Terima Kasih Ya Tuhan

Putraku tiba-tiba bilang dia terkena leukemia. Keinginan paling utamanya adalah melihat Tante Eva mengenakan gaun pengantin. Suamiku juga ikut menimpali. "Cuma nikah dengan Eva saja. Setelah putra kita menjalani pengobatan dengan tenang, kita baru nikah lagi." Aku pun menyetujui permintaan ini dan bercerai dengan suamiku. Tak lama kemudian, dari unggahan Instagram putraku, aku melihat putraku menghadiri pernikahan suamiku dengan teman masa kecilnya dengan penuh semangat. Judul unggahan itu tertulis : [Aku menjadi saksi dari kebahagiaan ayahku. Hari ini lagi-lagi aku tersentuh oleh perjuangan cinta sejati.] Aku tersenyum dan mematikan ponselku. Sembari memegang tangan orang di sebelahku, aku pun naik pesawat ke Navala.

Yara harus merelakan impiannya untuk menikah dengan pangeran impiannya yang tampan. Karena terpaksa dijodohkan dengan anak dari teman orang tuanya. Tidak akan masalah baginya jika pria itu masih tampan dan muda. Terus apa jadinya kalau dia dinikahkan dengan pria yang bahkan umurnya terpaut empat belas tahun. Dan lagi wajah pria itu semakin terlihat pas-pasan karena ditumbuhi jenggot dan kumis-kumis tipis. Belum lagi sifat pria itu yang pendiam dan berwajah datar seperti tripleks, bahkan terlihat susah bicara saat berhadapan langsung dengan Yara. "Ya Tuhan, beginikah caramu menghukumku atas dosa-dosaku?" Yara "Sungguh dia mirip seperti cacing kepanasan yang tidak bisa diam." Aska

Setelah ketujuh kalinya dijanjikan akan menikah tapi kembali diingkari oleh Rafli, aku akhirnya memutus semua hubungan dengannya secara sepihak. Kalau dia hadir di acara perkumpulan teman, aku tidak akan datang. Kalau dia diundang tampil dalam acara reuni sekolah, aku akan pergi lebih awal. Kalau kantorku memilih kerja sama dengan perusahaannya, aku langsung mengundurkan diri. Bahkan saat malam tahun baru, dia datang ke rumah orang tuaku untuk bersilaturahmi, aku pun berdalih keluar mengunjungi teman. Nomornya aku blokir dan akun instagramnya kuhapus dari daftar pertemanan. Intinya, aku ingin memutus hubungan tuntas dengannya. Aku tidak menghubunginya dan dia pun tidak akan bisa melihatku. Selama 30 tahun pertama hidupku, sebagian besar waktu kuhabiskan untuk mencintainya dengan sepenuh hati, merawat dan memperhatikannya tanpa pamrih. Sampai akhirnya, setelah yang ketujuh kalinya dia ingkar janji untuk menikahiku, aku benar-benar sadar. Aku tidak mau hidup seperti ini lagi. Meski harus menjalani hidup sendirian, tetap saja lebih tenang daripada terus-menerus menunggu di rumah kosong yang tak pernah dia datangi!

Di malam peringatan sembilan tahun pernikahan kami, suamiku yang bernama Felix Tosa, pria yang di siang hari menguasai keluarga mafia dan di malam hari menguasai hatiku, tidak memberiku setangkai mawar pun. Dia malah memberikannya pada Celine, asisten pribadinya. Di bawah lampu gantung tempat kami pernah berdansa saat baru menikah, dia menoleh padaku dengan pesona dingin yang dulu pernah membisikkan kata cinta di telingaku. “Dia hamil,” katanya, seolah itu sudah cukup sebagai penjelasan. “Dan dia sangat pilih-pilih soal makanan. Mulai sekarang, kamu yang harus menyiapkan makanan tiga kali sehari untuknya, nggak boleh ada menu yang berulang.” “Dia juga sensitif, nggak suka tidur sendirian. Jadi, kamu harus pindah ke kamar tamu.” Ruangan itu sunyi senyap. Aku tidak berteriak, tidak juga menangis. Aku hanya mengambil koper yang sudah kubereskan, lalu berjalan menuju pintu. Kepala pelayan mencoba menahanku, tapi Felix bahkan tak berkedip sedikit pun. “Dia pasti balik lagi,” katanya malas, sambil menggoyangkan gelas anggur. “Dalam waktu tiga hari, dia akan menangis dan memohon padaku.” Tamu-tamu pun tertawa terbahak-bahak. Mereka bertaruh satu juta dolar di depan mataku. Bertaruh bahwa aku bahkan tak akan sanggup melewati malam ini dan akan kembali memohon seperti anjing jalanan yang kehilangan harga diri, memohon agar Felix membiarkanku masuk ke rumah. Namun, mereka tidak tahu bahwa aku sudah menerima lambang keluarga dari ayah kandungku yang sebenarnya dan tiket pesawat pun sudah kupesan. Kali ini, aku benar-benar akan pergi.

