Diana tidak menyangka jika pernikahannya tidak akan bertahan lama, kata talak bahkan keluar dari bibir suaminya setelah mereka melakukan malam pertama. Sebenarnya apa yang melatarbelakangi hancurnya pernikahan Diana? Yul langsung baca cerita lengkapnya.
もっと見る"Yang, aku nginep di sini aja, ya?"
Seorang pria tampan masuk ke dalam kamar hotel calon istrinya, Diana. Dia nampak menghampiri kekasihnya dan langsung memeluk wanita yang kini sedang memakai skin care di wajahnya. "Jangan ngaco deh, Mas. Besok kita nikah, tahan. Tinggal satu malam lagi, bukan hanya bisa ngobrol berdua. Tapi, kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau karena kita besok sudah sah." "Kalau nunggu sah lama, Yang. Sekarang yuk?" Bara terlihat tidak sabar sekali, Diana sampai kaget mendengar apa yang dikatakan oleh calon suaminya tersebut. "Mas!" keluh Diana sambil mendorong wajah tampan calon suaminya, Bara. "Abisan kamu tuh cantik banget, kamu ngangenin. Aku gak tahan kalau harus berlama-lama jauh dari kamu," rayu Bara. Dian memutarkan bola matanya dengan malas, walaupun dia begitu mencintai Bara, tetapi rasanya mereka tidak pantas kalau harus tidur bersama sebelum menikah. Namun, dia juga paham kenapa Bara bersikap seperti itu. Bara adalah seorang duda yang memiliki 5 anak di usianya yang masih muda, dia masih berusia tiga puluh lima tahun, tetapi sudah menjadi duda dengan lima anak. Bukan keinginan Bara untuk menjadi seorang duda, karena pria itu menjadi duda ditinggal meninggal oleh istrinya saat melahirkan anak kelimanya. "Aku bilang sabar, lagian gak enak juga kalau nanti ketahuan bapak aku atau sama mom kamu. Sudah sana, pergi ke kamar kamu." Selain tidak enak kalau nantinya ketahuan oleh bapaknya ataupun calon mertuanya, rasanya perbuatan itu juga tidak patut dilakukan sebelum mereka menikah. Dosa. "Iya, iya. Aku bakalan keluar, tapi kiss dulu." Bara memonyongkan bibirnya. Dari pada tidur bersama, lebih baik Diana memberikan sebuah ciuman untuk Bara, pikirnya. Wanita itu dengan senang hati menautkan bibirnya pada bibir Bara. Keduanya cukup lama saling memagut, hingga tidak lama kemudian Diana mendorong dada Bara, karena Diana mendengar napas Bara yang sudah berat. "Aku pergi dulu, tapi ingat, Sayang. Besok kamu tidak akan aku biarkan tidur semalaman," ujar Bara. "Ya,'' jawab Diana. Setelah berpamitan kepada Diana, akhirnya Bara keluar dari dalam kamar tersebut. Diana langsung menggelengkan kepalanya melihat kepergian Bara, tingkah pria itu seperti anak kecil saja. Padahal, Bara seharusnya tidak berperilaku seperti itu. Namun, Diana berpikir jika Bara melakukan hal seperti itu hanya kepada dirinya, calon istrinya. "Dasar manja," ujar Diana. Keesokan harinya. Ballroom hotel menjadi saksi di mana Bara mengucapkan janji sucinya terhadap Diana, sepasang kekasih yang menjalin hubungan selama satu tahun itu akhirnya menjadi pasangan halal juga. Bara terlihat begitu bahagia dan sangat antusias, karena akhirnya kini dia tidak sendiri lagi. Dia akan ada yang mengurusi, begitupun dengan Diana, wanita itu tidak berhentinya tersenyum karena merasa bahagia. "Selamat ya, Sayang. Akhirnya kamu menikah, Bapak pasti rindu berat sama kamu. Karena kamu akan begitu betah tinggal di kediaman suami kamu," ujar Bagas. Ayah