His Evil Brother (Indonesia)

His Evil Brother (Indonesia)

Oleh:  Dewanu  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
152Bab
4.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Fien Clark berjaya atas kematian Erick Davis saudara tirinya. Akan tetapi banyak orang menuduh Fien Clark membunuh saudaranya itu meski mereka tak dapat membuktikan. Termasuk Alice Greyson, mantan kekasih Erick. Hal itu membuat Alice ingin tahu dan menyelidiki Fien dengan menjadi pelayannya. Kenyataannya, Fien malah jatuh hati dengan Alice. Tanpa disadari Alice juga mulai tertarik dengan Fien. Setelah tahu bahwa Alice adalah mantan Erick, Fien sangat murka dan menuding Alice punya tujuan tersembunyi. "Kau menipuku, Alice! Aku akan menghancurkan semua yang berkaitan dengan Erick, termasuk kau!" Disisi lain, Alice menderita karena Fien tak mempercayai dirinya. Alice merasa cintanya terhadap Fien adalah takdir yang sebenarnya. "Erick adalah masa lalu Fien, dan kau adalah masa depanku. Apakah kau tak percaya takdir?"

Lihat lebih banyak
His Evil Brother (Indonesia) Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Ucie Stoly
semangat sampai tamat
2022-08-08 20:06:03
0
default avatar
kuiskuisku07
bagus nih, recommended
2022-11-10 12:59:47
0
default avatar
kuiskuisku07
Bagus nih, recommended
2022-11-10 12:59:29
0
152 Bab
Dendam Saudara Tiri
"Kenapa masih ada orang yang perduli meskipun kau sudah mati?" ujar seorang pria berkacamata di sebuah sudut pemakaman.Fien Clark mengawasi gadis bertudung hitam yang sering datang mengunjungi Erick Davis di pemakamannya. Erick telah tiada sepuluh hari yang lalu, sebuah kemenangan besar yang tak terduga bagi Fien Clark.Ya, Fien Clark mencapai kemenangan dengan menguasai beberapa distrik pengolahan wine di Kanada, dua buah garmen di Washington dan sebuah perusahaan besar perdagangan kosmetika yang menguasai hampir empat puluh persen pasar Eropa. Bintang seolah jatuh di ujung kakinya tanpa harus susah payah meraihnya di atas langit.Semua aset Erick Davis total menjadi milik Fien Clark setelah kematian Erick Davis, lebih tepatnya karena seseorang telah membunuhnya.Fien Clark terus mengawasi gadis itu yang tersedu sendirian. Melihatnya menangis dalam beberapa saat, Fien menjadi marah. "Lihatlah, kenapa ada orang yang menangis karena kau
Baca selengkapnya
Melamar Pekerjaan
"Apa kau gila?"  Vio terkejut karena mendengar keputusan Alice."Aku merasa ini adalah tugasku, Vio. Lihatlah bagaimana Erick meninggalkan banyak sekali uang untukku, itu berarti aku harus bekerja keras untuk membalas dengan pekerjaan yang setimpal. Aku akan kembali bekerja di perusahaan itu lagi meskipun hanya sebagai tukang sapu, aku akan mencari tahu apakah ada petunjuk bahwa saudara tirinya itu terlibat dalam pembunuhan itu atau tidak," ujarnya."Oh God, Erick tak mungkin setuju kalau dia masih hidup. Mana mungkin ia akan membiarkanmu terlibat dengan pembunuh. Ayolah Al, jangan bercanda. Nikmati saja hidupmu, itulah yang dimaukan Erick, hmm?"Alice tak bergeming, menatap jauh keluar jendela yang menghadap ke hutan kecil.Ia tahu pria sebaik Erick tak akan membiarkan dirinya dalam bahaya. Akan tetapi ini berbeda, Alice seperti berhutang budi kepada pria itu. "Kenapa orang baik selalu mendahului kita, Vio. Aku akan selalu mengingat bagaima
Baca selengkapnya
Hari Pertama
Alice menyiapkan dirinya, menyisir surai hitamnya lalu mengikat dengan satu ikatan di belakang. Ia sudah mengenakan tunic berwarna putih tulang dengan potongan punggung sedikit rendah. Celana jeans dan sepatu kets berwarna putih. Ia mematut dirinya di cermin."Perduli apa dengan pakaian mahal, aku tak akan berada di garda terdepan, aku juga tidak sedang menarik perhatian pria. Dasar! Kenapa tak sekalian memakai seragam tukang bersih-bersih toilet saja?" gerutunya."Sayangnya aku tak bisa melamar jadi sekretaris perusahaan yang bisa banyak tahu urusan pribadimu," gumamnya lagi. "Oh Erick, aku pasti akan menemukan siapa yang telah membuat kita terpisah seperti ini, aku akan membalas mereka Erick." Sementara itu Fien Clark telah mengubah kantor pribadi Erick menjadi dapur spesial untuknya. Ia juga membuat sebuah kamar tidur seperti suite room sebuah hotel. Ia melakukan perombakan total agar tidak terlalu meninggalkan jejak Erick Davis di dalam hidupnya.
