Share

Bab 4. Kembali.

Enam tahun kemudian.

Di sebuah Stasiun Rel Kereta Api, di salah satu perbatasan kota X.

Seorang gadis muda berusia sekitar 23 tahun, berdiri dengan gelisah seperti sedang menunggu seseorang.

Dia memegang ponsel, dengan mata yang tidak lepas memandangi setiap orang-orang yang keluar masuk Stasiun di depannya itu.

Gadis itu kemudian maju beberapa langkah untuk lebih mendekat pada pintu keluar masuk penumpang, dia takut orang yang akan dijemputnya ini tidak dapat melihatnya dengan baik. Karena dia memang belum mengenalnya dan hanya mengandalkan nama serta nomor ponsel orang yang akan dijemputnya ini.

Lalu dari tengah keramaian itu, seorang wanita cantik dengan sosok ramping keluar sambil menarik koper. Wanita itu cantik menawan dengan kulit seputih salju, dan terlihat seperti gadis belia. Tapi di sampingnya ada seorang anak laki-laki yang menyertai langkahnya. Anak laki-laki yang wajahnya begitu tampan, imut dan memancarkan aura yang sangat kuat, serta lebih pantas disebut seperti seorang putra bangsawan.

Orang-orang disekitar mereka sampai menatap kagum dan bertanya-tanya dalam hati, bangsawan mana yang telah beruntung memiliki istri cantik dan putra setampan itu?

Tetapi yang menjadi pertanyaan orang-orang, kenapa seorang istri dan putra bangsawan bisa naik kereta api? Apa tidak ada pesawat pribadi yang menjemput mereka?

Glendale Knight, si kecil imut itu menatap sekeliling, lalu tak sengaja dia melihat wanita muda cantik yang berdiri disana dengan celingukan kesana kemari.

"Mama, lihat Nona itu! Apa dia berada disini untuk menjemput kita ya?" dia bertanya kepada Ibunya.

Amala menoleh ke arah petunjuk Glen, dia tersenyum dan mengangguk.

Killa Wang sebenarnya sudah melihat mereka sejak tadi, tapi dia belum bergerak. Dia begitu kagum pada seorang anak laki-laki yang masih berusia 5 tahun itu, tapi auranya sudah mampu membuat semua pandangan orang tertuju padanya dengan penuh kekaguman.

Amala meraih tangan Glen dan membawanya berjalan ke arah gadis itu.

Sebelum melangkah, di dalam hati dia memberi pesan kuat pada dirinya sendiri.

Kota ini adalah masa lalunya. Semua yang telah terjadi disini sudah masa lalu. Sekarang dia datang untuk satu tujuan.

Dia telah memiliki seorang putra, dia akan membesarkan Glendale disini. Lalu mengambil apa yang seharusnya memang menjadi haknya.

'Amala. Harta itu milik keluargamu, mereka tidak pantas memilikinya!'

Killa Wang terlihat semakin gelisah, "Kenapa mereka belum datang? Apa tidak tahu kalau aku datang menjemput?" dia kemudian mengeluarkan ponsel untuk menghubungi seseorang yang akan ia jemput ini.

"Halo."

Dia menoleh ke belakang ketika mendengar jawaban terdengar begitu dekat. Amala sudah berdiri di sana sambil tersenyum ke arahnya dengan menggoyangkan ponsel di tangannya.

Killa menatap Amala, wanita cantik yang usianya mungkin hampir sama dengannya.

"Halo. Apa kamu Kak Amala?"

Amala tersenyum, "Iya." dia mengeluarkan kartu identitas dari dalam tasnya dan menunjukkan pada gadis itu.

"Oh.. Astaga! Hehe. Aku pikir, kamu tidak melihatku." Killa tersipu dan kemudian mendekat.

"Kak Amala. Aku Annie Wang, keponakan Paman Yue. Paman menyuruhku untuk menjemput kalian."

"Ah iya. Terimakasih. Maaf, telah membuatmu menunggu."

"Eeh, tidak apa-apa." balas Killa, tapi matanya langsung beralih menatap Glen.

"Huh. Astaga! Kenapa kamu sangat tampan? Apa kalian berdua ini bersaudara?" dia bertanya pada Glen. Ditanya seperti itu, Glen langsung terlihat kesal.

Tetapi wajah kesalnya menurut Killa malah terlihat menambah keimutannya.

"Kami ini bukan saudara! Dia Mamaku, Nona. Aku anaknya!"

"Oh.. hehe! Maaf." Killa tertawa. Tertawa dengan sedikit keras lalu buru-buru menutup mulutnya dengan satu tangannya.

"Maaf sayang. Tapi, tadi kamu bilang apa? Kamu anaknya?" Killa memang sedikit terkejut, kemudian dia menoleh pada Amala.

Amala tersenyum dan mengangguk kecil.

"Dia memang putraku. Glen, kenalkan Nona Killa."

Killa Wang membulatkan matanya, dia terkejut sekaligus kagum. Wanita ini masih sangat muda tetapi sudah memiliki anak yang begitu tampan rupawan dan menggemaskan seperti ini.

