Sang Dukun Seruling Dan Muridnya
Gunung Kumulus terguncang oleh kabar tentang pembantai misterius. Monster level tinggi ditemukan hanya tinggal tulang. Kawanan predator berkumpul untuk membalas dendam. Mereka tidak tahu siapa lawan yang mampu menghancurkan ras mereka seorang diri.
Arum Sekar muncul sebagai tokoh yang sama sekali tak biasa. Penampilannya lusuh. Baju dan serulingnya bernoda darah. Dia dukun seruling yang lebih mahir membunuh daripada memasak. Dengan tangan kosong dan seruling bambu yang menyimpan pisau, dia menumpas kawanan monster tanpa kesulitan. Sikapnya acuh sedikit gila, dia sering salah sasaran, tapi hasilnya tetap brutal.
Sekar ingin mencari koki. Dia bisa menangkap ikan lebih besar dari elang dengan trik konyol. Tanpa sengaja dia menyaksikan konflik lain yang jauh lebih berbahaya.
...
Lekir Maldawai adalah murid Arum Sekar. Ia memiliki banyak harta hasil warisan. Seluruh sukunya dibantai, termasuk guru yang pernah mengajarnya dulu. Entah apa penyebabnya, tetapi ia menyimpan misteri tentang asal-usulnya. Setelah bertahun-tahun bergaul bersama Arum Sekar, ia menjadi murid paling fanatik padanya.
Suatu ketika, ingatannya yang disegel muncul kembali. Saat itu, ia mengingat bahwa guru yang kini ia hormati adalah pembantai seluruh sukunya. Ia murka, tetapi rasa sayangnya pada sang guru jauh lebih besar. Ia berpura-pura patuh dan mulai membuat masalah di belakang.
Hingga akhirnya, ia mengetahui dari sebuah alam ilusi duplikat dari ingatan gurunya bahwa semua orang yang ada di sukunya dulu adalah orang bejat, mengetahui rahasia yang ia miliki, dan berniat memonopolinya dengan memanfaatkan rahasia tersebut. Ia mulai menyadari kesalahannya, menyesal setiap hari.
Suku yang dulu merawatnya ternyata pembantai orang tuanya. Hanya guru yang benar-benar memperlakukannya dengan baik sejak awal hingga akhir.