Seorang dosen dan guru, sama-sama pengajar terus nikah? Inilah secuil kisah dari Eka yang berprofesi sebagai guru di daerahnya, dan suaminya bernama Prabu Bagaskara yang merupakan seorang dosen jurusan DKV konon terkenal killer dan tampan di Universitas Pandawa. Mereka bertemu dengan suatu alasan dan ego masing-masing sampai menandatangani kontrak nikah! Bagaimanakah kehidupan dari Eka dan Prabu sampai kontrak selesai? Sukseskah mereka dengan tantangan 100 hari bilang sayang ?
Lihat lebih banyakDengan suara yang keras di rumah sakit, Ibu Eka mendengar omongan orangtuanya itu. Dipeluklah dia oleh Reza dan berusaha menenangkan. Eka kembali ke ruangan penginapannya. Kali ini, ia baru meluhat sang adik, Reza yang berkaca-kaca matanya. Mungkin, sebagai anak laki-lakai berpikir bahwa sudah saatnya dia harus memikul beban keluarga juga. Lalu, bagaimana dengan kuliahnya? Walaupun sudah dibantu dengan biaya Bidikmisi, tapi sama saja belum cukup untuk membantu orangtuanya itu. Hati Eka semakin tersayat mengingat dia anak pertama, dan perempuan. Sempat ada rasa sesal karena ia tak bisa berbuat banyak. Di satu sisi, dia ingin membantu ekonomi keluarga, tapi pekerjaan sebagi guru honorer tak bisa membantu apa-apa kepada keluarganya.Ibu Eka setelah menjalani perawatan kemudian tertidur pulas. Terlihat wajahnya yang sudah lelah itu. Belum juga pasti kepikiran perkataan sang nenek tadi. Di lantai, Reza juga tertidur pulas. Tak lama, seorang perawat masuk untuk pengecekan pasien. Setelahnya
Keesokan harinya, Ulma bangun dari tidur nyenyaknya. Kebetulan juga ia mau menunaikan salat subuh berjama’ah di mushola penginapan tersebut. Sembari memakai mukena, tak lupa ia mengecek sesuatu. Dengan harapan, ia bisa bertemu dengan Denias. Tak lama, adzan subuh berkumandang. Inilah saatnya Ulma beraksi.Ia keluar dari kamarnya dan tak lupa menguncinya. Setelahnya, ia berjalan menuju ke mushola, sesekali ia memantau sekitar untuk melihat batang hidung dosen idolanya itu. Sesampainya di depan mushola, ia beberapa kali menunggu kehadiran Denias. Tapi, tak kunjung muncup juga. Sampai akhirnya, Tutut yang datang lebih dahulu di masjid, menengok kelakuan Ulma yang tak kunjung masuk masjid. Ia pun meninggalkan sajadahnya dan menghampiri Ulma.“Duh, dari tadi gak nongol-nongol ya. Di dalam juga gak ada, apa dia salat mandiri?” gumam Ulma.Tutut kemudian berada di belakangnya, dan mendengar omongan darinya. Melihat temannya sedang risau, sebuah kaplokan kencang dari Tutut terhe
Prabu masih tak percaya mengenai kampus yang memperlakukannya seperti ini. Lantas, Alvaro pun menyanggahnya dengan melihatkan bukti berupa surat keterangan dari kampusnya secara resmi di hadapan Prabu. Terlebih, ia juga sudah mengkonfirmasi dengan sang ketua program studi, Pak Abimana dan dikonfirmasi bahwa benar ia tidak masuk dalam daftar dosen pendamping PKM tahun ini. Prabu mengeluarkan kekecewaannya karena ia tak dianggap, padahal beberapa tahun silam ia meloloskan beberapa tim-nya bahkan hampir semuanya lolos. Denias menenangkannya, dengan alasan mungkin kampus ingin adanya pembaruan. Sehingga, mau tidak mau kampus harus meregulasi semua timnya. Ia juga menambahkan, bahwa dosen pendamping yang tahun lalu yang meloloskan selain Prabu juga tidak diikutkan. Dengan begitu, Prabu merasa setidaknya ia tak sendiri. Ia pun bernapas lega.Sayangnya, berita lebih buruknya adalah besok subuh mereka harus pulang lebih awal karena mereka berdua wajib hadir dalam rapat dengan dosen pend
Ulma menyodorkan bukti struk pembayaran ke Tutut perihal pemesanan kamar penginapan. Setelah selesai, Tutut menanyakan kondisi Ibunya dan keadaan keluarganya terlebih mereka adalah yang paling tahu dengan keadaan keluarga dan problema yang dihadapinya. Beberapa kali mereka menjadi tempat curhatan Eka di kala dirinya sedang bermasalah. Betapa pahamnya mereka mengenai kondisinya.Tak lama, namanya naluri cewek pasti inggin bergosip. Tutut menceritakan beberapa tamu yang memesan penginapan, karena rata-rata tempat penginapannya di dominasi oleh kaum pria. Rata-rata pekerjaannya adalah sopir truk, sales dan beberapa yang sedang melakukan perjalanan dinas. Dan salah satunya, ia menceritakan pria yang bekerja sebagai sales yang diakui sebagai gebetannya yang bernama Reno. Itu dikarenakan ia telah mengenal pria tersebut selama 5 tahun. Dan ditambah bahwa Reno merupakan pelanggan setia yang selalu menginap di Hotel Jati Sari. Belum lagi, mereka mulai akrab ketika Reno ketika berkeluh kesah pe
