Raja Terakhir Dinasti Wang

Raja Terakhir Dinasti Wang

By:  Selene21  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
35 ratings
175Chapters
20.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kerajaan Yongjin yang dikuasai oleh Dinasti Wang, berada di ambang kehancuran sejak dipimpin oleh raja yang mudah dihasut dan suka mencari hiburan di paviliun para selir. Para pejabat banyak yang korup dan berebut kasih sayang raja untuk keuntungan pribadinya. Setelah raja mangkat, Wang Yang sebagai Pangeran ke-2 naik tahta dan harus menikahi putri panglima perang–Li Zening, untuk memperkuat posisinya. Saat ia naik tahta, kondisi pemerintahan telah dikuasai oleh Kanselir Zhao bersama Ratu Qi (Lan Suying) yang merencanakan pembunuhan terhadap Wang Yang dan istrinya dengan memberi bubuk racun pada pendupaan. Mendekati ajalnya, Wang Yang memohon kepada langit agar memberinya kesempatan sekali lagi untuk mengembalikan kejayaan Dinasti Wang dan memberantas semua tindak kejahatan. Memberikan kedamaian dan kehidupan yang sejahtera untuk rakyatnya. Terkabulkah permintaan Wang Yang? Berhasilkah ia melawan kekuasaan Kanselir dan Ratu Qi dan membangun kembali dinastinya?

View More
Raja Terakhir Dinasti Wang Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Recky Roger
up terus thor...
2023-09-09 08:19:05
0
user avatar
Yoru Akira
semangat Kak. izin promo ya Kak Thor. yg tertarik buat baca cerita fantasi transformasi bisa mampir ke cerita aku, Kak. 99 Hari Bersama Kaisar Tiran. makasih Kak Thor ...
2023-09-08 16:48:10
0
user avatar
Recky Roger
ini msh ada kelanjutannya?
2023-08-03 07:56:50
0
user avatar
Hozin Asror
mahal kl tarfx ...
2023-04-11 11:44:48
0
user avatar
Aldho Alfina
Bantu promote thor "Penguasa Dewa Naga"
2023-01-27 18:05:11
0
user avatar
D'sparage Je
ceritanya ditulis dengan apik, saya suka gaya kepenulisanmu. salam dari calon penakluk seribu negeri siluman dalam cerita The Destinable Of Light
2022-06-30 19:02:43
2
user avatar
Aldi pga
Numpang promo kak, mampir ke novel legenda Galuh Tapa, kali aja ada yang mau membaca tulisan sederhana ini, ditunggu ya kak
2022-06-04 18:13:40
0
user avatar
Rana Semitha
Jujur aja, ini cerita wuxia pertama tentang kerajaan yang aku baca di goodnovel. So Far ceritanya bagus, intriknya juga banyak. Catatannya adalah ... interaksi antara kaisar Wang Li sama anak dan para istrinya. Mungkin bisa baca Story of yanxi palace buat referensi.
