Hippocampus

Hippocampus

By:  Gerald Rivaldo  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
19 ratings
21Chapters
5.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Sebastian Dream adalah seorang detektif polisi yang memiliki kemampuan istimewa, yaitu dapat membaca ingatan orang yang dia sentuh. Kemampuan itu didapatkan Sebastian setelah tertimpa kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya. Bersama sahabatnya, Gabe Sinaga, dan kedua bawahannya, Ibnu Fathorrohman dan Otniel Indra, Sebastian akan menyelesaikan berbagai macam kasus yang terjadi di Surabaya, sekaligus mencari pelaku yang membuatnya harus menanggung beban berat.

View More
Hippocampus Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Zain losta masta
openingnya bikin gua tertarik.. cek juga novel saya ya kak, mohon pendapat dan sarannya dari kakak....
2022-12-25 08:46:43
0
user avatar
Tiger
pemuda yang tidak terduga
2022-02-21 23:15:30
0
user avatar
miss_tikus
baru baca beberpa bab tapi seruuuuuuuuu udah lama ga baca cerita tema misteri gini, dan ini beneran bikin penasaran. ceritanya juga mantap. ga bikin mudah diterka. kayanya mateng banget penyusunan plotnya. rekomen deh buat yang tertarik atau suka baca tema misteri
2021-11-08 19:40:30
0
user avatar
Evhae Naffae
Semangatt5 ......
2021-09-28 22:40:52
0
user avatar
A.R. Ubaidillah
Go, Sebastian...!
2021-09-26 23:56:33
0
user avatar
Biru Tosca
Bagus Kak... semangat nulisnya ya...
2021-09-26 21:01:52
1
user avatar
Cadburry♥
Seru! Next semangat kak!
2021-09-26 15:46:36
0
user avatar
Sachie
menarik, semangat kak
2021-09-23 21:02:19
0
user avatar
Ryuzy_hdr
menarik banget! cus next kakak!
2021-09-23 20:29:47
0
user avatar
Rai Seika
Wow, keren kak... Lanjut
2021-09-23 19:46:06
0
user avatar
CahyaGumilar79
Keren ceritanya lanjutkan
2021-09-23 19:36:06
0
user avatar
Jasmine
keren nih kk...lanjut..!
2021-09-23 19:31:33
0
default avatar
Aksara Rindu
Ceritanya bagus banget. Saya suka cerita tentang detektif gini
2021-09-04 16:16:09
0
user avatar
Faver
Wak detektif nih. Pasti keren. Semangat thor
2021-09-03 19:49:55
0
user avatar
Ra_ca
wih, keren. semangat ka
2021-09-03 17:07:38
0
  • 1
  • 2
21 Chapters
Bab 1 - Permulaan
Nyawa Manusia itu berharga karena memiliki batas. Batasan itulah yang membuat manusia terus berjuang - Heiji Hattori -Bruakkk!"Pak Ian, ada kasus di daerah Genteng Kali!" Seseorang berteriak tepat di depan meja kerjaku.Aku yang masih setengah tidur mencoba melihat wajah si berengsek yang berani membangunkanku.Wajah bulat lucu dengan ekspresi panik, lengkap dengan kacamata dan kepala plontos, adalah sosok yang berani menggebrak mejaku sepagi ini.Orang ini memang kelewat berani, karena dia juga sangat sering memintaku mentraktirnya makan siang. Tetapi, biasanya dia tidak sepanik ini akan apa pun."Pak, ayo kita ke TKP! Sebelum kasus ini diambil alih unit 1!" desaknya.
