แชร์

Bab 336

ผู้เขียน: Liazta
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-02-18 21:14:47

Eliza menikmati peranannya sebagai istri dan juga Ibu untuk Noah. Hanya saja ia suka kesal ketika melihat sang suami yang tidak mau mengalah dengan putranya sendiri. Seperti saat ini, Eliza sibuk menyuapi Noah. Nathan yang tidak mau mengalah juga minta disuapi.

"Kenapa sih Setelah nikah Mas jadi manja?" Kata Eliza memegang sandwich daging dan mengarahkan ke bibir suaminya.

"Ini bukan manja sayang, tapi butuh kasih sayang." Nathan tersenyum sambil mengigit burger di tangan Eliza.

"Mas ingat umur dong, Mas sudah tua malah rebutan sama anak sendiri." Eliza meletakkan sandwich di atas piring dan kemudian memasukkan sereal bayi ke dalam mulut Noah.

"Kamu selalu ngabisin waktu sama Noah, Mas juga cutinya nggak lama. Nanti kalau sudah habis masa cuti, nggak bisa lagi seperti ini." Nathan kembali membuka mulut sambil menunggu Eliza menyuapinya.

Eliza kembali mengambil burger dan menyuapi suaminya. Kalau sudah seperti ini sebaiknya ia mengalah. Anggap saja sedang mengasuh 2 orang bayi seka
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (23)
goodnovel comment avatar
Benaya Hana
bonusnya semakin hari semakin sedikit sekali
goodnovel comment avatar
Eity setyowati
mudua tuh si nathan awas elis hati² ada ulet keket ha ha ha
goodnovel comment avatar
Siti Juleha
ya ampun Yuna.... pake rok pendek gak pake cd, gak masuk angin non? kembung perutnya loh, wkwkwkwkwkwk....
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 496

    Langit siang itu membentang dalam nuansa biru pucat, dihiasi awan tipis yang mengambang malas di atas danau kecil di belakang vila. Permukaan air memantulkan cahaya matahari, berkilau tenang dan jernih, menciptakan suasana yang begitu menenteramkan.“Daddy, ayo naik,” seru Olivia riang sambil menggenggam satu buah dayung. Sementara itu, Aruna sudah lebih dulu duduk tenang di atas sampan, menanti gadis kecil itu dengan senyum hangat.Mereka memang telah merencanakan momen ini—mengelilingi danau berdua, menikmati alam yang damai. Namun, sebelum Olivia sempat naik ke sampan, Albert datang menghampiri dan menawarkan diri untuk ikut.“Ya, Daddy akan naik,” ujarnya penuh semangat sebelum langsung melompat naik ke atas perahu.Olivia tersenyum jahil, lalu menyerahkan dayung di tangannya. “Ini, untuk Amora. Eh, maksudku untuk Aruna. Tiba-tiba perutku mules. Aku harus ke kamar mandi. Sepertinya aku nggak jadi ikut,” ucapnya cepat, lalu mendorong sampan hingga menjauh ke tengah danau.“Olivia!

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 495

    Sementara itu, jauh dari vila, di sebuah rumah petak tua dekat terminal bus yang tersembunyi di balik pasar malam, Lina terduduk lemas, bersandar di dinding kusam. Napasnya masih terengah, tubuhnya penuh debu dan keringat. Rambutnya acak-acakan, tangannya gemetar karena dingin dan ketakutan.Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah ponsel kecil. Tak ada nama dalam daftar kontak. Hanya satu nomor asing yang disimpan tanpa label.Dengan tangan yang menggigil, Lina menekan tombol hijau.Beberapa detik kemudian, suara perempuan di seberang menyambutnya. Datar, namun penuh tekanan.“Halo?”Sherly.“Aku lolos,” jawab Lina cepat. “Tapi sepertinya mereka mulai tahu. Nathan, Albert dan Hermawan pasti akan mencari tahu dan menyelidiki masalah ini. Ini bukan masalah remeh," kata Lina. Semua jejak hanya mengarah ke Sherly. Lina memang sengaja melakukan hal ini, agar bos nya tidak ketahuan. Namun ia tidak akan mengatakan hal itu kepada wanita bodoh di seberang sana.Hening. Sunyi yang mencekam,

