Rindu Untuk Farhana

Rindu Untuk Farhana

Oleh:  Nelda Friska  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
17 Peringkat
37Bab
47.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ketika pasangan mulai mendua, bertahan bukan satu-satunya pilihan. Mengambil langkah pergi dan berpisah, itu yang dilakukan Farhana. Penyesalan selalu datang belakangan, itulah yang dirasakan Ibra setelah kepergian mantan istrinya. Ditambah sikap Farel, sang putra yang makin membangkang, membuatnya sadar jika ia sangat membutuhkan Farhana. Akankah Ibra bertemu kembali dengan Farhana? Lantas, bagaimana keadaan sang mantan istri setelah dua tahun mereka tidak berjumpa?

Lihat lebih banyak
Rindu Untuk Farhana Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Cilon Kecil
ceritanya bagus meskipun sedikit kecewa karena akhirnya Hana kembali lagi sama mantan... tapi gpp lah yg penting happy ending semuanya... btw ceritanya cahaya di up disini juga dong kak
2024-02-27 22:29:14
0
user avatar
Astri Priamsari
terima kasih utk karya nya kk
2024-02-12 13:59:56
0
user avatar
Tasya Wahdana
bagus seru cerita ya,bikin gregeten si Rani itu
2023-11-25 18:29:36
0
user avatar
Tasya Wahdana
sedihnya banget,gregetnya juga,bagus ceritanya
2023-11-25 18:28:51
0
default avatar
Liana
Membaca cerita membuat kita kebanyakan mengiris bawang .........
2023-10-30 11:35:00
0
user avatar
Isabella
Cerita yg selalu bikin candu aku tunggu karya selanjutnya kak hanya di goodnovel. love you pulll
2023-10-20 01:19:58
0
default avatar
Mulyanah Efendi
seru cerita ny
2023-07-24 14:37:34
0
user avatar
codidoom
Ayo nulis lagi kak...ditunggu karya-karya terbarunya...Terima kasih untuk tulisan kakak yang sudah menemani waktu KU...ganbate kak...
2022-09-23 03:10:28
1
user avatar
Hendrik Fernando Galih Bagaskara
bikin penasaran aja deh. sayangnya koin habis
2022-08-28 22:09:50
1
user avatar
Bintang
benar benar berkesan tapi tadi liat dua judul buku nya koq sama tema nya perselingkuhan,kapan² buat cerita dengan tema yang lain ya kaka...suka dengan karyanya...
2022-08-28 05:35:56
1
user avatar
Bintang
baru baca 6 bab tapi aku sudah jatuh cinta sama karyanya,,, susunan kata dan kalimat nya dirangkai dengan rapi dan apik begitu enak dibaca...
2022-08-28 05:32:50
1
user avatar
Wahyu Chrisna
bagus sekali ceritanya, aku suka
2022-08-27 13:55:19
1
user avatar
Langit
bagus ceritanya bikin keterusan baca.lanjut terus kak
2022-08-27 13:20:54
1
user avatar
Angela Aron
suka .........
2022-08-22 20:25:20
1
user avatar
Susi Utami
bangus bnget cerita nya.
2022-08-16 09:56:00
1
  • 1
  • 2
37 Bab
Bab 1
"Hallo."[Benar ini dengan Bapak Ibra Hardiansyah, orang tua dari Farel Hardiansyah?]"Betul, dengan saya sendiri. Ada apa ya, Bu?"[Farel membuat ulah lagi, Pak. Dia berkelahi dengan murid lain di sini. Saya harap Bapak bisa meluangkan waktu untuk datang ke sekolah. Karena kondisi murid yang dipukuli Farel cukup parah.]"Baik, Bu. Saya akan segera ke sana."[Terima kasih, Pak. Selamat siang.]Kuhela napas dengan kasar. Kupijat kening yang terasa pening setelah mendengar laporan dan panggilan dari sekolah untuk yang kesekian kalinya.Farel Hardiansyah. Putra sulungku bersama Farhana, wanita yang sudah membersamai selama tujuh belas tahun. Wanita yang sudah memberiku dua orang anak, Farel si sulung yang kini duduk di bangku kelas 3 SMP dan Azkia si bungsu yang saat ini berusia tujuh tahun.Hana, wanita shaliha berwajah ayu nan teduh. Selalu menjadi penenang dikala gundah menyapa. Usapan tangan lembutnya mampu membiusku hingga diri ini kembali tenang. Hana, seorang istri yang sempurna.
