Share

KEISENGAN MAYANG

Author: Fredy_
last update Last Updated: 2025-12-12 22:38:54

Semalam, percakapan antara Gilang dan Mayang tidak hanya seputar hubungan mereka ataupun rencana Mayang yang akan segera mendaftarkan gugatan cerai ke pengadilan agama. Nama Sabrina pun ikut terseret dalam pillow talk mereka. Yah, suka atau tidak, keberadaan Gilang memang sudah tersangkut dalam kehidupan gadis itu.

Sebagai dosen yang diam-diam sering memperhatikan mahasiswanya, Mayang tidak bisa menutup mata terhadap gelagat Sabrina. Ada kalanya gadis itu tampak murung, meski sedang bercengkerama bersama geng centilnya. Seolah ada sesuatu yang dipendam rapat, rahasia yang bahkan sulit ia bagi kepada teman-teman terdekatnya.

"Mayang ... kamu jangan cemburu ya kalau aku kadang keliatan berduaan sama Sabrina di kampus. Dia tahu pekerjaan sampingan aku. Terus, aku juga masih harus mengungkap siapa yang sebenernya udah ngehamilin dia," ucap Gilang saat mereka bersiap untuk terlelap malam itu.

"Aku nggak akan cemburu, Lang. Sabrina kan mahasiswa aku juga. Kalau ada apa-apa sama dia, aku kan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • BRONDONG TENGIL BU DOSEN!   KEHIDUPAN INI...

    Suara ketukan hak tinggi seorang wanita terdengar jelas, mencuri perhatian para pengunjung dan petugas medis di unit tersebut. Sosok berjubah putih dengan sebuntal dokumen kesehatan melangkah mantap menuju meja administrasi. Gerak-geriknya penuh wibawa, meski raut wajahnya menyimpan sesuatu yang sulit dijelaskan."Saya dokter Dewi Larasati, Sp.OG, dari Rumah Sakit Ibu dan Anak. Saya membawa rekam medis pasien bernama Mayang Sari. Pasien harus segera menjalani operasi laparotomi. Saya juga sudah berkoordinasi dengan dokter bedah rumah sakit ini," ucap Dewi dengan nada tegas, meski sorot matanya tak mampu menyembunyikan gejolak batin seorang sahabat.Gilang tersentak ketika mendengar nama Mayang disebut. Seketika kepalanya menoleh, menatap dokter bertubuh semampai dengan rambut hitam yang tergulung rapi ke atas itu. Sebelum Dewi sempat melangkah masuk ke ruang pemeriksaan, Gilang cepat-cepat menghadang jalannya."Kenapa Bu Mayang harus menjalani operasi, Dok?" tanya Gilang dengan tatapa

  • BRONDONG TENGIL BU DOSEN!   PERSIMPANGAN GILANG

    Siang itu, setelah dengan heroiknya mengomeli gerombolan pemuda yang menjelek-jelekkan Sabrina, Gilang sontak kehilangan selera makannya. Dia lekas meraih tasnya dan berlalu dari kantin. Meninggalkan Raka yang terbengong karena Gilang belum membayar makan siangnya."Tombok deui mereun Raka, Lang! Gilaaaangggg!!" seru Raka. Namun, diacuhkan begitu saja oleh Gilang yang terus berjalan lurus.Dalam hati Gilang tak habis pikir dengan wanita-wanita yang berada di sekelilingnya. Kenapa mereka bisa sekuat itu menyimpan sekelumit kisah yang faktanya membuat geleng-geleng kepala!? Dibalik sikap elegan Tante Sarah, wanita itu menyimpan alasan yang pedih kenapa begitu ambisi dengan mimpi-mimpinya hingga mengambil jalan pintas menikah dengan Koh Salim.Sabrina juga sama, siapa yang menyangka kalau gadis itu ternyata salah satu korban pemerkosaan hingga mengalami trauma. Semua disembunyikan dengan begitu rapat sampai tak dapat dikendalikan lagi saat dia mengetahui kalau dirinya hamil.Belum lagi k

  • BRONDONG TENGIL BU DOSEN!   EMERGENCY

    Tiba-tiba fokus Mayang mendengarkan obrolan para dosen itu teralihkan bunyi ponselnya. Bunyi ponsel yang sebenarnya sudah dia atur dengan ringtone khusus yang tidak boleh dia angkat. Ringtone khusus untuk Cipto yang namanya telah diganti, bukan lagi 'Cinta' melainkan 'Orang Stress'."Teleponnya kenapa nggak diangkat, Bu? Dari tadi bunyi terus tuh..." tanya Bu Jenny heran.Karena biasanya, Mayang paling rajin mengangkat telepon masuk, meskipun hanya dari mahasiwa yang menanyakan tentang hal sepele."Oohh, nggak penting kok, Bu. Bukan siapa-siapa," sahut Mayang, canggung."Begitu ya, Bu. Apa ada yang lagi gangguin Ibu? Kok dikasih namanya ekstrim begitu?""Eengg ... nggak ada kok, Bu. Ini hanya ... hanya ..." Mayang kebingungan mencari alasan di depan berpasang mata yang menatapnya. Dan, tidak mungkin juga dia menceritakan perihal betapa jengkel dan jijiknya dia sama manusia yang telah diberi label 'Orang Stress' itu."Sa ... saya angkat dulu deh, Bu ... permisi semua ... makanannya sil