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 494

    Ketegangan masih menggantung di ruang baca lantai dua. Nathan dan Eliza berdiri membeku, menatap Lina yang terpojok di sudut ruangan. Tubuh wanita itu bergetar, tapi sorot matanya tetap menyimpan keberanian yang belum padam.Tiba-tiba, di luar dugaan. Lina menyambar ponselnya dari tangan Nathan, lalu berbalik dan melompat dari jendela lantai dua.“Lina!” teriak Eliza dengan kaget, suaranya menggema di seluruh ruangan.Tubuh wanita itu mendarat dengan keras di bawah, tapi entah bagaimana, ia tetap mampu bangkit dan berlari.Teddy yang berada di lantai dua langsung beraksi. Ia mengejar bersama dua pengawal keluarga Hermawan. Sementara itu, penjaga luar vila mulai menyisir area sekitar, menyusuri lorong-lorong gelap yang menjadi jalur pelarian.Lina berlari ke arah dapur belakang, memutar lewat area servis tempat para pelayan biasa keluar-masuk. Pintu darurat terbuka dengan bunyi dentuman pelan, dan malam yang dingin menyambutnya dalam pelukan pekat.Teddy terus mengejar, suaranya menyam

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 493

    Dan pada saat yang sama, di dalam kamar pelayan, Lina sedang menekan nomor asing di ponselnya. Wajahnya serius. Pandangannya dingin.“Target mulai curiga. Tapi aku akan teruskan. Kita akan dapatkan apa yang kita cari. Bahkan jika harus lewat anak-anaknya.”Suaranya pelan, tapi tajam seperti pecahan kaca. Di seberangnya, suara pria terdengar samar, memberinya perintah selanjutnya.Lina mematikan panggilan dan berdiri di depan kaca kecil di sudut kamar. Ia menyisir rambutnya perlahan. Tatapannya kosong. Tapi di balik mata itu, ada luka. Ada dendam. Ada rencana yang belum selesai.Setelah memberikan laporan kepada orang itu, ia kemudian mengirimkan pesan ke nomor handphone Sherly. Setelah pean terkirim, Lina keluar dari dalam kamar, dan bergabung dengan para asisten rumah tangga yang lainnya.***Sore itu, langit di Puncak perlahan berubah jingga. Kabut tipis turun perlahan, menyelimuti vila yang tampak damai di permukaannya. Namun di dalam ruang keamanan Teddy, sebuah rencana berbahaya

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 491

    “Kurang lebih dua tahun, Nyonya,” jawab Lina, tetap menjaga wajahnya agar terlihat netral.“Dan sebelumnya?”“Saya… sempat bekerja di rumah keluarga Belanda yang tinggal di Jakarta.”Eliza mengangguk perlahan, meski dalam hati menyimpan kebingungan. Ia pernah mendengar nama itu, tapi tak pernah melihat wajah Lina di antara staf-staf sebelumnya yang pernah dia periksa. Keganjilan lain yang makin menumpuk.Mereka akhirnya tiba di tepi danau. Airnya tenang, memantulkan langit biru yang cerah. Eliza berdiri di sana, menikmati pemandangan. Tapi pikirannya sibuk mengurai benang kusut yang baru saja dimulai.Lina berdiri tak jauh darinya, menunduk, namun kedua matanya terus memperhatikan setiap gerak Eliza. Ponsel kecil di saku switer-nya masih menyala diam-diam, merekam percakapan mereka. Siapa pun yang mengirimnya, pasti akan menerima laporan yang sangat lengkap.Namun sebelum Lina bisa mengumpulkan lebih banyak informasi, Eliza memutar badan dan berkata lembut namun tegas, “Kamu tahu, ada

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 490

    Momen sarapan pagi ini ditutup dengan suasana yang hangat dan penuh cinta.Tawa Olivia yang polos, candaan ringan Hermawan, serta kebersamaan yang tercipta di meja makan, membuat pagi itu terasa begitu berharga. Para pelayan mulai merapikan meja saat semua anggota keluarga bersiap melanjutkan aktivitas masing-masing.Namun di tengah kehangatan itu, insting Eliza yang tajam tiba-tiba menangkap sesuatu yang ganjil.Bukan dari Aruna. Bukan dari Albert. Tapi dari sudut ruang makan, tepatnya dari arah dapur.Seorang asisten rumah tangga berdiri di sana, membawa teko kopi. Wajahnya tenang, senyumnya ramah, dan gerak-geriknya sopan. Terlalu sopan. Terlalu diam dan terlalu mengamati.Wanita itu meletakkan teko kopi di atas meja dengan sangat hati-hati. Ia sedikit membungkuk sopan, lalu berbalik dan berjalan kembali menuju dapur.Eliza menoleh perlahan, lalu membisik pada Kiara yang duduk di sebelahnya, “Siapa nama asisten yang tadi itu?”Kiara menoleh sekilas, lalu menjawab pelan, “Yang baru

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status