Baca selengkapnya
Bab 2
"Bang ... mari kita berpisah."Sontak saja pelukan ini aku lepas. Kubalikkan tubuh Hana hingga kini posisi kami berhadapan. Hatiku mencelos ketika melihat wajahnya sudah bersimbah air mata. Sikapku yang memang sudah sangat keterlaluan, telah melukai hati Farhana begitu dalam."Jangan katakan itu. Abang minta maaf jika selama ini terlalu sering mengabaikan kalian. Abang janji mulai hari ini akan lebih banyak meluangkan waktu untuk kamu dan anak-anak." Kali ini aku bersungguh-sungguh. Kejadian yang menimpa Kia menjadi tamparan keras untukku yang lebih condong kepada Rani. Akan tetapi, sampai saat ini aku belum bisa berkata jujur kepada Hana tentang keberadaan Rani yang hadir di antara kami. Entah sampai kapan aku akan menyembunyikan bangkai ini dari istri pertamaku."Abang tidak perlu berjanji. Keputusan Hana sudah bulat, kita akan tetap berpisah."Dia tetap pada pendirian. Kucoba meraih tubuhnya untuk didekap, tetapi Hana beringsut mundur menjauhiku membuat diri ini gusar dibuatnya."K
Baca selengkapnya
Bab 3
Hari itu adalah hari terakhir di mana aku bertemu dan bercakap dengan Hana. Sempat kuberi ancaman supaya dia mengurungkan niat, tetapi sama sekali tidak mempan. Aku meminta hak asuh Farel dan Kia jatuh ke tanganku. Namun lagi-lagi, wajah Hana yang memelas membuat diri ini tidak tega untuk memisahkan dia dengan anak-anak kami. Akhirnya kesepakatan kami ambil. Hana aku perbolehkan membawa Kia sedangkan Farel tetap tinggal denganku dan juga Rani. Dengan berat hati ia pun menyetujui. Aku tahu diri ini terlalu jahat dan egois. Namun mau bagaimana lagi? Sama halnya dengan Hana, aku pun tidak sanggup jika harus berpisah dengan Farel mau pun Kia. Kini dua tahun telah berlalu semenjak kepergian Hana. Rumah tangga bersama Rani yang kukira akan dipenuhi kebahagiaan nyatanya malah terasa hambar. Ditambah sikap Farel yang semakin menjadi pembangkang, menambah penyesalan diri atas kehilangan sosok Farhana.Aku sadar anak itu hanya ingin meluapkan rasa kecewanya padaku. Ia pun kecewa dengan Hana y
Baca selengkapnya
Bab 4
"Farel, buka pintunya. Ayah mau bicara!""Farel!"Tetap tak ada sahutan. Sudah hampir satu jam tubuh ini berdiri di depan kamarnya. Dia tetap bergeming meskipun aku mengetuk pintu dan memanggil namanya beberapa kali. Setelah insiden penamparan itu, Farel terpaksa ikut denganku berkat bujukan dari wali kelas yang kebetulan berpapasan dengan kami. Tanpa sepatah kata pun, putraku keluar dari mobil dan langsung mengurung diri di kamar sejak kami sampai di rumah hingga kini waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam."Farel, Ayah minta maaf, Nak. Ayah janji tidak akan mengulanginya lagi. Bilang sama Ayah, apa yang harus Ayah lakukan supaya kamu mau memaafkan?""Farel.""Sudah, Bang. Biarkan dia menenangkan diri dulu."Usapan lembut di bahu aku rasakan ketika diri ini mulai lelah membujuk dia. Rani menuntunku ke ruang keluarga, mengajakku duduk di sana. "Dia belum makan dari siang, Ran. Abang khawatir nanti dia sakit," keluhku seraya meremas rambut dengan kasar. Merasa menjadi Ayah yang
Baca selengkapnya