Diana. "Makasih, Pak. Tapi Diana janji, Diana akan sering mengunjungi Bapak walaupun sudah menikah." "Ya, Bapak tunggu. Tapi ingat, Sayang. Kamu akan mengurusi 5 anak sambung, jaga kesehatan dengan baik agar tidak sakit." Bagas sebenarnya merasa tidak setuju jika Diana yang masih sangat muda itu harus menikah dengan Bara, karena pria itu sudah memiliki 5 anak. Walaupun Bara merupakan pria terkaya di kampung halamannya, tetapi tetap saja dia merasa khawatir akan kesehatan putrinya. Kalau saja anak-anak Bara mau menurut, kalau tidak, Bagas pasti akan merasa sangat takut. Dia sangat takut jika putrinya akan tertekan, dia akan sakit dan kurus karena terlalu capek dalam mengurusi rumah tangganya bersama dengan Bara. "Iya, Bapakku, Sayang. Jangan khawatir, Diana itu kuat loh." "Iya, Bapak percaya," ujar Bagas. Acara resepsi pernikahan berlangsung dengan meriah, banyak sekali tamu yang datang ke sana. Banyak juga artis ibu kota yang meramaikan, Diana sampai merasa lelah. "Yang," ujar Bara yang nampak mengusap-usap pinggang Diana. "Sabar, Yang. Nanti malam aku akan jadi milik kamu seutuhnya," ujar Diana. "Jangan salahkan aku jika nanti kamu akan minta lagi dan lagi karena keenakan," ujar Bara. "Apaan sih!" ujar Diana dengan wajahnya yang memerah. "Aih! Istriku ini malah malu-malu," ujar Bara. Diana yang memang merasa malu langsung mencubit gemas perut suaminya, dia merasa kesal juga karena pria itu terus saja menggodanya. "Jangan godain aku terus," ujar Diana. "Maaf, Sayang." _ Pukul sepuluh malam acara resepsi pernikahan sudah selesai dilaksanakan, Bara sudah berpamitan untuk pulang ke rumahnya. Karena dia sadar jika putrinya akan melaksanakan malam pertamanya dengan menantunya. Begitu juga dengan Debi, ibunda dari Bara itu sudah pulang ke kediaman mewahnya. Dia tidak ingin mengganggu kegiatan anak dan juga menantunya. Wanita yang bernama Debi itu bahkan dengan senang hati membantu baby sitter untuk mengurus kelima cucunya, hal itu dia lakukan agar kelima cucunya itu tidak mengganggu kegiatan Bara dan juga Diana. "Sudah siap aku terkam?" tanya Bara seraya merangkul pinggang istrinya. "Apaan sih, Mas. Udah ah, ayo cepat kita pergi ke kamar. Aku sudah sangat lelah," ujar Diana. "Sudah sangat lelah, atau sudah tidak tahan aku kasih yang enak?" tanya Bara sambil menuntun istrinya untuk masuk ke dalam kamar pengantin mereka. "Mas, ih. Udah ah, aku mau lepas baju pengantin dulu," ujar Diana yang langsung mengambil baju dinas dan masuk ke dalam kamar mandi. Bara terkekeh melihat kelakuan dari istrinya, wanita itu benar-benar terlihat malu-malu. Namun, Bara sangat suka. Dia bahkan terlihat tidak sabar untuk memulai malam ini. "Padahal kita sudah harus belum menikah, kenapa juga dia harus masuk ke dalam kamar mandi hanya untuk membuka gaun pengantin saja?" ujar Bara. Namun, Bara tidak mengatakan hal itu kepada Diana. Bara malah membuka semua kain yang melekat di tubuhnya, lalu dia memakai bathrobe dan duduk di tepian tempat tidur. Dia sedang menunggu istrinya. Berbeda dengan Diana, wanita itu kini sedang membuka gaun pengantin yang dia pakai di kamar mandi. Beruntung gaun pengantinnya gampang dibuka. Setelah itu, Diana memutuskan mengguyur tubuhnya dengan air hangat. Lalu, dia mengusapkan spon mandi yang sudah