Karena dijebak oleh seseorang yang menginginkan tubuhnya, Elara justru tak sengaja tidur bersama dengan seorang pria yang sangat familiar baginya. Bukan familiar karena pria itu adalah rekan maupun keluarganya, tetapi karena pria itu merupakan sosok yang selama ini sering menampakkan wajahnya di layar televisi maupun di situs internet. Elara terbangun dengan kebingungan, karena dia mendapati tubuh polosnya tanpa sehelai benang pun. Namun, yang lebih membuatnya terkejut adalah karena saat itu dia sedang berada di balik sebuah selimut bersama dengan pria yang sama sekali tak asing baginya. "Arion Kyle?" Ingin rasanya Elara berteriak dan menjerit kegirangan saat itu. Namun, begitu menyadari bahwa dirinya dan aktor itu sama-sama tak mengenakan busana, seketika rasa senang itu pun berubah menjadi kebencian. Elara segera membangunkan Arion dan langsung marah-marah. "Siapa kamu?" Pria itu bertanya dalam bahasa inggris. Elara benar-benar emosi karena pria itu bersikap seolah tak mengenalinya. Padahal ia yakin bahwa sang aktor juga pasti mengenal dirinya sebagai seorang model papan atas, dan tak bisa dipungkiri lagi bahwa Arion juga menginginkan tubuh indahnya, sama seperti para pria yang lain. Elara pun menuduh bahwa Arion telah menodainya, tetapi aktor berusia 30 tahun itu justru terlihat santai dan tersenyum sinis ke arah Elara. "Aku menodaimu? Apa kamu tidak ingat, jika kamu yang menerobos masuk ke dalam kamarku dan meminta bantuanku untuk menyentuh tubuhmu?"
Voir plus“Kalau kamu mau, sentuh aku, Ben. Aku akan berikan tubuhku malam ini untukmu,” ucap Liza yang kini sudah melepaskan bra nya.Kedua payudaranya bergantung sempurna, sangat besar dan bulat seperti silicon. Perlahan ia juga melepaskan celana dalamnya dan kembali membuka kedua kaki untuk duduk di pangkuan Ben.Malam itu, ketegangan di ruang tamu rumah Ben berubah menjadi panas yang tak bisa ditahan lagi. Nafas Ben terengah, otaknya berkata tidak, tapi tubuhnya sudah menyerah sejak lama.“Liza, jangan,” suara Ben parau, tetapi tangannya sudah bergerak sendiri, meraba pinggang mulus gadis itu yang sudah tak tertutup sehelai kain pun.“Ben, tolong,” bisik Liza, seraya melingkarkan kedua lengannya di leher Ben, dan menempelkan payudara montoknya di dada pria itu.“Aku butuh kamu. Aku butuh tahu siapa yang sudah membuat Arion berubah. Aku tahu kalau hanya kamu yang bisa melakukan itu. Jadi, malam ini kamu bisa menikmati tubuhku sepuasnya asalkan kamu mau membantuku.” Jari Liza menangkup rahang
Di Jakarta, lampu-lampu kota masih menyala terang, tapi di dalam apartemen lantai 20 milik Elara, suasananya terasa semakin mencekam. Tirai jendela ditutup rapat, semua lampu dipadamkan, hanya lampu meja kecil di pojok kamar yang menyala redup.Elara duduk di sofa, tubuhnya gemetar, matanya terus menatap pintu seakan-akan ada seseorang yang akan mendobrak masuk kapan saja.“Kalau dia datang lagi, aku harus gimana?” bisiknya pada diri sendiri, suaranya hampir tak terdengar.“Revand itu benar-benar nekat. Berani-beraninya dia datang ke apartemenku?”Bayangan Revand, lelaki brengsek yang pernah nekat datang ke apartemennya beberapa malam lalu, terus menghantui pikirannya. Ingatan tentang tangan kasar itu, tatapan buas itu, membuat Elara menggigil. Dia tahu, bertahan di sini sama saja dengan menunggu neraka datang kembali.“Aku nggak bisa begini terus. Aku nggak bisa tenang, dan nggak bisa tidur. Kalau nanti dia datang lagi gimana?”Setelah semalaman tanpa tidur, Elara akhirnya membulatka