Pandangan Prabu terpaku dengan seorang wanita dengan memakai kerudung segiempat berwarna dark grey tengah linglung berjalan sambil menyeruput air minuman kemasan. Tak tahu mengapa, Prabu seperti tak asing dengan melihatnya berjalan.“Kok, aku pernah lihat ya? Tapi dimana?” ragu Prabu.Kemudian, wanita yang ia sorot itu beberapa kali menengok ke arah kanannya karena bunyi klakson mobil yang lewat. Seketika mata Prabu membulat, akhirnya ia bertemu dengan Eka. Saat akan mengejarnya, petugas keamanan rumah sakit tersebut menutup gerbang yang khusus untuk orang-orang yang menjaga pasien. Karena tak berhasil, ia pun segera berbalik dan menghampiri teman-temannya. Sesampainya di bagian informasi, Ulma menanyakan ruangan Ibu Eka dirawat.“Halo, selama sore Ibu. Ada yang bisa dibantu?” sapa resepsionis itu.“Permisi mbak, ehmmm. Untuk pasien atas nama Ibu Ristiyowati, dirawat di kamar nomor berapa mbak?” tanya Ulma. Sang resepsionis meminta Ulma dan kawan-
Pak Bejo mengaku kepada mereka berempat bahwa saat ini dia butuh tambahan uang untuk membayar pajak mobil dalam kurun waktu terdekat. Sehingga, ia rela melakukan pekerjaan driver online dan offline agar penghasilannya bertambah. Tapi, tak disangka pada aplikasi driver online-nya ia lupa mematikan notifikasinya. Sehingga, ketika Ulma menelpon, ia sempat kaget tapi ia butuh uang juga. Akhirnya, ia mengaku salah dan mempersilahkan mereka berempat masuk secara bersamaan.“Hemm … jadinya kita naik taxi online rasa angkot ya,” sindir Denias yang ditujukan kepada Alvaro. Sontak Alvaro berdecak.Prabu dengan segera meminta Pak Bejo mengantarkan mereka, terlebih mereka menuju ke orang yang sama, Eka. Ia meminta Ulma duduk di depan sebagai penunjuk jalan ke arah rumahnya. Ulma pun menyanggupi. Akhirnya, Pak Bejo pun mengangkut barang-barang mereka dan pergi menuju ke rumah Eka.***Sesampainya mereka tiba di kediaman Eka. Ada kakek Eka yang menemui mereka, dan ia pun sekilas m
Ibu Eka dilarikan ke rumah sakit. Badan dan tangan gemetar seperti orang menggigil. Wajahnya pucat, mata sembab dan bibirnya yang pucat. Sang perawat membawanya ke ruang tindakan cepat agar Ibu Eka ditangani secara cepat. Perawat kemudian menyuntikkan beberapa cairan obat ke tubuh Ibunya. Sampai akhirnya, dokter memutuskan untuk segera membawa Ibunya untuk mencari kamar dan meminta memasang infus untuk di-opname.Eka dan adiknya menunggu di luar dan berharap Ibunya baik-baik saja.“Mbak, apa aku tak keluar kuliah saja. Aku tak nyari (cari) kerja saja. Biar ibu gak kepikiran bayar hutangnya,” tegas Reza. Eka menoleh dan memintanya untuk bertindak secara gegabah. Lantas, ia pun menolak mentah-mentah keinginan adiknya itu.“Gak boleh, kamu kuliah saja. Urusan seperti ini buat orang dewasa,” tolak Eka kepada adiknya. Justru, hal tersebut membuat sang adik tidak terima.“Aku ini sudah gedhe (besar) mbak, aku juga gak tega lihat Ibuku sakit-sakitan seperti ini terus. Sela
Pantulan cahaya bulan sabit di kolam renang. Prabu yang duduk di tepi kolam sambil meresahkan perilaku neneknya, kemudian disusul oleh sang kakek. Malam begitu sunyi, Prabu dengan overthinking-nya memikirkan bagaimana ini bisa terjadi. Segala cara ia kerahkan, tak mempan untuk melupakan Eka dari kehidupan Nyonya Mirna. Setelah dirunut, semua itu berbalik karena salahh dari Prabu. Rasanya, ingin membalikan waktu saat itu. Dan tak mengajak Eka untuk masuk ke kehidupan keluarganya. Tuan Indra sebagai kakek Prabu kemudian memberi nasehat.“Kamu percaya takdir?” tanya Tuan Indra membuat Prabu menengok ke arahnya.“Kadang, sesuatu yang diluar kehendak kita dan tak bisa diterima oleh nalar memang aneh untuk kita. Tapi, kau lihat sendiri hanya nenekmu yang bisa merasakan. Sekuat apapun kamu menggali, kamu tidak akan tahu, begitupun dengan nenekmu karena sepintas lewat saja (perasaan jika Eka sedang tidak baik). Hanya Allah yang lebih tahu. Maka itu, mungkin nenekmu itu hanya sebagian memberi
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.