Mag-log inSejak lama Thalia ingin merasakan solo travelling. Merasakan suasanan yang jauh berbeda, di tempat yang asing, hanya seorang diri. Tidak hanya dikhianati sahabat, perceraian kedua orang tuanya semakin membuat Thalia merasa jenuh dan tertekan, sehingga membulatkan keinginannya untuk pergi ke Chiang Mai tanpa ditemani siapapun. Siapa sangka, perjalanan solo travellingnya itu memberi kehidupan berbeda. Bertemu sahabat barunya Manee, cewek ganteng yang berprofesi sebagai penulis dan selalu siap sedia nganterin Thalia buat eksplor tempat-tempat menarik selama di Chiang Mai. Perjalanan itu pun membuat Thalia bertemu dengan Brian, cowok cuek asal Indonesia yang sama-sama lagi menghabiskan waktu keliling dunia, mengisi aktivitas gap-year. Rasa spesial di antara mereka membangun hubungan yang tidak biasa. Manee yang diam-diam punya perasaan dengan Thalia, juga Brian dan Thalia yang sama-sama naksir satu sama lain. Melalui perjalanan singkatnya, Thalia mendapat banyak jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini ia tanyakan pada dunia.
view moreAku sengaja membuka kaca pesawat, melihat gumpalan awan yang bertebaran. Langit hari ini cerah sekali, aku tidak mau melewatkannya. Pemandangan yang indah selalu berhasil membuat nyaman di mana pun berada. Bukan hanya pemandangan ini yang membuat aku merasa nyaman, tetapi sentuhan kepala Brian yang sejak tadi menyender di bahuku, tertidur. Begitulah Brian. Semakin sering bertemu dengannya, semakin aku mengenalnya. “Brian, bangun!” Aku mengelus pipinya. “Bentar lagi kita mendarat.” Brian menguap. “Tugasnya udah beres?” Aku membuka mini notebook. Sejak diberi benda ini oleh Brian, aku jadi lebih senang menulis apa pun di sini. “Ke Melbourne Zoo, terus ketemu binatang laut di Sea Life Melbourne Aquarium, ke tempat gratisan Royal Botanic Gardens sama Shrine of Remembrance, lanjut ke National Gallery of Victoria. Sisanya kita atur bareng.” “Oh ya, berat kamu sekarang berapa?” “Kenapa memang?” “Nggak, nggak kenapa-kenapa.”
“I am a big believer that in life, things happen the way they are supposed to.”―Kristin Harmel,When We Meet Again Rasanya seperti mimpi yang beberapa kali aku dapati di malam hari. Bertemu seseorang yang secara singkat pernah kukenal untuk kedua kali di tempat berbeda tanpa kuduga. Apa mungkin dia datang ke mari dan sengaja menemuiku? Atau ini hanya sekadar sebuah kebetulan saja? Brian terkekeh. “Lo udah makan belum? Bengong mulu, takut gue dilihatin kayak gitu.” “Hah?” “Tha? Lo baik-baik aja, kan?” Aku mengangguk. Sadar, Thalia.... Ini kenyataan, ini kenyataan... “Nah, kayaknya lo belum makan makanya jadi kayak patung gini. Pak, ke Kemang ya.” Brian menepuk bahu bapak supir. Aku dan Brian saling diam. Beberapa kali Brian mengajakku berbicara, menanyakan tentang banyak hal, tapi entah mengapa yang aku bisa lakuk
“Sometimes the questions are complicated and the answers are simple.” – Dr. Seuss Manee sudah semakin sukses. Tadi pagi dia menghubungiku, memberi tahu berita bahagia mengenai salah satu impian dia yang selama ini ditunggu akan segera tergapai. Salah satu novel best seller miliknya akan dibuat menjadi versi film yang dibintangi aktor dan aktris Thailand terkenal. Dia juga telah turun dan terlibat langsung dalam kegiatan casting. Selepas dari liburan ke Chiang Mai beberapa bulan lalu, aku merasa lebih baik. Aku memilih mengambil sisi positif dalam segala hal, melupakan yang dianggap tidak berguna lagi untuk diingat, memaafkan kesalahan mereka yang telah mengkhianatiku. Aku juga sudah dapat sedikit berbicara serius dan terbuka pada Mama. Begitu juga Mama yang sudah dapat memahami perasaan anak-anaknya, mengurangi pembicaraan tentang Papa. Setidaknya berkurang sedikit. Terkadang, segalanya terasa sakit ka
“You have the rest of your lives to catch up together. After all, soulmates always end up together. Best friends stay with you for ever.” – Cecelia AhernAkhirnya, hari itu datang juga. Aku harus kembali ke Indonesia. Waktu berjalan begitu cepat dan aku sangat berterimakasih dengan semua orang yang menemaniku selama di sini. Setelah berulang kali mengecek koper merapikan barang bawaan yang semakin banyak, mengelilingi apartemen memastikan tidak ada yang tertinggal, merapikan tempat tidur, dan mengembalikan kondisi apartemen seperti semula. I’m ready to come back home.Aku naik ke atas, menghampiri apartemen Tante Tantri. Hari ini weekend sehingga aku pastikan mereka semua ada di apartemen. Tante Iren dengan semangat menyuruhku untuk masuk, memintaku ikut sarapan bersama mereka. Nadia baru saja mandi, melihatku datang dia menghampiriku, bertanya tentang koper, baju yang aku pakai.Tante Tant
![Without You [Indonesia]](https://acfs1.goodnovel.com/dist/src/assets/images/book/43949cad-default_cover.png)





Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Rebyu