Berlin, Jerman.Kini di sebuah club malam yang sangat ramai, lampu warna-warni terlihat sangat jelas memenuhi ruangan. Suara musik yang keras, menghantam indra pendengaran orang-orang yang ada disana.Tepat di sebuah club malam berbintang, Arion baru saja mendudukkan bokongnya di salah satu sofa. Namun, seketika pria itu terperanjat kaget ketika seorang gadis cantik nan berpakaian setengah terbuka, langsung menghampiri dan duduk di pahanya."Aku sangat merindukanmu, baby," bisik Liza, dengan tangan yang sudah melingkar di leher Arion."Aku juga merindukanmu, baby," bisik Arion, yang kini mulai ikut melingkarkan tangannya pada pinggang ramping milik Liza.Pria itu tersenyum menatap wajah cantik kekasihnya yang lama tidak dia lihat. Liza menangkup kedua pipi Arion, lalu dengan lembut ia mengelus pipi kekasihnya itu."Tapi kamu masih cinta padaku kan, Sayang?" tanya Liza tanpa ragu, dan membuat Arion lekas menganggukkan kepalanya."Tentu saja aku masih sangat mencintaimu, baby."Liza ter
Prok, prok, prok. Suara high heels menghantam lantai marmer hotel berbintang lima, menggema di lobi yang megah. Lampu kristal berkilauan di atas kepala, namun kilau itu sama sekali tak mampu menutupi wajah berantakan seorang gadis yang melangkah cepat, hampir berlari. Air mata membasahi pipi mulusnya, luntur bersama riasan tipis yang sejak awal mempercantik parasnya. Elara. Gadis itu menggigit bibirnya, matanya merah penuh amarah. “Brengsek! Semua gara-gara Revand sialan itu. Aku harus bikin perhitungan!” desisnya begitu tiba di depan hotel, menepis tatapan ingin tahu dari beberapa tamu yang baru saja datang. Tangannya gemetar saat merogoh ponsel dari clutch kecilnya. Dengan jari yang masih basah air mata, ia buru-buru memesan taksi online. Udara malam menusuk kulitnya, namun panas di dadanya jauh lebih membakar. Tak lama kemudian, mobil berwarna hitam berhenti tepat di depannya. Elara masuk tanpa banyak bicara. Di kursi belakang, ia bersandar dengan napas tersengal. Lampu jalan
Elara terus berusaha menutupi tubuh polosnya dengan sehelai selimut, yang saat ini juga tengah menutupi tubuh indah nan menawan milik Arion. Jujur saja sebenarnya ia masih merasa geram, karena sedari tadi pria itu terlihat selalu menatap remeh ke arahnya. Bahkan Elara bisa melihat, kalau Arion terus saja mencuri pandang untuk memanjakan kedua matanya dengan setiap inci keindahan dari tubuh Elara. Merasa bahwa Arion terus saja memperhatikan tubuh indahnya, membuat Elara segera menarik selimut ke arahnya dengan maksud untuk menutupi seluruh tubuhnya, tanpa seinci pun yang akan bisa dilihat oleh sang aktor. Namun, rupanya apa yang dilakukan oleh Elara itu justru menimbulkan pemandangan tak terduga. Bagaimana tidak? Saat ia menarik selimut ke arahnya, justru hal itu membuat selimut tergeser dari tubuh Arion, membuat tubuh polos pria itu terekspose sempurna. Bahkan Elara bisa melihat, bahwa bagian bawah pria itu masih berdiri tegak dengan gagahnya. "Aaa … apa yang kamu lakukan hah?" ter
Bersamaan dengan itu, pria itu pun akhirnya bisa membobol dinding pertahanan yang Eara jaga mati-matian selama ini. Elara terus menjerit kesakitan dan sesekali meracau, ketika pria itu menghentaknya dengan berbagai ritme gerakan. Pergulatan panas pun terjadi dengan begitu dahsyat malam itu, karena ternyata pria itu sangatlah hebat di atas ranjang. Sedangkan pria itu tak hentinya memuji Elara, karena gadis itu terasa begitu nikmat dan berbeda dari wanita-wanita lain yang pernah tidur dengannya. Setelah bermain sekitar dua jam, akhirnya mereka pun sama-sama terkulai lemas setelah mencapai puncak kenikmatan. * "Aww." Elara terbangun dengan memegangi kepalanya yang masih terasa pusing. "Apa yang terjadi?" Gadis itu menatap ke sekeliling tempatnya berada saat ini. Ia merasa sangat asing dengan tempat ini, dan Elara yakin jika tempat ini bukanlah rumahnya ataupun kamar tidurnya. "Ada dimana aku?" tanyanya lagi dengan raut wajah penuh kebingungan. Elara pun mencoba untuk bangun
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Commentaires