Share

Tujuh

Aвтор: Aura_Aziiz16
last update Последнее обновление: 2021-10-11 19:22:06

"Din! Andin!"

 

Turun dari mobil, aku langsung masuk ke dalam rumah dan berteriak memanggil istriku.

 

"Ada apa sih, Mas? Jangan teriak-teriak gitu dong, ibu baru saja tidur, nanti bangun." Andin muncul dari balik pintu kamar ibu lalu menyahut sembari menempelkan telunjuk di bibir, memintaku memelankan suara.

 

"Kamu ganti pin ATM mas ya? Ngapain sih diganti-ganti segala? Terus kamu kemana kan uang lima juta yang kamu ambil dari ATM mas itu? Kemarin mas kan udah kasih kamu jatah belanja, kok masih ngambil uang lagi!?" tanyaku dengan amarah yang tidak bisa dibendung. 

 

Gara-gara dia, Mila ngambek seharian hingga acara jalan bersama wanita itu jadi tak nyaman karena ia terus-terusan manyun dan membuat suasana jadi tidak enak.

 

"Aku ambil uang buat ke salon dan beli pakaian baru, Mas. Nggak masalah kan sekali-kali aku menikmati uangmu? Toh, aku sudah melaksanakan kewajibanku menjadi istri yang baik?" ujarnya balik bertanya sembari menatap lekat wajahku.

 

"Nggak masalah? Tentu saja masalah! Kenapa sih kamu lancang mengganti pin ATM mas segala?" tanyaku masih dengan nada suara tinggi.

 

"Oh itu ... ATM itu kan milik kita bersama mas. Uangmu juga uangku. Jadi masalah pin juga harusnya yang sama-sama bisa kita ingat dong. Gunanya kalau kamu jatuh sakit atau ... duluan menghadap yang kuasa, aku nggak perlu pusing lagi mengingat-ingat nomor pin ATM kita atau pun ribet mengurus administrasi ini dan itu buat ambil uang kita di bank. Betul kan? Aku hanya berpikir panjang kalau sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan, Mas. Bukan bermaksud lain," kilah Andin lagi sembari berjalan santai mendahuluiku, membuatku hanya bisa menggerutu kesal di dalam hati.

 

Alasan yang sangat dicari-cari! Batinku. Bisa-bisanya dia ngeles tanpa sedikitpun merasa bersalah. Padahal gara-gara dia, acara hang out bersama Mila jadi berantakan.

 

"Tapi lain kali jangan lancang ya, Din. Mas nggak suka kamu ngubah pin ATM tanpa konfirmasi dulu ataupun ngambil uang tanpa izin mas dulu ya. Kamu juga harus bilang butuh uang untuk apa. Jangan diam-diam aja! Itu namanya mencuri!" tandasku lagi. 

 

Mendengar ucapanku, Andin membalikkan badannya lalu menatapku. Lama. Ada kilat di sana.

 

"Iya, Mas. Tenang aja. Ini yang pertama dan terakhir kok. Habis ini aku nggak akan ambil uang kamu lagi, karena mulai Senin depan aku akan mulai bekerja lagi, Mas. Tolong kamu cari perawat ibumu ya, karena aku nggak bisa merawat ibu kamu lagi. Aku juga harus memikirkan diriku sendiri. Selama ini aku capek mengurus ibu kamu sendirian, anak-anak dan pekerjaan rumah seharian, tapi seperti yang kami lihat, bukan dihargai, kamu malah bersikap tidak peduli. Demi kamu aku tak peduli hidupku sendiri. Tubuhku sendiri. Kubiarkan diriku tak terurus. Tapi bukan penghargaan justru kalimat menyalahkan yang selalu kamu lontarkan padaku. Jadi mulai besok pagi, tolong cari pengasuh untuk ibumu, karena aku ingin mulai memikirkan hidupku sendiri. Dulu aku punya karir bagus di perusahaan, tapi semua kutinggalkan untuk mengabdi padamu, tapi menurutmu apa sudah seimbang balasan yang kamu berikan padaku atas pengabdianku itu? Nilai sendiri dan tolong mengerti jika aku mulai menyerah menjadi istrimu," sahut Andin dengan tenang dan tanpy kusangka-sangka hingga membuatku kaget tak kepalang.