Bab 5
Demi mendapat maaf dari Farel, akhirnya aku menyewa orang suruhan untuk mencari Hana dan juga Kia. Putraku mulai bisa tersenyum ketika aku memberitahunya tentang hal ini. Perlahan sikap Farel mulai melunak, bahkan sudah mau makan satu meja dengan kami, hal yang tidak pernah ia lakukan semenjak Rani tinggal di rumah ini."Makan yang banyak, Nak," ucapku sambil mengusap rambutnya. Farel tidak menolak, membuat senyum bahagia terbit dari bibir ini."Bunda ambilkan lauknya, ya. Farel mau apa? Ayam?" Rani pun ikut menawarkan diri, tetapi sayang respon yang diberikan Farel terhadapnya berbeda."Tidak usah, aku bisa sendiri," ketusnya.Riak sendu tercetak dari wajah cantik itu. Kuusap tangannya dengan lembut, memberi kekuatan padanya agar tidak bersedih atas sikap putraku. Aku tahu kerasnya usaha Rani untuk mendekatkan diri pada Farel. Akan tetapi, anak itu membangun dinding kokoh yang tidak bisa Rani tembus. Bagi Farel, bundanya hanya satu yaitu Hana, meskipun kini Rani sudah menjadi ibu sam
Baca selengkapnya
Bab 6
Tiba di rumah sakit, aku langsung menuju ruang IGD setelah mendapatkan keterangan dari seorang perawat. Kaki ini melangkah dengan tergesa bersama rasa cemas yang menyelimuti hati. Mendengar kabar Farel kecelakaan, membuatku sontak menyalahkan diri sendiri. Sebagai seorang Ayah, aku tidak becus menjaga putra sulungku. Apa yang harus aku katakan pada Hana andai dia berada di sini. Mantan istriku pasti merasa kecewa karena aku yang meminta Farel ikut denganku, tetapi kenyataannya akulah penyebab segala kesakitan anak itu.Tiba di depan ruang IGD, salah satu teman Farel yang sering datang ke rumah sedang berdiri bersama seorang Dokter. Gegas kupercepat langkah menghampiri mereka yang sedang terlibat pembicaraan."Bagaimana keadaan Farel?" tanyaku dengan napas yang tersengal. "Anda ayahnya?""Iya.""Farel mengalami retak di tulang lengannya. Untuk bagian tubuh yang lain bisa dikatakan baik-baik saja, hanya terdapat luka ringan. Tapi tetap dia harus menjalani perawatan di sini untuk bebera
Baca selengkapnya
Bab 7
"Kok sudah pulang, Bang? Farel sama siapa?""Abang pulang dulu sebentar, cuma mau mandi. Abang titipkan dia sama Suster di sana. Kamu gak keberatan, kan kalau Abang tinggal lagi?""Aku gak papa kok, Bang. Farel, kan sedang butuh Abang." Rani tersenyum. Bisa kurasakan ketulusan dari setiap kata yang ia ucapkan. Aku terharu. Ternyata istriku mau memaklumi keadaan yang mengharuskan diri ini mengutamakan putraku."Maaf ya, Bang. Rani tidak bisa menjadi ibu sambung yang baik buat Farel. Andai dia tidak keberatan, Rani ingin menemani dia di rumah sakit. Tapi Rani tahu pasti Farel tidak mengharapkan kehadiran Rani," keluhnya. "Jangan bicara seperti itu, Sayang. Kamu sudah berusaha menjadi ibu yang baik untuk Farel. Hanya saja dia masih belum bisa menerima keadaan Abang yang sudah berpisah dengan bundanya. Kamu yang sabar, ya." kataku seraya mengelus pipinya. Rani berusaha tersenyum dan mengangguk meskipun sangat kentara ia paksakan."Abang mandi dulu, ya. Harus cepat ke sana lagi. Kasian Fa
Baca selengkapnya
Bab 8