What inspired you to write One Promise? You see, when I was young, life was tough. I grew up with a broken family. I never felt the love I wanted all my life. I've always love reading. That's when I found my new comfort through writing. Then I held on to it because it gave me hope. It gave me another way to ease my broken self cause I needed to. Just when I thought I already hit rock bottom with all these pain I felt ever since I was a kid, God must've still felt the need to push me more by leaving me with a monstrous dad but I saw how God changes him. So I wrote this story for my dad.

In Bannister Academy, there was an ultimate bully named Cahleen Seth Monteserio that was admired by everyone despite of his bad attitudes. However, Shantal Farah Lindzbergh the scholar of the Academy was never attracted to him. They were like cats and dogs that always fight whenever they see each other. But behind those actions that they flaunt to each other, there was a hidden chemistry that was going on between the two of them. The bully that was known as the clever one will change his life for the girl who captured his heart. While the simple girl that was nothing to worry about was having a hard time on a guy that caught her attention. He, secretly adores her. She, undeniably loves him. It was the beginning and end of everything.

The life of a pessimistic seventeen-year-old took a 180-degree turn after a tragedy occurred and led to him being mysteriously transferred to a new world. Miles Reyes, who has lived an ambitionless and solemn life, now walks a dangerous path filled with troubles ever since his transmigration. And while he wanders on unknown lands, he meets a particular idiot who became his salvation. As the two develop feelings for each other and experience many "first," what unfolds is a journey that dives into the machinations of human emotion, and touches on the timeless struggle of every soul, which is the key to finding happiness. Covert art by: https://instagram.com/emman_toy?utm_medium=copy_link (Author's Status) I'll mass release tomorrow! About 20 thousand plus words!

They are the Royals. Five influential students coming from the most influential and powerful families. No one dares to mess with them, no one except her. A girl who loves to bring trouble upon herself. Will she be able to survive from the claws of the most powerful social group in their University?

Kulang pa ba? Kung mayroon pa ibuhos na lahat at isang bagsakan na. Daig pa niya ang nasa giyera na sunud - sunod ang mga bombang pasabog. Baka gutay gutay na sa oras na ito ang kanyang buong katawan. Iyong pakiramdam mong masakit pero may mas sasakit pa pala? Ang mga pusong pinanday ng sakit ng nakaraan ngunit handang magpatawad. Anak, kapatid, kaibigan, Magulang. Mga bahagi at pundasyon sa pagkatao ng bawat isa. This is a story of two elite people who came across each other's lives without knowing their past and future together. Both broken-hearted and devastated, one chose to walk away to mend her broken heart while one just wanted to have fun. Ngunit sa natuklasang lihim ng fiancee, will he use Kristel in his vengeance? One mistake leads to another. Where will it lead them? Handa ba si Kristel magpatawad after what she'd been through?

During a drinking session, Ibiza received a dare to cheat with Cydeo—who got a girlfriend that time. Ibiza Blessed Bartolome was a happy-go-lucky rebellious girl who longed for real love from someone who will see her worth. Cydeo Adams Izquierdo was the two-good-shoes popular guy in college who got a perfectly clean reputation. Ibiza and Cydeo's worlds seemed impossible to cross lines until Ibiza accepted the dare and guess what? Cydeo's response will shake her world.