2022-05-11 21:06:49
1
user avatar
cyllachan
Jir… sumpah bagus bgt penulisannya. Enak bgt ngebacanya. Pemilihan katanya juga bagusss waaaaaww
2022-04-21 00:12:41
1
user avatar
Zhu Phi
cerita silat kerajaan Tiongkok yang mantap Salam dari Pendekar Naga Biru
2022-04-14 16:46:00
1
user avatar
Cadburry♥
ka keren bngt! smngt up nya ya!!><
2022-03-23 23:19:27
1
user avatar
Ana Sue
suka penulisannya, rapiii
2022-03-12 14:33:03
1
user avatar
Roesaline
ceritanya keren banget Kak semangat Up ya
2022-03-12 13:47:46
1
user avatar
Feroza
masukin di perpus, ah
2022-03-12 13:39:18
1
user avatar
Galuh Arum
keren kak lanjutkan
2022-03-12 12:45:57
0
  • 1
  • 2
  • 3
175 Chapters
Bab 1 Titah Raja
Kediaman Selir Chu, Paviliun Wuyan Wang Yang melangkah gontai menuju Paviliun Wuyan. Keputusan raja adalah titah, melawan titah artinya memberontak. Kalimat itu yang terus berdengung di telinganya sejak melangkah keluar dari Aula Huanyang. Bukan karena titah raja yang mengirimnya ke perbatasan dengan dalih menuntut ilmu pedang dan siasat perang, tapi jauh dari ibu dan adiknya untuk waktu yang tidak bisa ditentukan yang membuatnya gelisah “Yang Mulia, awas!” Huazhi melesat cepat di antara Wang Yang dan tiang penyangga atap. Dug. “Ahh!” rintih Wang Yang kesakitan. “Huazhi bersalah, Yang Mulia!” Zhou Huazhi segera berlutut meminta maaf. “Bangunlah,” sahut Wang Yang mengelus kepalanya yang terbentur kepala Huazhi sambil mendesis. “Apa yang membuat Yang Mulia melamun?” tanya Huazhi, melakukan gerakan yang sama, mengelus kepala. “Aku sedang memikirkan cara yang tepat untuk memberitahukan keberangkatanku pada Ibu dan A-Yin. Mereka pasti akan sedih.” Huazhi hanya diam. Dia tahu pasti,
Read more
Bab 2 Kelemahan Wang Su
Kediaman Wang Su, Istana TimurRatu Qi selalu saja kesal bila berkunjung ke Istana Timur. Kediaman putra sulungnya itu tak pernah lepas dari aroma arak putih dan pemandangan calon putra mahkota sedang ditemani minu oleh salah satu selir kerajaan. Dengan sekali kibasan lengan hanfu mewahnya, wanita cantik yang sedang memangku kepala Wang Su segera undur diri.“Putraku, ubahlah ritme keseharianmu. Jangan hanya pergi bermain ke Paviliun Qinghe. Sudah saatnya kamu belajar serius tentang pemerintahan. Kamu adalah calon Putra Mahkota, tidak pantas terlalu sering berdiam di antara harem.”“Ah, Ibu. Seorang raja tidak bisa dipisahkan dengan harem. Dinasti ini tidak akan berkembang pesat dan menjadi kuat kalau rajanya tidak memiliki keturunan. Bukan begitu?”“Itu tidak salah, tapi tidak melulu yang kau pikirkan seputar urusan bawah perutmu.” Lan Suying melemparkan saputangan selir tadi yang tertinggal ke sembarang tempat. &ldquo
Read more
Bab 3 Keberangkatan Wang Yang
Halaman Kuil BailongDi hari keberangkatannya, Wang Yang mengunjungi Kuil Bailong untuk memohon perlindungan dan keselamatan, bukan bagi dirinya tetapi bagi ibu dan adiknya. Besar harapannya, langit akan berbelas kasihan padanya dan mengabulkan permohonannya. Di istana yang luas ini, tidak ada yang berani menyentuh ibu dan adiknya, kecuali Ratu Qi.Keluar dari kuil, Wang Yang mengedarkan pandangannya sejenak ke sekitar kuil. Daun pohon mapel mulai berguguran, membuat beberapa biksu sibuk menyapu halaman. Di halaman ini, ia dan Wang Yin sering bermain sembari menunggu ibunya selesai sembahyang. Persis seperti yang dia ingat, kicauan burung, embusan angin sepoi dan daun yang jatuh perlahan.“Kakak!”Wang Yang menoleh ke belakang. Wang Mu Lan—adik beda ibu, sedang berjalan ke arahnya.“Aku kira kamu sudah meninggalkan istana.” Mu Lan menghambur memeluk Wang Yang dengan manja.Wang Yang tersenyum membalas pelukan ad