Baca selengkapnya
Sabar
Setelah memberikan perintah, Fien Clark mengurung dirinya di kamar. Alice mulai mengenakan apron  berwarna hijau dengan motif floral di tubuhnya. Alice tak bisa berhenti mengagumi tatanan ruangan milik Fien Clark yang terkesan bebas dan bergaya anak muda, sedikit urakan tapi tetap rapi dan elegan.Lalu ia melangkah menuju meja dimana beberapa makanan tersedia. "Dibuang? Apa dia sudah gila?" Alice menggerutu melihat makanan lezat yang harus dibuangnya. Dengan segera Alice mengambil makanan tersebut dan memasukkannya ke dalam kulkas.Tidaklah sulit menyiapkan makanan untuk Fien, akan tetapi ia tak yakin apakah masakannya cocok untuk pria tersebut. Bertepatan dengan masakannya yang selesai, Fien keluar dari kamar dengan setelah jas berwarna merah maroon dengan dasi bercorak linier besar. Alice hampir saja tertawa melihatnya, tapi ia segera sadar kalau ia tak boleh membuat kekacauan dengan pria ini."Aku tau kau mencibir ke arahku," Fien duduk dan
Baca selengkapnya
Ancaman
Alice tersengal mengatakannya. Ia berpikir Fien marah karena rahasia penting perusahaan, nyatanya Fien hanya marah karena americano yang menjadi dingin. Alice segera mengambil kopi itu kembali dan menuju keluar pintu."Ah ya, jangan sampai kau mengatakan apapun tentang pembicaraan kami atau aku akan menggigit bibirmu sampai hilang," ujar Fien santai dan membuat Alice menoleh garang."Brengsek," lirih Alice pelan. Sayangnya gerakan bibir Alice bisa tertangkap jelas oleh Fien sehingga Fien tahu apa yang diucapkan Alice.Alice menghilang dari balik pintu, tapi Fien terkekeh karenanya. Ia berhasil membuat gadis comel itu mengumpat dirinya."Kau tahu kalau aku sangat brengsek bukan? Jadi jangan coba-coba bermain-main denganku Alice. Kurasa Erick juga tak menyukai gadis comel sepertimu sehingga kau harus pergi dari perusahaan ini. Tapi baiklah, setidaknya kau bukan penggemar Erick sehingga aku harus memberikan penghargaan kepadamu," ujarnya kemudian.*
Baca selengkapnya
Siapa Pembunuhnya
Eddie masih tak bergeming saat Fien Clark memberinya perintah menyematkan nama Alice Greyson di daftar kepemilikan saham, seolah ini hal yang tak seharusnya."Apa kau merasa aku terlalu sedikit memberimu komisi ini Eddie? Kau merasa Alice Greyson tak layak menerimanya bukan?"Eddie menghela napas. Sesuatu yang memberatkan kepalanya adalah kenyataan bahwa Alice adalah kekasih Erick dan Fien Clark tak mengetahui. Padahal bagi Fien, segala sesuatu yang berkaitan dengan Erick harus dihancurkan. Bagaimana kalau Fien menghancurkan gadis itu?Disisi lain mengapa Fien menyerahkan sepuluh persen saham secara cuma-cuma, mungkinkah kematian Erick adalah kerjasama antara Fien dan gadis itu? Itukah sebabnya Eddie tak perlu bertanya kenapa Fien memberikannya."Masalah itu, aku hanya merasa Anda menyukainya, Tuan Fien?" suara Eddie membuat Fien terkesima."Tutup mulutmu! Apa kau gila aku menyukai gadis kurus kurang gizi itu? Ada hal yang mendorongku untuk melakuk
Baca selengkapnya
Kado Terakhir
