Foto Ulzzang Cute Soft

I die on my wedding night. When Zachary Gordon receives a call from the police asking him to identify my body, he snorts disdainfully. "Who cares whether she's dead? I'll be there for the funeral." "We're not joking, Mr. Gordon. You should come down here." He glances at the woman in his arms as a hint of impatience flickers in his eyes. "Fine."

Blurb: "I do not accept this pregnancy! I don't know what you're going to do but it is not my problem, and if anyone ever comes to know, you will regret it, Valerie." That was how her life crumbled. After a one-night stand with the alpha's son, she gets pregnant but Rohan is not ready to accept the pregnancy, she leaves the pack and gives birth to her babies, struggling to take care of them by herself. One night she comes back home and her kids are missing, and she is forced to return to Rohan to ask him for help and he agrees on condition. But conditions are not enough to stop them from falling in love with each other and making the same mistake they made years ago. But will he accept her? And is he willing to ruin his marriage to be with her? Or would Valerie find love elsewhere? And with whom?

Elena Carter’s world is turned upside down when her divorce is finalized, only to discover that she’s pregnant—and the father could be either her ex-husband, Ethan, or Daniel, the stranger she shared one unforgettable night with. Torn between the two men, Elena is forced to confront a past filled with betrayal and a future she never expected. As Ethan grows determined to fight for his unborn child, his jealousy and obsession threaten to destroy everything, while Daniel remains an elusive presence, caught up in his own life. With emotions running high and the truth slipping further out of reach, Elena must navigate a web of love, lies, and heartache. Will she ever know who the father is? Or will the consequences of her choices haunt her forever?

Sejak Kecelakaan yang menyebabkan mobilnya jatuh ke jurang, Clarissa pun tak sadar dirinya terlempar ke masa lampau dan menjadi Ratu disana.

Allium Sativum, seorang dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular, mencoba membuat segala hal yang ada di hidupnya terlihat sempurna. Namun kesempurnaan itu berubah menjadi kacau ketika ada seorang aktris pendatang baru mengklaim jika Alli adalah calon suaminya. "Di saat banyak lelaki yang menggodaku, dia malah mengacuhkanku. Oke tidak masalah, dia akan jatuh hati padaku nanti." -Miska Amarilis-

Tiga hari setelah satu bulanan anakku, suamiku, Raka, mengatakan bahwa dia harus melakukan perjalanan dinas. Dia meninggalkanku, membuatku menjaga anak kami sendirian. Tiga hari kemudian, aku baru sampai rumah sakit dan melihat teman masa kecil suamiku yang bernama Indah mengunggah foto keluarga. Dia juga menambahkan tulisan di bawah foto yang dia unggah. "Foto liburan bahagia kami bertiga sekeluarga." Aku terkejut saat melihat Raka tersenyum lebar dalam foto itu, jadi aku menuliskan komentar tanda tanya. Dalam hitungan detik, Raka menelepon dengan nada menuduh. "Dia ibu tunggal, aku merasa kasihan karena nggak ada laki-laki yang menjaganya. Aku cuma nemenin dia foto saja, kenapa reaksimu berlebihan sekali?" Malamnya, Indah kembali memamerkan foto kalung emas. "Setelah mengambil foto keluarga, dia maksa ngasih aku kalung emas." Aku tahu bahwa Raka membeli ini agar Indah tidak marah. Namun, kali ini aku berniat meninggalkannya.

Aku memohon kepada Rizald Pratama sebanyak 99 kali dan akhirnya dia setuju untuk mengajak putri kami berkemah di pegunungan pada hari ulang tahun putri kami. Pada saat aku menemukan putriku di kaki gunung keesokan harinya, dia sudah meninggal, tangannya memegang erat sebuah foto keluarga. Aku berdiri di depan tubuh kaku putriku, hatiku tersayat pedih. Tiba-tiba, aku melihat Rizald memperbarui status di media sosialnya. Dia menuliskan, "Kamu dan anakku adalah harta berharga dalam hidupku." Dalam foto tersebut, dia dan teman masa kecilnya menggandeng seorang gadis kecil, tengah melihat matahari terbenam di kejauhan. Di sudut kiri bawah foto, terlihat sebuah tangan kecil yang merupakan tangan putriku. Foto yang menyakitkan ini diambil oleh putriku.

Hari ketika aku mengambil foto pernikahan, putri angkat di keluargaku melepas tudung pengantinku dan berkata dengan suara yang keras: "Adik, bukankah kamu putri angkat keluargaku, kenapa kamu kesini?" "Hari ini adalah hari yang aku mengambil foto pernikahan dengan Felix, sikapmu yang seperti ini bukankah akan mempermalukan Grup Setiawan?" Jika ini sebelumnya, aku pasti sudah kabur sambil menangis. Tapi kebetulan, aku sudah hidup kembali. Aku menampar wajah Maudy: "Apa hakmu untuk berbicara denganku? Siapa kamu, berani-beraninya mengambil foto pernikahan dengan Felix?" "Menurutmu apakah kamu mampu memikul tanggung jawab atas nama Grup Setiawan!"

Cinta pertama selalu berkesan, yah gak? Tapi kacaunya kalau cinta pertama itu gak kesampaian. Hem... Itulah yang menjadi penyesalan Fatih Alfarisi yang tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada Naura Ainunnisa, gadis cantik, cerdas dan saleha. Sampai pada akhirnya mereka dipisahkan oleh keadaan. Namun seiring berjalannya waktu, semesta mempertemukan keduanya kembali, dengan cara yang tidak disangka-sangka. Akankah mereka memulai kembali apa yang pernah dirasakan saat belia dulu? Mari kita simak kisah manis, lucu, unik di novel ini. Ikuti terus cerita selanjutnya. Jangan lupa masukan ke rak baca kalian, agar tidak ketinggalan update terbaru novel seru ini, hanya di GoodNovel. Tetap semangat ya! Terimakasih.

I turned out not to be the biological daughter of a wealthy family. In my previous life, I had believed my best friend Vicky’s words and had stormed out on the day the real daughter, Lydia, returned. I never expected my biological father to fall ill with a chronic ailment that drained every bit of the family’s savings. I had nowhere to turn, and I worked day and night until I collapsed while delivering food in the middle of the night. Vicky became close to Lydia, and she used the chance to approach Peter, her brother, so that she could marry into a wealthy family. When I opened my eyes again, I returned to the day I had run away. My foster parents looked at me with worry, and Peter stood with his arms crossed. “You know your biological parents are so broke they can’t even afford food, so are you sure you want to go back and suffer?” In my previous life, they had pleaded with me, and all I had in my head had been Vicky’s manipulation. I had thrown out the words, “I don’t need your filthy money,” and walked away. I set my suitcase down without hesitation this time. I would never leave before I saved enough money.