Read more
Bab 2 - Kasus yang Aneh
Aku percaya bahwa satu-satunya cara membebaskan orang dari penderitaan adalah dengan membunuhnya - Carl Panzram –Aku masih ingin sedikit lebih lama di TKP untuk menyelidiki kasus ini, namun paksaan Gabe yang kelaparan membuatku harus mengalah.Akhirnya tim kami memutuskan untuk mengisi perut di restoran cepat saji di dekat TKP, sambil menunggu hasil autopsi dari Nugrah yang seharusnya keluar beberapa jam ke depan."Jangan terlalu keras pada dirimu Pak, kita harus makan agar tetap bisa berpikir," kata Ibnu. Aneh sekali mendengar kata 'berpikir' dari mulut orang yang tidak pernah berpikir. Meskipun aku mengoceh dalam hati, tetapi akhirnya ayam goreng yang ada di depanku kulahap juga."Tetapi Pak, bukannya
Read more
Bab 3 - Rencana
Betapa pun sempurnanya rencana manusia, pasti akan ada kesalahan - Five Orange Pips -Setelah pertanyaan itu dilontarkan, ada keheningan sejenak yang menguar di ruangan autopsi. Jawaban dari pertanyaan itu belum tentu 'iya', namun kemungkinan besar memang benar.Aku mencoba menenangkan diriku, karena ada dua anak buahku dan Anugrah disini. Bagaimana pun juga, aku sudah mempersiapkan diri untuk bertarung dengan pembunuh keji itu."Jadi sampah itu menantang kita?" gumamku dengan suara yang cukup keras untuk bisa didengar oleh satu ruangan. "Kalau begitu, kita harus memberi dia pelajaran berharga, karena sudah berani bermain api dengan kita!”Aku menunjuk Otniel, lalu memberinya perintah, "Cari informasi sebanyak mungkin tentang Pak Sugeng dan orang-orang yan
Read more
Bab 4 - Lusuh
Rahasia terbesar selalu disembunyikan di tempat yang paling tidak di sukai – Roald Dahl – Tangga ruang rahasia itu membawaku ke gang sebelah yang memiliki lebar sedikit lebih besar daripada gang rumah Pak Sugeng. Namun, tangga pintu rahasia itu berada cukup jauh dari rumah warga, meskipun berada di gang yang sama.Gang sebelah ini jauh lebih kumuh daripada gang Pak Sugeng, sehingga adanya sebuah tangga yang mengarah ke tembok kosong itu tidak menarik perhatian. “Ruang rahasia itu adalah alasan lantai atas sangat berantakan,” ujar Gabe sambil mengelus kepala plontosnya yang masih kesakitan karena pukulanku.“Ruangan yang berantakan untuk menyembunyikan pintu itu?” tanya Ibnu.
Read more
Bab 5 - Rahasia
Rahasia hanya untuk pecundang. Untuk orang-orang yang tidak mengerti betapa pentingnya informasi – Daniel Patrick Moynihan –Rumah tempat Ibnu dan Otniel menemukan orang yang mau dimintai keterangan adalah sebuah rumah yang hampir berada di ujung gang. Jadi, setiap kali aku melangkah mendekati rumah itu, aku memikirkan berbagai macam alasan untuk menyentuh si calon saksi ini."Kau bisa menjabat tangannya sambil memperkenalkan asal divisi kita," usul Gabe.Sebuah usul yang logis, dan sempat aku pikirkan, tapi kelemahannya adalah waktu yang terlalu pendek. Aku pesimis kalau dapat menemukan informasi soal Pak Sugeng di ingatan orang itu, jika hanya menjabat tangannya sebentar. Aku perlu sebuah alasan yang kuat dan logis untuk menyentuhnya agak lama.Pik
Read more
Bab 6 - Pelarian
Narkoba adalah musuh dari ambisi dan harapan– dan saat kita berjuang melawan narkoba, maka kita sedang berjuang untuk masa depan - Bob Riley - Antusiasme Gabe membuat dia salah mengambil jalan, sehingga mobil kami salah masuk tol. Aku takut kalau Adi sudah kembali pulang kerumahnya, karena jam sudah menunjukkan pukul dua belas lebih dua puluh menit tengah malam. Saat ini, aku hanya memiliki satu pilihan bantuan. Aku terpaksa menelepon Ibnu dan Otniel untuk menyuruh mereka mencari Adi di salah satu warung dekat rumahnya. Untungnya, dua anak itu mau kembali berangkat kerja, meskipun sudah kuusir setelah sukses dengan ingatan Adi. Dua anggota timku itu adalah yang paling bisa diandalkan untuk mencari orang, jadi aku sudah lega saat mereka menyetujui permintaanku. "Kalau benar air liur Adi mengandung narkoba, maka Pak Sugeng adalah pemasoknya untuk waktu yang lama," ujar Gabe memecah keheningan di tengah jalan tol yang sepi. "Dan hal itu akan membuat tersangka pembunuhan Pak Sugeng s
Read more
Bab 7 - Adiksi
Kami selalu dibayar berdasarkan kecurigaan kami, dengan menemukan apa yang kami curigai - Henry David Thoreau - Aku langsung memacu mobil Gabe, setelah surat perintah sudah dikeluarkan oleh Kantor Pusat. Untungnya surat perintah untuk penangkapan Adi cepat dikeluarkan, karena kami memiliki bukti tak terbantah. Otakku memikirkan Anugrah selama perjalanan dari Departemen Forensik ke rumah Adi. Aku sangat yakin kalau orang yang cerewet dan mudah penasaran seperti Anugrah bakal langsung melepaskan kecurigaannya padaku. Aku harus sangat berhati-hati dalam memakai kemampuanku setelah kasus ini selesai. Selain Anugrah, ada hal lain yang mengganjal di pikiranku. Hal itu adalah tentang cara Pak Sugeng mendapatkan obat itu, dan bagaimana aku bisa mendapatkan bukti keterlibatan Pak Sugeng dengan adiksi Adi. Pikiranku yang berkelana itu membuat perjalanan terasa singkat. Aku memarkir mobilku di depan gang rumah Pak Sugeng, dan bergegas ke gang sebelah lewat jalan rahasia di rumah Pak Sugeng.
