Share

Tiga Puluh Satu

Kini di ruangan itu hanya tinggal Arjuna dengan Srikandi. Lelaki itu sudah mengirimkan pesan kepada Tuan Bagaskara agar tidak ada yang menjenguknya. Arjuna hanya mengirim foto Srikandi pada papanya dan menulis dua kata. Challenge and opportunity.

“Mau buah potong.” Arjuna berbicara monolog. Srikandi menatapnya.

“Bapak, bicara sama saya?”

“Bukan,”

“Lalu?”

“Sama nyamuk.”

“Kok?”

“Ya, sama kamu, emang ada orang lain lagi di sini?” Arjuna kembali dengan egonya meski hatinya merutukinya.

Dasar bodoh, ayo bersikap lembutlah. Bisikan hati baik mengawali.

Eh, jangan keliatan lemah dan cengeng, yang ada wanita akan ilfeel, tetap jaga image justru lebih keren. Bisikan sudut hati lainnya.

“Pak.” Srikandi mengulangkan telapak tangan pada wajah Arjuna. Piring buah potong sudah di pegang dan di sodorkannya.<

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status