dia tuangkan sabun cair. "Aku harus wangi, jangan sampai mas Bara kebauan saat tidur denganku." Diana tersenyum sendirian dengan begitu malu-malu. Setelah selesai mandi, dia mengeringkan tubuhnya dan dengan cepat memakai baju dinas yang sudah dia beli. Dia ini terlihat cantik dan juga seksi di mata Bara, jangan sampai suaminya itu kecewa. "Kamu sudah cantik, Diana. Sekarang tinggal waktunya aku menemui suamiku," ujar Diana dengan jantung yang berdebar dengan begitu cepat.Beberapa bulan kemudian.Usaha toko kue yang dibuat oleh Diana, Aiden dan Bagas ternyata berjalan dengan lancar. Banyak pengunjung yang datang untuk membeli kue di sana, ada juga yang membeli kue dan menikmatinya di sana.Ya, mereka menyediakan beberapa meja dan juga bangku di depan halaman rumah sederhana yang Aiden beli. Bahkan, Aiden menanam banyak bunga di halaman rumahnya tersebut untuk mempercantik tampilan toko kuenya.Hal itu dia lakukan agar para pengunjung yang datang merasa sedang menikmati kue di sebuah taman, selain kuenya yang enak tempatnya juga terasa nyaman dan wangi bunga alami.Bahkan, Aiden memanfaatkan sedikit lahan yang masih ada di samping rumahnya untuk menanam sayuran hidroponik. Jika sayuran-sayuran tersebut sudah bisa panen, Aiden akan menjual sayuran tersebut ke pasar tanpa malu.Dia bertekad ingin menjadi seorang suami yang baik, suami yang bertanggung jawab terhadap istrinya. Terlebih lagi saat ini perut Diana sudah membesar, dokter berkata bulan depan ke
Aiden benar-benar merasa begitu bahagia karena dia kini akan menjadi seorang ayah, sebentar dia akan menimang buah hatinya dengan Diana.Pantas saja Diana di rasa berbeda, bentuk tubuhnya lebih berisi. Dua gunung kembar kesukaannya semakin padat dan besar, jika mereka sedang melakukan hubungan intim saja, milik Diana terasa lebih sempit dan juga legit.Awalnya Aiden mengira jika Diana terlalu banyak makan, makanya mulai bertambah bobot tubuhnya. Namun, dugaan Aiden ternyata salah.Diana berubah menjadi seperti itu karena ulah dari dirinya, karena dia yang selalu mengajak Diana untuk bercinta. Untuk merayakan hari kebahagiaannya Aiden ingin sekali mengajak istrinya untuk pergi jalan-jalan.Sayangnya, keadaan Aiden kini sedang di bawah. Aiden benar-benar harus ada dalam mode berhemat, karena uangnya sudah benar-benar menipis. Akhirnya, Aiden mengajak Diana untuk masuk ke dalam kamar.Setidaknya dia ingin mendapatkan pelukan hangat dari istrinya, dia ingin mendapatkan kecupan mesra dari
"Berteriaklah, karena tidak akan ada yang menolong kamu." Bara menatap wajah Diana dengan sengit."Lepaskan, Mas! Tolong lepaskan aku, aku---""Tidak akan! Kamu harus ikut ke dalam, kita akan menggugurkan bayi itu." Bara berusaha untuk menarik paksa tubuh Diana.Aiden yang menyaksikan akan hal itu benar-benar tidak terima, terlebih lagi Bara memperlakukan Diana dengan begitu kasar. Dia takut jika janin yang ada di dalam kandungan istrinya akan kenapa-kenapa.Di sana ada calon generasi penerusnya, walaupun kini keadaannya sedang terpuruk, tetapi setidaknya bayi itu yang akan menguatkan dirinya. Calon bayi itu yang akan memberikan dirinya semangat untuk mencari pekerjaan yang lebih baik untuk menghidupi Diana dan juga bayi mereka.Dengan sekuat tenaga Aiden berusaha untuk bangun, lalu dia melangkahkan kakinya untuk menghampiri Bara dan juga Diana. Dia buang masker dan topinya, tanpa aba-aba Aiden langsung memberikan bogem mentah tepat di rahang Bara."Argh!" teriak Bara dan juga Diana s