Read more
Bab 4 Menyambut Tamu
Kemah Pasukan Taichan, Kota JingzhouKamp pasukan Taichan di perbatasan kota Jingzhou sedang sibuk berbenah dan mempersiapkan kunjungan Menteri Militer, yang tak lain adalah ayah dari Jenderal Besar Li Deyun. Penghuni tenda berwarna ungu dengan tulisan berwarna emas itu lalu lalang mengerjakan tugasnya masing-masing.“Cepat benahi semua pagar pembatas yang rusak karena badai semalam. Juga bereskan arena latihan. Simpan semua senjata dan pastikan dalam keadaan bersih!” Deyun melontarkan banyak perintah sekaligus.“Baik, Jenderal!”“Ji Mong, katakan pada Zening tentang kedatangan Menteri Militer. Peringatkan dia untuk tetap berada di tendanya,” imbuh Deyun dengan raut panik.“Baik, Jenderal!”Deyun duduk di balik meja kerjanya, melanjutkan mempelajari peta kota Wu. Kabar terbaru dari mata-mata yang disebarnya, pemimpin kota Wu sedang merencanakan sebuah pemberontakan. Jumlah tentaranya tidak kala
Read more
Bab 5 Kuda Taichan
Kediaman Kanselir Zhao, Paviliun JianshanZhao Ming Lan sedang menyulam sebuah sapu tangan di taman belakang rumah ditemani pelayan setianya. Ketika ayahnya menghampiri dengan langkah lebar dan wajah berbinar, Ming Lan mengerutkan dahinya sambil bangkit berdiri.“Ada hal penting apa yang terjadi di istana hingga membuat wajah tuanya terlihat segar?” gumam Ming Lan.“Ming’er, Ming’er!”“Apa yang terjadi, Yah? Berjalan begitu cepat seperti dikejar hantu.”Ziliang menarik lengan Ming Lan agar ikut duduk di bangku. “Ayah baru saja kembali dari Istana Barat menemui Ratu Qi. Dia meminta ayah mencarikan calon istri untuk pangeran Wang Su dan pada akhirnya meminta Ayah untuk mengirimmu masuk istana untuk mengikuti pelajaran Etika Istana.”“Hahh?” Ming Lan tersentak. “Menikahi siapa? Wang Su?”“Ya. Dengan begitu, jalanmu menjadi permaisuri akan semakin te
Read more
Bab 6 Kembali Ke Istana
Tak terasa sudah enam bulan Xiaoyang tinggal di perbatasan. Karena kecerdasan dan ketekunannya, kemampuannya bermain pedang dan memanah meningkat pesat. Deyun bahkan tidak ragu mempromosikannya naik tingkat.“APA?! Apa tidak terlalu cepat memindahkanya ke pasukan inti, Kak? Belum genap enam bulan dia di sini!” protes Zening tak terima.Butuh waktu satu tahun lebih bagi Zening untuk berhasil diterima sebagai pasukan inti di bawah pimpinan Han Xiu. Sekarang, Xiaoyang yang kalah dalam tiga gerakan olehnya, bisa diterima hanya dalam waktu enam bulan. Kenyataan yang mengoyak kebanggaannya.“Bukan aku yang memutuskan. Kau tahu sendiri bahwa Han Xiu tidak pernah ceroboh dalam memutuskan anggota pasukannya. Dia yang menguji Xiaoyang sendiri.”“Aku akan pergi mencari Han Xiu.”“Aku di sini.” Han Xiu muncul dari balik tirai, berjalan mendekat.“A-Xiu, benar yang Kak Deyun katakan? Pria manja itu su
Read more
Bab 7 Pesan Ayahanda
