Tema Dari Novel Ronggeng Dukuh Paruk

Ardi, pria mapan berusia pertengahan tiga puluhan, menjalani rumah tangga yang terlihat stabil bersama Nisa, istrinya. Namun kesehariannya di kantor berubah saat ia bertemu dengan karyawan baru yang tak lain adalah Rani—sahabat lama Nisa. Awalnya, pertemuan itu terasa biasa. Rani ramah, profesional, dan cepat beradaptasi. Tapi kedekatan kerja yang intens, lembur bersama, hingga percakapan-percakapan personal membuat Ardi merasakan sesuatu yang berbeda. Kehangatan Rani mengisi ruang kosong yang tak pernah berani ia ungkapkan kepada Nisa. Dilema pun muncul: Rani bukan hanya rekan kerja, tapi juga bagian dari lingkaran terdekat rumah tangganya. Di antara rapat, makan siang kantor, dan tatapan-tatapan yang tak terucap, Ardi harus memilih—menjaga kesetiaan pada istrinya, atau menyerah pada godaan yang bisa menghancurkan segalanya. Sementara itu, Rani menyimpan alasan tersembunyi mengapa ia kembali muncul dalam kehidupan Nisa dan Ardi. Alasan yang bisa menjadi jembatan… atau justru bara yang membakar habis persahabatan dan pernikahan.

Kematian ayahnya yang merupakan keluarga satu-satunya membuat Ruby tinggal bersama teman Ayahnya, Andra dan Ibunya bertiga. Semakin dewasa dan seiring bertambahnya waktu membuat Ruby nyaman tinggal bersama mereka dan akhirnya menunjukan jati diri. Dia tidak segan memakai tanktop dan hot pants yang membuat Andra meneguk ludah dan mulai menunjukan ketertarikan dengan menganggap Ruby sebagai wanita, bukan semata-mata hanya sebagai mahasiswi yang dia dia ajari dan bimbing.

Salah satu tujuan dari pernikahan adalah memiliki keturunan. Keluarga yang sudah memiliki keturunan, membuat hidup mereka lebih berwarna. Jika kebanyakan pasangan akan berbahagia dan menyambut kelahiran anak pertama mereka dengan suka cita. Namun berbeda dengan Dito, suami Indah. Suami Indah justru melihat kelahiran bayi perempuannya sebagai nasib buruk yang hadir. Bagi Dito anak laki-laki adalah kebanggaan. Sedangkan anak perempuan adalah beban. Kelahiran bayi cantik yang tidak diharapkan suaminya menjadi pemicu karamnya pernikahan suci mereka. Semua penghinaan, caci maki dan hujatan, Indah terima di hari kelahiran bayinya sebagai hadiah dari Dito. Bahkan disaat luka operasinya masih basah, Indah di hadapkan dengan seorang wanita yang dibawa oleh suaminya untuk menjadi madunya. Tak ada seorang pun yang dapat menggambarkan rasa sakit yang ia rasakan. Hingga akhirnya Indah memilih untuk menjanda dari pada berbagi. Berbagi cinta, tapi hanya dirinya seorang diri yang menderita. Rintangan apa yang akan dilalui Indah untuk membesarkan putrinya? Sanggupkah, Indah membuat suaminya menyesal karena telah menyakitinya luar dalam?

"Kamu mau pergi main lagi, Mas? Kapan kamu cari kerjanya?" Pertemanan memang menjadi racun namun juga bisa menjadi obat penawar, pertemanan dapat terus terjalin dengan komunikasi dan pertemuan yang rutin. Tetapi kini, bagaimana bila pertemanan yang merusak karir dan pernikahan karena pertemuan yang benar-benar rutin? Menjalin komunikasi dan menjaga hubungan pertemanan bukanlah suatu kejahatan, tapi bagaimana jika niat baik itu dimanfaatkan oleh seseorang yang memiliki obsesi?