  • BRONDONG TENGIL BU DOSEN!   OBROLAN RUANG DOSEN

    Risma yang mendengar keributan suaminya, segera menyusul Cipto ke depan pintu kamar. "Ada apa sih, Mas? Berisik banget! Nanti Ares bangun lagi," bisik Risma."Ares! Ares saja yang kamu urusi! Nasib Mas gimana ini? Mayang nuntut cerai Mas!" Cipto mengibas-ngibaskan lembaran kertas surat di depan wajah Risma dengan raut kesal."Hah? Mbak Mayang nuntut cerai, Mas? Aduh, gimana dong? Risma juga bingung …" sahut Risma belagak polos.Padahal, dalam hati ia juga menyetujui tindakan Mayang. Jujur saja, kalau dia yang berada dalam posisi Mayang, pasti dia juga akan melakukan hal yang sama."Tidak bisa! Ini tidak boleh terjadi, Risma! Mayang harus menarik gugatannya. Mas tidak mau bercerai. Selamanya Mayang akan tetap menjadi istri pertama mas dan kamu jadi istri kedua. Mas akan berusaha adil untuk kalian berdua," ucap Cipto, nafasnya tersengal."Terus … mas mau ngapain?" tanya Risma penasaran."Ponsel mas mana?? Sialan! Sialan kamu, Mayang! Kualat kamu sama suami, Mayang! Mas harus pakai jurus

  • BRONDONG TENGIL BU DOSEN!   SURAT CERAI

    Tiga hari berlalu,Entah dari mana bermula, berita tentang penyerahan diri Ian ke kantor polisi sudah tersebar seantero kampus. Berita yang beredar menyatakan bahwa seorang cucu pendiri universitas ternama masuk penjara dengan kasus perencanaan pemerkosaan. Dan, tak dapat terelakkan, nama Sabrina juga jadi ikut ramai dibicarakan sebagai korban kelakuan biadab Ian."Mereka pacaran sudah lama, dari sebelum Sabrina masuk kampus. Pasti mereka udah sering enak-enak tuh berdua," ucap seorang pemuda cepak di kantin kampus."Yoi! Mana katanya rumah Si Sabrina juga kosong mulu. Ortunya kan tinggal di luar negeri," sahut pemuda lainnya."Asyik banget! Bebas mantap-mantap di rumah tanpa ketahuan. Coba kalau gue yang kenal duluan sama tuh cewek. Nggak perlu capek c*li tiap pagi.""Cantik doang, tapi murahan!""Cewek begitu sih nggak ada bedanya sama pecun. Pantesan aja ditumbalin sama si Ian. Murah sih!""Bener lu!"BRAK!Baru satu menit duduk di kantin kampus, telinga Gilang sudah panas mendenga

  • BRONDONG TENGIL BU DOSEN!   PELAJARAN UNTUK BAJINGAN

    Tak lama kemudian, pintu gudang berderit terbuka. Sosok yang tadi mereka sebut-Tono-akhirnya muncul. Sekilas, penampilannya tampak biasa, bertubuh tidak terlalu tinggi, rambut disisir rapi. Tindikan berjajar di telinga kiri, dan bibir merah muda berlapis lip gloss berkilau. Namun, seketika seringai ambigu terbit di bibirnya begitu tatapannya jatuh pada Ian yang meringkuk ketakutan."Ih, kebetulan banget Om Saputra lagi dinas ke luar kota. Udah dua hari nih gue nganggur ..." Pria berusia kurang dari tiga puluh tahun itu berjalan mendekati Ian dengan langkah santai. "Mana nih yang katanya minta dicoblos? Bagus nggak badannya?""Nggak ada bagus-bagusnya sih, Ton. Tapi yaahh... lumayan lah buat selingan sambil nunggu Om Saputra pulang. Satu lagi nih... dia pernah numbalin pacarnya sendiri digilir sama preman-preman Mawar Billiard, buat bayar utang judi.""Apa? Muke gile!" Tono terbelalak. "Ah, ngga punya otak nih orang! Mending lu jual diri aja-kalau laku-buat bayar utang! Pengecut! Najis

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status