Sudah setengah hari Farel pergi dari rumah dan aku belum mendapat informasi lagi dari orang suruhan. Anak itu benar-benar nekat. Ia sampai berani membohongiku demi bisa keluar dari rumah ini. Aku yakin dia pergi untuk mencari keberadaan bundanya. Rasa gelisah membuat diri ini tidak bisa duduk dengan tenang. Apa lagi setelah orang suruhanku akhirnya memberi informasi kalau mereka kehilangan jejak Farel. Sepertinya anak itu sadar jika sedang diikuti. Farel cukup jeli dan pintar dalam mengecoh mereka."Gimana, Mas? Sudah diketahui ke mana tujuan Farel?" Rani datang sambil membawakan segelas teh hangat untukku."Mereka kehilangan jejak. Sepertinya anak itu tahu kalau sedang diikuti," terangku seraya memijat kening yang terasa pusing. Memikirkan Farel dan segala ulahnya membuat diri ini harus ekstra menjaga kesabaran."Apa mungkin dia mencari Mbak Hana?""Sepertinya iya. Dia tidak bisa sabar padahal Abang juga sedang berusaha mencari keberadaan bundanya.""Abang mencari Mbak Hana?" Pertan
Baca selengkapnya
Bab 9
Telaga bening di mata ini satu per satu mulai luruh. Melihat interaksi mereka yang begitu akrab, terlihat saling menyayangi layaknya saudara. Seketika perasaan iri merambati hati. Ingin rasanya aku berada di sana, di antara mereka yang saling becanda tawa.Farel terlihat sangat ceria sambil sesekali menggoda Kia dan bocah kecil yang entah siapa. Tawanya begitu lepas, sangat berbeda saat ia berada di rumah bersamaku. Kia ... putri kecilku kini tubuhnya semakin tinggi. Hana begitu pandai mengurusnya hingga Kia tumbuh menjadi gadis kecil yang semakin cantik dan sopan. Bisa dilihat dari penampilan anak itu yang kini memakai jilbab seperti bundanya.Kia ... ini Ayah, Nak. Adakah Kia mengingat dan merindukan Ayah? Andai kondisinya memungkinkan. Ingin kurengkuh tubuh mungil itu dalam dekapan. Menghujaninya dengan ciuman untuk meluapkan rindu yang selama ini tertahan.Namun, hal itu hanya ada dalam angan semata. Diri ini tidak cukup bernyali untuk menemui mereka setelah apa yang aku lakukan
Baca selengkapnya
Bab 10
"Gimana? Abang jadi ngikutin Farel? Kenapa jam segini baru pulang?" Rani mencecarku dengan pertanyaan ketika diri ini baru saja sampai rumah. Jam memang sudah menunjukkan pukul satu malam. Aku kira Rani tidak sudah tidur, ternyata ia masih menungguku di ruang tamu."Abang memang ngikutin dia.""Terus? Dia ke mana? Nyari Mbak Hana? Abang juga ketemu dia, dong," cecarnya lagi yang membuat kepalaku semakin pusing.Tak ingin terjadi pertengkaran, aku beranjak meninggalkan Rani. Namun, istriku itu tak menyerah sebelum rasa penasarannya terjawab. Rani mengikutiku ke kamar sambil terus mencecarku dengan pertanyaan."Kenapa Abang gak jawab pertanyaan aku? Abang ketemu Mbak Hana terus kalian bernostalgia sampai Abang pulang selarut ini?""Bisa gak sih kamu diam!" bentakku. "Abang ini cape, Ran. Baru saja sampai tapi kamu malah terus bertanya macam-macam, pake acara curiga lagi. Ya, Abang memang mengikuti Farel yang ternyata menemui Hana. Tapi Abang sama sekali tidak menemui mereka apa lagi mel
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status