Aiden terdiam di balik gerbang seraya memperhatikan apa yang dilakukan oleh Diana dan juga Bara, dia juga menajamkan pendengarannya agar bisa mendengar apa yang akan diobrolkan oleh Diana dan juga Bara.Walaupun jantungnya berdebar dengan begitu kencang, tetapi dia berusaha untuk menenangkan hatinya dan juga pikirannya.Pernah diselingkuhi oleh Angel, tentu saja hal ini membuat dia bisa berusaha untuk bersikap lebih tenang walaupun memang hatinya merasa begitu was-was.Dia memang bisa berusaha untuk menenangkan hatinya, tetapi tubuhnya bergetar dengan begitu hebat. Lututnya terasa begitu kopong dan sulit untuk digerakkan, dia hanya bisa duduk seraya menyandarkan punggungnya pada gerbang yang ada di sana."Ayo Diana, Sayang. Kita masuk ke dalam, aku sudah tidak sabar ingin berbicara dengan kamu. Aku sudah tidak sabar untuk melepas rindu dengan kamu, bukankah kamu datang untuk melepas rindu denganku?" tanya Bara dengan begitu percaya diri.Diana masih terdiam seraya menatap wajah Bara d
Pagi ini wajah Aiden terlihat lebih sumringah, tentu saja hal itu terjadi karena dia sudah mendapatkan servis terbaik dari istrinya. Walaupun memang istrinya sempat menolak untuk naik ke atas tubuhnya, tetapi dia merasa puas dengan pergulatan panas pagi ini.Selepas sarapan pagi, Aiden kembali bersiap untuk pergi. Walaupun perusahaan Roderick tidak bisa diselamatkan, setidaknya dia ingin mencari pekerjaan baru.Tidak mengapa baginya jika harus merintis dari awal, dia tidak keberatan jika harus bekerja di perusahaan orang lain. Yang terpenting baginya, dia bisa menafkahi istrinya, Ia harus bisa membiayai kehidupan mertuanya.Setelah selesai bersiap, Aiden terlihat hendak keluar dari dalam kamarnya. Namun, niatnya dia urungkan karena mendengar ponsel milik istrinya berdering. Aiden menata ponsel milik istrinya dengan dahi yang mengernyit dalam, karena di sana tertera nomor yang tidak dia kenal.Tidak lama kemudian, dering ponsel itu pun berhenti. Namun, satu pesan chat masuk ke dalam po
Pagi-pagi sekali Diana sudah terbangun dari tidurnya, dia tersenyum karena ternyata Aiden masih terlelap di dalam pelukannya. Sudah dua hari dia tidur tanpa suaminya, malam ini rasanya dia begitu senang karena bisa tidur kembali dengan Aiden.''Selamat pagi, Sayang." Diana mengecup bibir Aiden dengan penuh cinta, tangan Diana bahkan terlihat mengusap dada suaminya.Rindu?Tentu saja Diana begitu rindu terhadap suaminya, pria yang sudah memperistrinya tanpa melihat kasta. Aiden begitu tulus mencintai Diana, Aiden bahkan begitu baik dalam memperlakukan bapaknya.Aiden yang mendapatkan perlakuan seperti itu langsung membuka matanya, dia tersenyum dengan begitu manis ketika melihat wajah Diana.Wajah wanita yang selalu dia rindukan, wajah wanita yang selalu membuat dirinya bersemangat dalam menjalani hari-harinya."Kamu sudah bangun?" tanya Aiden.Melihat raut wajah Diana yang baik-baik saja Membuat Aiden bisa bernapas dengan lega, padahal dia sempat berpikir jika Diana akan kecewa karen
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
コメント