 

Apa? Andin hendak menyerah jadi istriku dan ingin bekerja lagi? Tidak bisa! Kalau dia bekerja lagi seperti dulu, ibu mau tinggal dengan siapa? Perawat? Nggak, aku nggak percaya pada orang yang hanya bekerja karena imbalan uang semata-mata. 

 

Mereka pasti akan memperlakukan ibu dengan buruk, beda Andin yang selama ini tulus ikhlas merawat dan mengurus mertua. Andin tidak boleh bekerja lagi! Tidak! 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Комментарии (13)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
si andin aja yg kebangetan bodohnya. punya karir bsgus koq mau berhenti dan jadi babu. mendingan dikasih duit berljmpah
goodnovel comment avatar
Migi Ayu Lestari
Andin semangat ya .. sukses dulu baru pergi dr suamimu yg Uda selingkuh it... enak aj Andin seolah jd budak dia sdri enak2 sm wanita Laen. ibunya mlh d suruh Andin yg merawat n dia seneng2 sm pelakor
goodnovel comment avatar
Mey Mey Ernah
lanjut ceritanya seru bget
ПРОСМОТР ВСЕХ КОММЕНТАРИЕВ

Latest chapter

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 148

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (148)Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Andin pun membalikkan badannya, hendak meninggalkan kamar Yuli dan Sri karena merasa perintahnya sudah sangat jelas dan tegas. Tak ada lagi alasan sedikit pun bagi Yuli untuk menolak perintahnya atau pun pura pura takut menghadap sebab Yuli bisa jadi lebih licik dari yang mereka bayangkan.Namun, Yuli yang memang tak mengira jika rencananya nyaris diambang kegagalan, spontan berusaha mengelak dengan terus berusaha pura pura tak tahu apa yang baru saja terjadi dan apa maksud perkataan Andin sebenarnya."Ma - maksud Mbak Andin apa? Saya orang suruhan? Suruhan siapa Mbak dan untuk apa?" tanya Yuli masih dengan ekspresi pura pura lugu.Mendengar pertanyaan itu, Andin kembali mengulas senyum tipis."Sudahlah Marni. Saya dan Mas Arga sudah tahu siapa kamu sebenarnya! Sri sudah cerita semuanya kalau kamu tak sesuai seperti apa yang kamu ceritakan pada kami kemarin. Apalagi sejak ngobrol sama kamu di taman belakan

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 147

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (147)Sementara itu mengetahui jika Sri ternyata telah tahu rahasia tentang dirinya dan membongkar rahasia itu pada Andin, Yuli pun seketika merasa kesal bukan main. Apalagi saat Heru menelponnya dan terang terangan mengatakan jika dirinya baru saja menghubungi anak anak karena tak sabar lagi ingin segera memiliki Andin kembali dengan cara menghancurkan rumah tangga mantan istrinya itu dengan suami barunya dengan menjadikan anak anak sebagai umpan untuk memaksa Andin bercerai dari Arga, Yuli pun makin merasa gundah.Ia merasa rencananya untuk diam diam mengacaukan keluarga kecil Arga dan Andin menjadi berjalan di luar skenario yang telah dia susun semula. Heru bukan saja bersikap seolah olah tak percaya pada kemampuannya untuk memisahkan Arga dengan Andin. Namun juga telah membuat kekacauan yang menjadikan dia jadi serba salah seperti sekarang ini.Sekarang Andin pasti menaruh rasa curiga padanya kalau dia sebenarnya bukanlah wanita yang diusir ole

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 146

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (146)Flashback ....Sebelumnya saat masuk ke dalam kamar, Sekar menemukan ponselnya berbunyi. Gadis kecil yang memang diberi mamanya hape sendiri itu lantas menerima panggilan telepon dari nomor tak dikenal tersebut.Ternyata nomor tersebut adalah nomor hape papa kandung mereka yakni Heru yang sebenarnya sudah lama memiliki nomor telepon kedua anak perempuannya tersebut tetapi baru berani menghubungi saat dirinya merasa tak sabar lagi ingin segera bisa memiliki Andin kembali dan dekat dengan kedua putrinya itu apapun aral yang terjadi. Heru merasa tak sabar lagi ingin cepat cepat mewujudkan keinginannya walaupun di rumah Arga dan Andin sekarang sudah ada Marni alias Yuli yang tengah membantunya mewujudkan cita citanya tersebut.Akan tetapi karena mendapatkan kabar dari Yuli yang mengatakan jika Andin sedang berbadan dua, menyebabkan Heru tak mampu lagi untuk menunggu lebih lama. Dia pun berusaha menghubungi kedua putrinya itu untuk menjalin kembali

