Cinta Pertama : Aku Bukan Orang Ketiga

Cinta Pertama : Aku Bukan Orang Ketiga

last updateLast Updated : 2025-04-21
By:  Irhen DirgaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
22Chapters
345views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Di malam pertama pernikahan yang seharusnya menjadi malam yang indah berubah menjadi malam penuh luka, Fatan meninggalkan Jingga di hari itu dan lebih memilih menemui Elsa, mantan kekasih, yang meninggalkannya. Jingga merasa bahwa banyak sekali perbandingan antara dirinya dengan Elsa, hingga bingung, apakah dia seorang istri atau hanya simpanan? Mengapa Fatan membuatnya merasa seperti menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka?

View More

Chapter 1

Prahara 1. Luka Malam Pertama

Malam itu adalah malam pernikahan Jingga Teresa. Seorang gadis berusia 25 tahun yang baru saja melangsungkan pernikahan dengan suaminya Fatan Liun Aksara—seorang pengusaha kaya raya, dan kini berusia 30 tahun, ia adalah ahli waris keluarga Aksara.

Pernikahan yang harusnya bahagia menjadi malam pernikahan penuh luka, bagaimana tidak jika di malam pertama pernikahan, Fatan meninggalkan rumah dan menemui mantan kekasihnya yang baru datang dari Los Angeles. Elsa namanya, sang mantan kekasih yang sangat Fatan cintai, dan tidak bisa Fatan lupakan hingga saat ini.

Ketika mendengar mantan kekasihnya kembali, Fatan rela meninggalkan malam pernikahan mereka.

Jingga menatap pemandangan diluar rumah, hujan tak berhenti sejak sore, hujan yang seolah menggantikan Jingga menangis, hujan yang seolah tahu bagaimana perasaan sang Jingga saat ini.

Jingga tidak menyalahkan takdir, namun Jingga hanya menginginkan kebahagiaan. Walau sederhana mengatakannya, namun sulit untuk dilakukan. Apalagi menemani pria yang belum selesai dengan masa lalunya.

Suara ketukan pintu terdengar, secara bersamaan datang lah seorang wanita parubaya, sang Ibu. Dan juga Jedar—sang Kakak.

Jedar juga baru seminggu yang lalu melepas masa lajangnya dengan seorang pria yang cukup mapan, yang bekerja di perusahaan ternama sebagai salah satu manager.

Semua keluarga sangat bahagia, kebahagiaan yang tiada bandingannya dengan apa pun, karena di dalam keluarganya, ia dan sang Kakak mendapatkan suami yang mapan. Setidaknya bisa memperbaiki kehidupan mereka.

Jingga bekerja sebagai asisten dosen, ia juga masih menjadi beban di dalam keluarganya dan tidak pernah akur dengan sang Kakak.

Ya mereka berbeda, Jingga yang tertutup dan lebih mendalami agama, dan sang kakak yang mengenakan pakaian terbuka dan tidak perduli dengan apa yang Jingga katakan sebagai saran dan ajaran yang juga akan baik untuk Jedar. Bagi Jedar, Jingga adalah gadis cerewet dan sok suci.

Sama persis dengan kejadian dimana Jingga memergoki kakaknya berciuman dengan seorang pria yang kini menjadi suaminya di dalam mobil, saling mematuk dan sangat mesra. Hingga akhirnya Jingga berlari masuk ke rumah seraya beristigfar dan melaporkan kejadian itu kepada sang Ayah.

Malam ketika Jingga meraih sesuatu di dapur, tangannya di genggam oleh Bara—suami Jedar. Bahkan menggodanya dengan tatapan yang genit. Jingga melaporkan kejadian itu kepada Jedar, namun Jedar tidak percaya dan menganggap apa yang Jingga katakan hanya karena mau mencari perhatian Bara. Akhirnya kebencian Jedar semakin besar kepadanya.

Hanya beberapa hari setelah pernikahan Jedar, Jingga di lamar oleh seorang pria bernama Fatan yang kini menjadi suaminya.