~ A psychic with the ability to know your darkest secrets and fate has learnt to be hidden and isolated. Till she meets the one human that is resistant to her will and for a split moment she finds peace and maybe love alongside a broken heart. ~ A ruthless billionaire has everything he desires, in the day time. But in the night, when he dreams of a goddess, he is left lost and empty. He hires an escort to soothe his loneliness but for a CEO that always gets what he desires, he is caught up in his own mind games and what he wants drifts from what he truly desires. ~•~Excerpt: "Tell me, when I fuck you, how loud will you scream?" His breathe brushed her throbbing neck, she was tempted to touch him. "As loud as you wish sir." He groaned in irritation. "I have seen the fire in your eyes, why hide it now?" Idris glared through her soul then he chuckled almost like a pleased predator, "have you ever been to the opera?" "Yes." Her pussy was burning and soaked, her nipples were impatient and her lips desired what he offered, but Joanna hid her arousal quite well, her eyes challenged his and her shoulders stood proud. "That's how loud I'll make you beg." In between his scorching promise, he made a delicious journey with his fingers passed her short gown and her lace pants into her damp folds, slowly and seductively, drawing a starved moan from her lips. "No need to hide darling I can smell your need and no matter how much obstacle you create, I'll own you. Every inch of you." Then he added another digit, deeper and drove her wild.

Menikah dengan acara dijodohkan tidak semuanya bahagia seperti yang dialami oleh Maya. Tidak ada sedikitpun cinta untuknya bahkan dirinya hamil sekalipun suaminya tidak peduli, terlebih Andi selalu memuji-muji selingkuhannya di depan Maya, seakan sengaja membuat wanita itu sakit hati. Hingga pada akhirnya Maya menyerah dan memilih mandiri karena ia sudah kehilangan kepercayaan pada suaminya sendiri.

Hailey, in love, dove into her marriage full of heart and hope. When this kindergarten teacher said yes to marrying Rome, it was like venturing into uncharted waters. For Hailley, marrying a fun-loving, mysterious man, like Rome, was exciting! It was like being on a road without a map. What made it so exciting was that she never knew what direction her husband, Rome Martinez, might go. Hailey finds herself a bit lost as she discovers she does need a little normalcy. But Rome didn't want boundaries. Without rules to guide them, would their marriage survive or crash on the rocks of misunderstanding or jealousy? What would their marriage look like without boundaries? As individuals, will both parties' needs be met? Or will this marriage be tailored to meet one partner's needs, physical intimacy, and emotional comfort level? Can Haiely and Rome maintain a healthy, happy marriage without boundaries? To have the answer to these heartthrobing questions, this is one married story you will want to read!

Semua memang terasa sulit, ketika seseorang yang selalu ada bersama di hidup kita selama 7 tahun ini, harus kita relakan berbahagia bersama orang lain. Ketika seorang lelaki yg aku cintai harus menikah dengan saudara tiriku sendiri,apa yang harus kuperbuat... merelakannya.. mengikhlaskannya..

Bia sangat menyayangi sang Oma, tapi Oma-nya adalah sosok yang menciptakan skenario terberat dalam hidupnya. Ketika ia mengalami kecelakaan dan dinyatakan meninggal, ia menyadari bahwa yang meninggal bukan dirinya melainkan saudari kembarnya. Bia hidup menggunakan identitas Bella, saudari kembarnya untuk menguak semua rahasia yang disembunyikan Oma-nya. Lalu ia bertemu dengan Dafa, pria yang dicintai Bella semasa hidupnya.

Hanya kerana satu insiden berlaku dalam hidupnya membuatkan dirinya seratus peratus berubah. Berubah menjadi seseorang yang orang tak pernah terfikir dia mampu berubah seperti itu. Dalam insiden itu juga, dia telah menemui seseorang yang telah memberikan dia semangat untuk berubah. "Dekat dunia ni, janganlah tunjuk diri kau tu lemah sangat. Bangkit dan lawan orang yang hentam kau." - INDIRA CALLISTA Dia tidak sempat bertanyakan nama gadis itu. Raut wajah gadis itu pula hanya samar-samar dalam ingatannya. Namun ayat yang dilontarkan oleh gadis itu terkunci di dalam kotak ingatannya. "Adakah kau gadis yang selama ini aku cari, Indira? Kau dan dia banyak persamaan. Terutamanya keberanian kau. Ketangkasan kau." - TENGKU QARIZH NADIM Misi mencari gadis idamannya itu tidak pernah pudar dalam ingatannya. Langsung tidak jemu menanti kehadiran bidadarinya itu. Pada masa yang sama, dia harus berdepan dengan musuh-musuh yang tak pernah lelah menganggu kehidupannya. "Aku menyesal dengan pertemuan kita ni, Qarizh." - INDIRA CALLISTA Kenapa Indira menyesal dengan pertemuan dia dan Qarizh? Berjayakah Qarizh menawan hati bidadarinya setelah sekian lama menanti?