Share

Mereka Minta Maaf

Tiga hari setelah resepsi pernikahan, aku dan Mas Angga berencana menempati rumahku. Itu kami lakukan agar lebih dekat saat nanti pergi ke ruko. Meski masih terhitung bulan madu, tapi toko tak boleh diabaikan.

Jangan pikirkan apa yang kami lakukan beberapa hari ini. Selain memadu kasih, kami juga berandai-andai tentang masa depan. Menimbang baik buruk setiap rencana.

Matahari belum terlalu tinggi saat kami berpamitan pada bapak dan ibu. Sebenarnya mereka meminta tinggal lebih lama, tapi karena urusan pekerjaan, kami tak menyanggupi.

“Nak Angga, Ibu titip Elin ya. Dia itu masih kekanak-kanakan. Jadi kamu mesti sabar,” pesan ibu saat kami berpamitan.

“Iya, Bu!” Suamiku mengangguk sembari tersenyum tenang.

“Kalau sedang ada masalah, selesaikan dengan kepala dingin. Jika Elin sedang marah, kamu harus menenangkannya. Begitu juga sebaliknya.” Bapak ikut memberi wejangan pada kami. Meski dia berbicara sambil tersenyum, tapi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status