Fatan adalah pria yang tampan, usianya juga dewasa yakni 30 tahun. Usia yang terpaut 7 tahun itu tidak menghalangi Fatan dan Jingga bersama. Namun, Jingga salah sangka.

Dengan tawa puas, Jedar sangat bahagia melihat adiknya sengsara dan tidak dihargai oleh suaminya. Memalukan sekali. Apa yang bisa dibanggakan dari seorang Fatan? Kaya, namun tidak berakhlak. Berbeda dengan Bara yang memiliki sikap sebaliknya.

“Nak, ayo makan dulu,” ajak Nania—sang Ibu.

“Jingga nggak lapar, Bu,” jawab Jingga.

“Nak, ayo lah makan, sejak tadi kamu belum makan apa pun loh. Nanti kamu sakit loh.” Nania masih membujuk putri bontotnya itu.

“Bu, Jingga beneran nggak lapar. Jingga mau nunggu Mas Fatan pulang.” Jingga masih melihat ke arah luar rumah. Hujan tidak terlalu deras, namun cukup bising di atas genteng.

“Apa sih, Jingga, jangan kayak anak-anak deh. Ibu kan suruh makan ya makan, jangan sampai kamu sakit dan ngerepotin semua orang rumah.” Jedar melanjutkan.

“Kalau Jingga lapar, Jingga pasti akan ke dapur nyari makanan, Bu.”

“Baiklah. Kamu istirahat kalau gitu, mungkin Fatan masih ada urusan. Temani adikmu.” Nania mengelus lengan Jedar.

“Makanya jadi perempuan itu jangan langsung iya iya aja, mentang-mentang Fatan kaya, kamu malah tergoda kepadanya.” Jedar menggeleng.

“Mbak, aku pengen istirahat. Mbak keluar aja, ya.”

“Kan tadi kata kamu, kamu mau nunggu suamimu pulang.”

“Sambil istirahat, Mbak.”

“Kenapa, Jingga? Apa kamu sekarang sadar? Bahwa gadis tertutup sepertimu malah kalah dengan gadis terbuka sepertiku? Bukankah dulu kamu meremehkanku? Kamu mengatakan bahwa nggak akan ada pria yang mencintaiku tulus jika aku mempertontonkan tubuhku, dan lihat sekarang aku sudah membuktikan bahwa semua omongan kamu itu salah.”

“Mbak apaan sih, kenapa masih mengingat hal itu? Sekarang kakak udah menikah, jadi sebaiknya mbak bahagia aja, nggak usah ingat apa yang aku katakan dulu.”

“Aku hanya pengen kamu melihat betapa bahagianya aku sekarang, kakak yang kamu remehkan hanya karena kamu lebih mendalami agama. Orang modern sepertiku, malah mendapatkan pria yang yang tulus mencintaiku, sementara suamimu, meninggalkanmu di malam pernikahan kalian, bukankah itu hanya mengundang airmata?” Jedar puas melihat adiknya terlihat seperti saat ini.

“Mau bagaimana pun Mas Fatan, aku tetap menghargainya, Mbak,” jawab Jingga.

“Apa karena kamu takut kalah saing sama aku? Makanya kamu menerima lamaran Fatan itu?”

“Mbak, aku dan Mas Fatan memang udah dekat, aku menikah bukan untuk memperlihatkannya ke Mbak.”

“Walaupun Fatan lebih kaya dari suamiku, tapi aku tetap nggak kalah dari kamu, aku malah bisa mendapatkan kasih sayang Bara setiap waktu, bisa bersamanya di malam hari, bahkan malam pertama kami sangat hebat,” kekeh Jedar memamerkan semua itu.

“Mbak, aku mohon sama Mbak, jangan ganggu aku,” lirih Jingga.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Novilyly Erniyani
Author, cerita "Ditalak suami dinikahi CEO dingin" posting disini juga dong
2025-05-03 08:18:37
0
22 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status