah atau sekadar bertanya. "Baik, Ayah!" ucapnya, lalu memberi hormat sebelum masuk ke dalam rumah. Patriark Yong Yuwen mendongak, memandang bulan yang bundar sempurna. Ia menghela napas panjang, berharap sesak di dadanya melebur dan hilang bersama embus angin. 'Bukankah malam ini terlalu indah untuk dilewatkan dengan bersembunyi?' batinnya. Bukan tanpa alasan Patriark Yong Yuwen tampak begitu gusar. Firasatnya mengatakan, hal buruk akan terjadi. Bukan hanya padanya, melainkan juga pada seluruh anggota Sekte Teratai Putih di Jinchang. "Petaka apa yang sebenarnya akan menimpa kami?" desisnya lirih. "Apa kau masih cemas?" Sebuah suara lembut membuat Patriark Yong Yuwen menoleh ke belakang. Lelaki itu tersenyum hangat pada perempuan bermata coklat yang mulai muncu
Read more
10. Tragedi Gerhana Bulan Total
Jerit tangis ibu dan anak-anak pun melekat erat pada dinding-dinding ruang bawah tanah. Mereka ingin berhenti melangkah dan kembali menyusul suami dan atau ayah mereka berjuang melawan musuh. Namun, mereka tidak boleh berhenti berlari. Entah bagaimana kehidupan ini terasa begitu kejam? Bahkan rasa ‘peduli’ menjadi hal yang wajib dimusnahkan. Meskipun demikian, setelah cukup jauh melangkah, pada akhirnya mereka tidak sanggup lagi untuk menahan diri agar tidak menengok ke belakang. Para wanita itu sungguh berharap para pria menyusul mereka. “Jangan berhenti! Apa kalian tidak mengerti untuk siapa suami kalian mempertaruhkan nyawa?” pekik Huang Hua begitu keras, membuat beberapa wanita yang sempat berhenti, mulai melanhkah lagi seraya berusaha menghentikan isakan mereka. “Ibu, aku ingin bersama Ibu,” rengek Yong Chen tidak mau melepaskan pelukannya dari Huang Hua. “Chen’er! Berhenti merengek dan pergi! Ikut bibimu sekarang!” bentak Huang Hua denga
Read more
DMCA.com Protection Status