Kediaman Raja Wang Li, Istana Barat“Ayah.” Wang Yang berlutut memberi hormat yang dibalas lambaian tangan Wang Li, meminta Wang Yang mendekat.“Yang’er,” sapa Wang Li lirih.Pria tampan penuh wibawa itu terbaring lemah di ranjang besar berlapis emas. Wajahnya kurus, ada rona biru kehitaman di bawah mata dan bibirnya yang kering.“Ayah, maafkan putramu yang tidak berbakti. Yang’er tidak mendengar kabar apapun tentang kalian. Beruntung Ibu mengirim surat meminta Yang’er kembali, jadi Yang’er bisa datang mengunjungi Ayah.”Wang Li meremas jemari tangan anaknya dalam genggaman. “Tidak apa-apa. Aku yang mengirimmu untuk pergi ke perbatasan. Aku merindukanmu, tetapi tidak ingin mengganggumu belajar.”Kasim raja masuk membawa cawan dalam nampan. “Baginda, waktunya minum obat,” ucap kasim bertubuh subur itu seraya membungkuk.“Sini, biar aku yang memban
Read more
Bab 8 Teror Di Hutan Bambu
Ru Feng mengangkat dua kaki depannya tinggi-tinggi ketika anak panah menembus paha kanannya. Xiaoyang meraih pinggang Zening yang tercengang di bawah kaki Ru Feng.“AWAS!”Brug.Xiaoyang jatuh ke tanah dengan keras bersama Zening di atas tubuhnya.Drap. Drap. Drap.Ru Feng berlari tanpa tujuan, kebingungan dengan rasa sakit di tubuhnya. Tanpa menghiraukan Xiaoyang yang meringis kesakitan, Zening berlari mengejar kudanya sambil terus berteriak memanggilnya.“Ru Feng! Ru Feng! Kembali!”Xiaoyang duduk sambil membersihkan debu di bajunya dengan mata terus mengawasi Zening yang makin menjauh. Tiba-tiba, ekor matanya menangkap pergerakan di antara pohon bambu.Sret. Sret. Sret.Gerakan mereka sangat cepat. Delapan orang berpakaian serba hitam dan menggunakan topi bercadar mengepung Xiaoyang, setiap mereka memegang pedang yang terhunus dan mengkilap.Xiaoyang segera berdiri dan meraih pedangnya.
Read more
Bab 9 Meneguhkan Hati
“Bagaimana bisa terjadi hal seperti ini, Ning’er? Aku mengirimmu pergi bersamanya untuk menjaganya, kenapa dia bisa terluka?” tanya Deyun dengan tak sabar. “Maafkan aku, Kak. Aku tahu aku salah, tapi ini tidak sepenuhnya kesalahanku. Mereka melukai Ru Feng, lagi pula selama ini kita biasa berkuda melewati hutan bambu ribuan kali dan tidak pernah terjadi hal seperti ini,” kilah Zening membela diri. “Karena yang kau kawal bukan orang biasa,” sahut Deyun singkat sebelum berbalik dan masuk ke dalam kemah Xiaoyang. “Bagaimana kondisinya sekarang?” tanya Deyun pada tabib kepercayaannya. “Beruntung dia sudah mendapatkan pengobatan yang tepat sebelum dibawa kembali. Nyawanya sudah terselamatkan, hanya tinggal menunggu racunnya keluar bersama darah dan dia akan kembali pulih. Staminanya sangat bagus untuk ukuran seorang pria.” “Terima kasih, Tabib. Aku berhutang nyawa padamu.” Deyun mengangkat kedua tangannya dan memberi hormat. “Sudahlah, Jend
Read more
Bab 10 Menetap Sementara
“Adalah?” Han Xiu melanjutkan ucapan Deyun yang lenyap ditiup udara perbatasan.“Siapa dia sebenarnya? Aku merasa dia begitu penting untukmu dan ayah. Apa dia anggota keluarga istana?” ulang Zening.“Ayah selalu mengajarkan pada kita semua, setinggi apapun kedudukan keluarga di masyarakat, setelah dia melangkah masuk ke kamp pasukan Taichan maka dia hanya seorang tentara, tidak lebih.”“Terserah kau saja,” sungut Zening kesal. “Asal kau tahu, Kak. Jawabanmu semakin membuatku penasaran.” Zening melengos pergi.“Karena sudah begini, hanya kamu yang bisa aku harapkan. Bantu Xiaoyang menyamar. Tidak ada satu orangpun yang tahu bahwa kita membawa Xioayang masuk istana.”“Kak, kali ini aku sependapat dengan Ning’er. Siapa dia, hingga pantas membuatmu dan Zening bertengkar?”“Maafkan aku, A-Xiu. Aku tidak bisa memberitahukannya padamu. Nyawanya sangat be
Read more
DMCA.com Protection Status