Alesha : Langkahmu, Petunjukku

Alesha : Langkahmu, Petunjukku

last updateLast Updated : 2025-10-20
By:  DefaUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
8Chapters
21views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

“Jangan tertipu dengan senyum manis seorang pria.” Kalimat itu terus terngiang di kepala Alesha sejak secangkir kopi tumpah dan mempertemukannya dengan Rangga—pria tenang yang menyimpan banyak rahasia di balik senyumnya. Alesha hanyalah penulis iseng yang tak sengaja terlibat dalam hidup seorang duda beranak satu. Ia mengira pertemuan mereka hanyalah kebetulan, hingga perlahan menyadari semuanya telah direncanakan sejak awal. Kebenaran demi kebenaran terungkap, dan Alesha sadar seluruh hidupnya hanyalah tipuan yang rapi. Kini, ia harus memilih: hidup bahagia dalam kebohongan… atau menanggung kebenaran yang menyakitkan.

View More

Chapter 1

Aku Rangga

Mataku turun perlahan ke laptop.

‘Ya Tuhan, laptopku.’ Dalam hati aku menjerit.

Bagus. Sekarang bajuku, laptopku, dan harga diriku resmi berubah menjadi versi cappuccino.

“Ya ampun... maaf sekali.” Suara seorang pria—santai.

‘Eh? Malah terlalu santai.’

Seolah tidak sadar baru saja menghancurkan hidup seseorang. hidupku jadi gelap karena kopi ini.

Aku mendongak dengan penuh emosi. Aku siap mengeluarkan semua kata-kata kotor yang sudah berbaris di kepalaku.

Dan ya, Tuhan memang punya selera humor.

Yang menumpahkan ternyata manusia dengan wajah kombinasi aktor Korea dan model iklan sampo. Rambutnya agak acak, tapi entah mengapa tetap enak dilihat.

‘Kalau begini, aku bingung antara ingin marah atau berterima kasih.’

Seketika emosiku yang tadinya sepanas matahari berubah menjadi musim semi. Entah dari mana datangnya bunga-bunga itu.

“Laptop kamu... rusak, ya? Aku ganti,” katanya ringan. Suaranya enak didengar—renyah seperti kue kering yang baru keluar dari oven.

Aku menatapnya tak percaya. ‘Pria setampan ini berada di depanku. Aku meleleh seperti coklat yang dipanaskan.’

“Tidak apa-apa. Masih bisa diselamatkan,” jawabku cepat. Aku berusaha mengalihkan perhatian pada laptop dan mencoba membersihkan cipratan kopi di bajuku, meski percuma. ‘Ya, baju putih kesayanganku kini punya motif abstrak yang unik.’

Dia mengangkat alis. “Yakin?” Ekspresinya datar, tapi aku merasa apa pun ekspresinya akan selalu cocok di wajah itu.

“Yakin,” jawabku mantap.

Dia menatapku beberapa detik, lalu tersenyum tipis. “Baik. Tapi izinkan aku mentraktir kopi, ya? Sebagai permintaan maaf.” Nada bicaranya terdengar tulus.

Aku mendengus. “Kopi lagi?”

“Tenang,” katanya pelan. “Kali ini tidak akan tumpah lagi. Janji.” Nada suaranya datar, tapi matanya menatapku seperti panah cinta.

“Ya, bolehlah.” Aku menjawab dengan nada santai. Tapi sebenarnya aku berusaha keras untuk tidak memasukkannya ke dalam tasku dan membawanya pulang.

‘Dasar pria tampan.’ Aku memakinya di dalam hati, tapi entah mengapa mulutku tidak mau mengeluarkan semua makian itu.

Ya, beginilah jadinya jika menjadi penggemar pria tampan—apalagi yang suaranya menenangkan seperti itu.

Beberapa menit kemudian, ia kembali membawa dua gelas minuman.

“Satu caramel latte untuk kamu,” ucapnya sambil meletakkannya di depanku dengan senyum itu lagi—senyum yang pasti tidak akan bisa aku lupakan. “Dan satu americano untuk aku,” sambungnya, sambil menggeser kursi dan duduk di depanku.

Aku menatapnya. “Kamu suka yang pahit?”

‘Aku akan menatapnya sampai puas. Apa aku terdengar seperti penjahat? Ya, mungkin jika dia mengetahui isi kepalaku, pasti dia sudah kabur.’

“Kopi pahit bisa membuatku semangat bekerja. Aku lebih suka tanpa gula.”

Aku terdiam sambil mengamatinya. ‘Kata-kata itu membuatnya terlihat dewasa. Aku yakin, dilihat dari wajahnya, dia seumuran denganku.’

“Kalau kamu?” tanyanya.

Pertanyaannya seolah berkata, ‘Berhentilah menatapku seperti seekor kucing yang akan mencuri ikan.’

“Aku? Hmm... aku tidak bisa minum kopi tanpa gula.”

Dia tersenyum kecil. “Ya, kamu lebih cocok dengan susu cokelat manis daripada kopi.”

Dia mengejekku. Tapi aku pura-pura tidak mendengar. Aku berusaha mengalihkan pandangan ke luar jendela. Tapi entah kenapa, pipiku terasa hangat.

“Oh ya, aku Rangga,” katanya, menghentikan lamunanku.

“Aku Alesha.” Lagi, aku menoleh ke arahnya dan tersenyum.

Dia mengangguk. “Nama yang manis.”

“Terima kasih,” jawabku singkat. ‘Aku hampir meledak. Pria ini benar-benar tampan. Aku tidak punya kata-kata untuk mendeskripsikannya selain: sempurna.’

“Cocok untuk kamu yang tidak mudah marah,” katanya sambil menyesap kopinya.

Aku menatapnya. “Kamu hanya sedang beruntung. Biasanya kalau marah, aku berubah jadi T-rex.”

“Kalau begitu,” ia menatapku singkat, “aku datang di waktu yang tepat.”

Aku mengerjap, tidak tahu harus membalas apa. 'Kenapa otakku seolah menjadi kosong seperti ini?'

Beberapa detik hening. Dia melihat jam di tangannya, lalu berdiri. ‘Sepertinya dia punya janji yang harus ditepati.’

“Aku harus pergi. Tapi... mungkin aku akan sering datang ke sini,” katanya sambil berdiri, seolah-olah sangat terburu-buru.

“Kenapa?” tanyaku penasaran.

Dia tersenyum tipis. “Tempat ini menyenangkan.” Ia berhenti sejenak. “Dan pemandangannya menarik.” Lalu melangkah pergi begitu saja.

‘Ya, dia datang dan pergi sesukanya.’

Langkahnya pelan, tapi suaranya masih terngiang bahkan setelah pintu kafe tertutup di belakangnya.

Aku masih memperhatikannya dari jendela sampai bayangannya hilang di antara kerumunan orang di jalan, lalu aku menatap laptopku yang mati total.

‘Bagus. Laptopku rasa kopi. Sekarang hidupku benar-benar dipenuhi kopi.’

‘Kesialan yang membawa keberuntungan. Apa besok aku bisa bertemu dengannya lagi?’

Kursor di layar ponselku berkedip, dan jemariku menulis satu kalimat di catatan naskah:

> “Dia datang bersama tumpahan kopi dan menghilang di antara keramaian. Tapi aku tahu bagaimana cara menemukannya. Apa itu yang mereka sebut takdir?”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status