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 145

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (145)Mendengar perkataan Bi Hanun, refleks Andin dan Sri menoleh dengan kening mengernyit.Sekar menangis dan mengamuk? Yang benar saja? Apa penyebabnya?"Apa, Bi? Sekar nangis dan ngamuk ngamuk? Kok bisa?" tanya Andin dengan nada heran dan tak percaya karena seumur umur putrinya itu tak pernah berkelakuan seperti ini.Dia pun gegas berlari ke arah kamar anaknya tersebut. Ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.Benar saja, di dalam kamar terlihat Sekar tengah menangis sesenggukan di atas tempat tidur sembari meremas remas bantal guling dan seprai yang sekarang keadaannya menjadi kacau berantakan.Selama ini tak pernah Andin melihat putrinya itu dalam keadaan demikian. Itu sebabnya wanita cantik itu sempat mematung di depan pintu sebelum akhirnya gegas memburu sosok Sekar yang tengah menangis di atas ranjang. Begitu pun Seruni yang terlihat sedih meski tak sampai menangis keras seperti Sekar."Sekar, kamu kenapa, Sayang? Kenapa nangis?" tanya Andin d

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 144

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (144)"Kamu yakin yang kamu lihat itu hape sama skincare, Sri? Kamu nggak salah lihat?" Andin masih mencoba untuk tidak mempercayai perkataan ART nya itu meski dia tahu Sri bukanlah tipe perempuan yang suka menebar fitnah dan kebohongan. Sri bukan gadis seperti itu walaupun gadis itu tegas dalam berbicara dan apa adanya.Sri menggelengkan kepalanya dengan yakin."Nggak, Bu. Saya yakin saya nggak salah lihat. Mbak Marni memang punya hape dan bawa skincare, Bu.""Terus tadi waktu Ibu ngantar Pak Arga di teras depan waktu Pak Arga mau berangkat ke kantor, Mbak Marni juga ngeliatin Pak Arga terus, Bu. Nggak meleng meleng.""Waktu saya ajak sarapan, Mbak Marni ternyata juga sudah tahu kalau nama bapak itu adalah Arga. Coba Ibu pikir, dari mana Mbak Marni tahu nama bapak adalah Arga sedangkan sebelumnya Mbak Marni belum pernah bertemu Bapak?""Wajar kan, Bu, kalau saya jadi curiga, Mbak Marni itu ada niat tersembunyi ke Ibu dan bapak? Ada tujuan yang Sri

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 143

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (143)"Kenapa, Bu? Kok Ibu diem aja? Ada masalah ya, Bu?" tanya Sri begitu melihat Andin masuk ke dapur dengan wajah terlihat muram.Sri memang sangat dekat dengan Andin sehingga berani bertanya seperti itu meskipun Andin notabene adalah majikannya.Andi mengulas senyum tipis lalu menghembuskan nafasnya."Tadi anak anak bicara sama Marni. Tapi setelah itu tingkah mereka jadi aneh, Sri. Sama Mas Arga nggak negur lagi. Saya 'kan jadi heran, Sri. Kenapa sikap mereka mendadak jadi aneh begitu," jawab Andin yang benar benar tak mengerti mengapa kedua putrinya itu hanya diam saja saat berpapasan dengan Papa sambung mereka barusan. Papa sambung yang selama ini sudah bersikap baik melebihi Papa kandung sendiri akan tetapi hari ini telah diacuhkan begitu saja oleh kedua putrinya itu."Hmm ... Marni lagi Marni lagi! Bukan apa apa sih, Bu, cuma ....apa Ibu nggak curiga, Mbak Marni mengaku susah karena diusir suaminya, tapi kok wajahnya cantik dan terawat sekal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status