"Ah iya Kak Amala. He he, oke. Paman Yue sudah menyiapkan rumah sederhana untukmu. Sopir juga telah menunggu kita. Mari." Killa segera memimpin mereka untuk keluar dari sini.

Amala mengikuti gadis itu sambil menggenggam tangan Glen. Mereka memasuki sebuah mobil yang telah menunggu.

Dalam perjalanan ke rumah yang telah disediakan oleh Paman Yue, Amala menenangkan diri sejenak dari rasa gelisah yang sejak tadi dia rasakan. Dia melirik Glen yang langsung akrab dengan Killa Wang. Amala melempar tatapannya keluar jendela, melihat jalan yang masih begitu familiar baginya.

Jantungnya mulai tidak stabil. Ingatannya kembali pada masa lalu.

Dulu, saat pertama dia keluar dari kota X ini dan tinggal di kota S bersama Bibi Lusi, dia tidak tahu jika dia hamil. Saat usia kandungannya sudah masuk ke usia tiga bulan, baru dia menyadarinya.

Padahal saat itu, Amala ingin sekali menggugurkan kandungannya karena dia tidak tahu siapa Ayah dari bayinya itu. Namun Bibi Lusi selalu mencegah dan terus memberinya dukungan serta nasehat yang positif.

Hingga bayi itu lahir.

Amala melihat bayi kecil itu, hatinya mulai melembut. Sepanjang hari, dia terhibur oleh kehadiran bayi kecil itu. Bayi itu adalah satu-satunya harta yang ditinggalkan untuknya. Amala memutuskan untuk merawat dan membesarkannya, lalu memberi nama Glendale Knight untuk bayi laki-laki itu.

Setiap saat melihat Glen tumbuh, hatinya perih, karena tidak tahu siapa ayah kandungnya. Kemudian dia mencoba untuk bangkit, bertekad untuk melanjutkan hidupnya dan kembali ingin mencari pekerjaan di kota X ini.

Dan cukup beruntung, Bibi Lusi menghubungi Paman Yue, kerabat jauh dari suami Bibi Lusi yang tinggal di kota X ini untuk membantu Amala.

Meskipun Amala sendiri belum tahu, pekerjaan apa yang akan didapatkan nanti.

Sebenarnya dari dulu dia ingin bekerja sebagai Desainer Perhiasan seperti yang pernah dia lakukan dulu sebelum bertunangan dengan Khale. Pada saat itu, Khale ingin Amala berhenti bekerja dan fokus pada hubungan mereka karena sebentar lagi mereka akan menikah.

Tidak tahu, jika semua itu sudah diatur secara cantik oleh Sabrina juga Nathalie berperan dalam rencana mereka. Khale sendiri, Amala yakin jika tidak tahu apa-apa. Dia hanya korban dan diperalat orang tuanya untuk mendapatkan harta keluarga Knight yang mungkin sudah diincar mereka jauh sebelum kedua orang tua Amala meninggal dunia.

Amala masih melihat keluar jendela, mobil sedang melewati kota. Sia sempat melirik sebuah bangunan besar bekas milik Grup Knight, berdiri di samping jalan. Hatinya yang hampir tenang kembali berdesir.

Itu adalah Perusahaan milik keluarganya, peninggalan ayahnya yang diambil secara curang oleh mereka. Dia harus mendapatkannya kembali. Dia mengepalkan tangannya dan bersumpah di dalam hatinya.

Setelah beberapa saat, mobil telah sampai.

Sebuah rumah kecil, tetapi dengan fasilitas yang lumayan lengkap.

Killa Wang mengantar mereka ke dalam. Dia juga membantu mereka membongkar barang-barang mereka.

"Kak Amala, aku akan membantumu terlebih dahulu."

Amala tersenyum. Mereka masih seumuran, rasanya sangat canggung jika Killa memanggilnya Kak seperti itu. Lalu dia menyarankan untuk memanggil nama saja.

"Kita masih seumuran, jadi kita bisa berteman. Jangan panggil aku Kak."

"Hehe. Iya. Baiklah. Jika aku tidak lupa." Killa tersenyum renyah. Gadis ini memang bersifat ramah dan ceria.

"Kak Amala, eh, Amala. Untuk beberapa hari, sebaiknya kamu beristirahat dulu sebelum mencari pekerjaan. Aku akan pergi bekerja dulu, jika ada perlu apapun jangan sungkan untuk menghubungiku. Ingat ya, kita kan sudah menjadi teman dan kita masih kerabat. Walaupun jauh, hehe..," kembali Killa berbicara dengan tawa ceria. Itu sangat menghibur Amala.

Amala mengangguk. Glen tiba-tiba memeluk Killa.

"Nona Wang, jangan lupa untuk mampir kemari lagi ya? Aku akan merindukanmu." setelah itu dia mencium pipi Killa. Dua wanita itu tertawa.

"Ya ampun.. Kamu sangat lucu. Akan sering tinggal disini menemani kalian. Jangan khawatir." Killa menusuk pipi Glen. Sepertinya dia langsung jatuh cinta pada anak imut ini.

Killa melambaikan tangannya, "Sampai jumpa si tampan!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status