Fien mengambil sebuah ketapel yang tergantung di dinding peralatan kebun. Ada dua buah ketapel di sana, tentu saja salah satunya adalah milik Erick. Setelah hampir satu bulan lamanya Fien merasa hidupnya sedikit hampa tanpa Erick. Terkadang Erick memintanya untuk datang bersama ke kebun strawberry, tapi ia selalu menolaknya. Ia selalu menghindar jika Erick mengajaknya ke suatu tempat bersama."Kenapa kau selalu berbuat baik kepadaku padahal aku membencimu? Ini terlalu memuakkan!" Fien melempar ketapel satunya ke lantai. Lalu ia segera pergi keluar dimana ada sebuah pintu kebun yang mengarah ke sebuah kebun apel. Biasanya mereka akan mengejar tupai dengan ketapel tersebut."Hai! Aku akan melempar tupai itu!" seru Erick kecil dengan bersemangat. Bocah itu mulai membidik tupai yang berada di batang pohon apel.Fien kecil juga ikut membidik pada tupai itu sehingga mereka secara bersamaan melepaskan peluru ke arah tupai yang sama."Dapat!" Erick b
Baca selengkapnya
Kompensasi
Alice tak akan muncul lagi di hadapan Fien Clark. Ia sudah bertekad karena ia mengkhawatirkan dirinya sendiri. Bagaimanapun Erick telah tiada, sementara berdekatan dengan Fien semakin menyulut emosinya. Ia berjalan pulang menuju jembatan di dekat sungai Cameron. Baginya tempat itu membuatnya lebih tenang dan bersyukur.Berada diantara orang-orang yang membutuhkan membuatnya merasa berharga, daripada berada di sekeliling orang seperti Fien Clark yang bergelimang harta. Sehingga memandang sesuatu selalu seperti sampah tak berguna.Ia berjalan santai dan menikmati udara malam yang tidak terlalu dingin. Memandang langit yang bertaburan bintang dan cahaya bulan menerangi langit. Suasana seperti ini akan lebih indah dilihat di atas jembatan sungai Cameron.Alice menatap hulu sungai yang bergerak lambat. Kilauan cahaya bulan seperti permata diantara derak riak air yang mengalir. Alice sungguh tersenyum dan terhibur karenanya. Fien Clark yang melihatnya men
Baca selengkapnya
Hanya Pelayan
"Tuan Fien Clark, kompensasi sebesar itu tidak relevan untuk seorang koki dan babu sepertiku," kata Alice memrotes lembaran kontrak kerja di tangannya. Ia mengibas-ngibaskan lembaran tersebut di depan Fien."Kenapa tidak? Mempekerjakan orang asing masuk ke dalam area pribadiku pastilah penuh resiko. Banyak raja mati diracuni oleh pelayannya. Belum lagi aku menggajimu lebih besar dari yang lain. Apa aku salah?""Tapi...,""Bukannya kau telah membaca surat kontrak tersebut ketika wawancara tempo hari? Lihatlah, ada tanda tanganmu di situ."Alice membola, rasanya meskipun membaca sepintas ia tak melihat kesepakatan tentang uang satu miliar dolar itu. Bahkan ia tak mendapatkan salinan dari surat kontrak tersebut. Apakah poin terakhir tersebut adalah poin yang sengaja disisipkan tanpa sepengetahuannya? Ah, Alice menjadi sangat frustasi."Sial!" katanya dengan melempar berkas itu kasar."Aku jadi merasa, kau bahkan banyak menentang saudaraku Erick
Baca selengkapnya
Tuduhan Anne
Acara peresmian belum dimulai. Terlihat masih banyak para tamu yang lalu lalang dari area parkir menuju tempat jamuan."Siapa pemilik yayasan ini?" tanya Alice penasaran."Mantan tunanganku. Kau akan melihatnya nanti," ujar Fien santai. "Turunlah, bersikaplah seperti kekasihku," katanya lagi."Apa katamu?"Bukan menjawab, Fien malah keluar dari mobilnya. "Apakah ini bagian dari perjanjian?" Alice memrotes karena Fien menarik tangan Alice untuk melingkarkan di lengannya."Dua puluh persen dari satu miliar bahkan kau harus bekerja selama dua puluh tahun. Apa susahnya berpura-pura? Kalau kau gagal, aku hanya bisa memotong sepuluh persen saja.""Apa maksudmu?""Mereka harus percaya bahwa kau adalah kekasihku," bisik Fien di telinga Alice dengan seksi.Alice tak bisa memrotes lagi karena semakin banyak orang menyapa Fien Clark."Hai Fien, sudah lama kau tak terlihat di klub, kau pasti sangat sibuk," kata seorang wa
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status