Read more
Bab 8 - Provokasi
Jangan percaya dengan apa yang kamu dengar. Percayalah setengah dari yang kamu lihat - Edgar Allan Poe - Harapanku untuk menginterogasi Adi secepatnya runtuh, karena Adi lebih teler daripada yang terlihat. Dokter di Rumah Sakit Polisi mengatakan kalau Adi mengonsumsi dosis dua kali lipat dari biasanya, dan obat itu hampir merenggut nyawanya hari ini. Untungnya, Ibnu dan Otniel membawa Adi ke Rumah Sakit, alih-alih ke kantor seperti perintahku. Kadangkala, kita harus melangkahi perintah atasan jika sudah menyangkut nyawa. "Petugas Forensik sedang memeriksa secara menyeluruh rumah Adi Nugroho," ujar Otniel sambil mengunyah roti isi cokelat yang baru saja dia beli di kantin rumah sakit. "Kita hanya perlu menunggu sebentar, untuk ditemukannya barang bukti." Perkataan Otniel seharusnya benar, namun aku sedikit ragu kalau akan ditemukan barang bukti di rumah Adi. Selain itu, timku juga perlu bukti yang menunjukkan hubungan Pak Sugeng dan Adi lewat barang terlarang itu. Kasus pembunuhan
Read more
Bab 9 - Selubung
Dalam proses interogasi, semua orang menginginkan jawaban-jawaban yang belum siap kuberikan - Lucy Christopher - "Bapak masih sakit?" tanya Otniel begitu aku turun dari mobil. Kabar soal aku yang tidur di tempat parkir bahkan sudah menyebar di kantorku. "Adi Nugroho ada di mana?" tanyaku mengubah topik pembicaraan ke hal yang lebih penting. Untungnya, Otniel bukan pribadi yang mudah penasaran. Anak itu langsung memandu jalan kami melewati berbagai lorong yang sangat kukenal, ke ruang interogasi tempat Adi menunggu. Aku memilih untuk masuk ke ruang kontrol terlebih dahulu, dan ternyata sudah ada Ibnu di dalam ruang gelap yang tepat berada berhadapan dengan ruang interogasi. Aku menyuruh Gabe untuk mengambil alih proses interogasi pertama, sambil memantau gerak-gerik Adi untuk bisa menentukan langkah selanjutnya. "Sudah berapa lama dia dibawa ke sini?" tanyaku. "Sekitar setengah jam yang lalu," jawab Ibnu. "Namun, dia hanya menatap lurus ke ruangan ini sejak tadi." Sesuai perkataa
Read more
Bab 10 - Gelap
Semua manusia adalah bulan dan memiliki sisi gelap, yang tidak akan mereka tunjukkan kepada semua orang - Mark Twain -Setelah menunggu para perawat menyuntikkan obat penenang kepada Adi, akhirnya dia bisa kembali tenang seperti sebelumnya.Aku menyuruh Otniel untuk ke Departemen Forensik demi mengumpulkan bukti-bukti yang belum dimiliki polisi, sedangkan Ibnu cukup kuperintahkan untuk menjaga pintu ruang interogasi agar tidak ada siapa pun yang masuk ditengah interogasi.Gabe memastikan persiapan interogasi akan berjalan tanpa gangguan, sebelum akhirnya kembali membawa Adi yang sudah terlihat letih, kembali ke ruang interogasi.Sejak dibawa dari sel ke ruang interogasi, Adi hanya melihat ke bawah, entah karena efek obat penenang, atau karena Adi sudah sangat kelelahan. Aku sebenarnya merasa kasihan padanya, namun aku tetap harus menggali informasi identitas orang yang memasok uang kepadanya.Karena aku sudah membulatkan tekad, maka aku la
Read more
DMCA.com Protection Status