Beranda / Romansa / Belenggu Cinta Mafia DLuca / BAB 8 Memanfaatkan Kesempatan

Share

BAB 8 Memanfaatkan Kesempatan

Penulis: Mayasa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-22 03:05:18

Livia benar-benar tak terbiasa dengan kehidupan para mafia ini.

Kehidupan yang jauh dari kata normal untuk manusia biasa sepertinya.

Di bawah kakinya, puluhan mayat tergeletak di sepanjang pelabuhan. Bau amis darah bercampur udara asin laut memenuhi udara. Ia terpaksa menutup hidungnya dengan saputangan, meski itu tak banyak membantu.

Setiap langkahnya terasa berat.

Tubuhnya menggigil, bukan karena dingin—tapi karena jijik… dan takut.

Sementara di depannya, Alessandro melangkah tanpa ragu.

Bagi pria itu, pemandangan ini seperti jalan pagi di taman. Biasa. Tak berarti.

Namun saat ia mendengar langkah Livia melambat lagi, ia berhenti. Perlahan menoleh ke belakang.

Keningnya mengerut. Sorot matanya… tidak suka.

“Siapa yang membiarkan sampah tergeletak saat aku datang?”

Suaranya dingin. Menusuk. Seperti perintah kematian.

Semua bawahan langsung menunduk.

Tak ada yang menjawab. Tak ada yang berani.

Namun di antara mereka, muncul tanya di hati masing-masing:

Sejak kapan Tuan Alessand
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Belenggu Cinta Mafia DLuca   BAB 18 Gaun Merah Memikat

    Di ruangan serba hitam dengan nuansa barat, ruangan itu tampak sedikit suram.Franco yang berdiri di depan meja Alessandro hanya menunduk pelan.“Bagaimana? apa Livia sudah mau makan?” tanya pria itu dengan santai sambil mematikan cerutunya.Franco mengangguk pelan, “Sudah tuan, saya pasikan nona akan menjadi penurut.”Alessandro yang mendengar itu entah mengapa tak menyukainya, “Kenapa kau terlihat bisa mengendalikan dirinya dibanding aku?”Franco langsung terdiam, tubuhnya menegang. Ia bisa merasakan hawa dingin menusuk meski suara Alessandro terdengar tenang. Kesalahan kecil dalam pilihan kata bisa berarti kematian di tempat ini.“Saya tidak bermaksud seperti itu, Tuan,” jawab Franco cepat, matanya tetap menunduk. “Saya hanya... memastikan semuanya berjalan sesuai rencana Anda.”Alessandro menatap pria itu tajam, lalu berdiri perlahan dari kursinya, langkahnya tenang namun penuh tekanan saat ia menghampiri Franco.“Mulai sekarang jangan berinteraksi dengannya.”Franco langsung meng

  • Belenggu Cinta Mafia DLuca   BAB 17 Rencana

    “Tidak mau makan?” suara dingin itu menusuk.Pelayan yang biasanya melayani Livia menunduk dalam tak berani menatap tuannya.“B-bahkan pintu kamar dikunci, tuan. K-kami tidak bisa masuk.” Ucp pelayan itu dengan nada gemetar ketakutan.Franco yang mendengar itu menengahi, “Biar saya yang urus nona tuan, kemungkinan dia masih trauma dengan kejadian semalam.”Alessandro menatap Franco dengan mata tajam seperti pisau yang hendak menusuk. Ia tak berkata apa pun selama beberapa detik, hanya membiarkan ketegangan menggantung di udara seperti tali gantung yang siap menjatuhkan kepala siapa saja yang bicara tanpa diminta.“Trauma?” ulangnya pelan, kemudian tertawa kecil, penuh ejekan. “Itu bukan alasan untuk menolak makan. Dia harus sadar, ini bukan hotel.”Franco tetap tenang meski nada suara Alessandro cukup diri yang untuk membuat siapa pun merinding. “Saya mengerti, Tuan. Tapi jika dipaksa, dia mungkin akan semakin melawan. Biarkan saya berbicara padanya dengan cara yang lebih... lembut.”

  • Belenggu Cinta Mafia DLuca   BAB 16 Racunku

    Alessandro tersenyum miring, melihat wanita yang dia cari terlihat ketakutan dan berlari ke arahnya. Seolah wanita itu akan selalu tunduk pandanya.“Turunkan senjatamu! Apa kau gila?!” Ucap Livia yang memegang pistol Alessandro yang mengarah ke arah Freddy.Alessandro hanya diam, membiarkan Livia mencengkram pergelangan tangannya yang masih memegang pistol. Sorot matanya menatapnya dalam—dingin, namun di balik itu ada kilatan emosi yang sulit dibaca.“Kenapa kau membelanya?” tanyanya dengan suara rendah, nyaris seperti bisikan maut.Livia menggeleng cepat, matanya tak lepas dari mata tajam Alessandro. “Aku tidak membelanya… aku hanya tidak ingin kau membunuh orang tanpa alasan!”Freddy yang masih menahan rasa sakit di bahunya mencoba bangkit, tapi Michael segera menahannya agar tidak membuat situasi semakin buruk.Alessandro perlahan menurunkan pistolnya, tapi tidak melepas tatapan dari pria yang hampir saja dia habisi. “Dia berbohong. Dia tahu kau di sini. Dan dia tetap menahanmu.”L

  • Belenggu Cinta Mafia DLuca   BAB 15 Serangan

    “Kita hampir sampai, Tuan,” ucap Franco dengan datar, matanya menatap ke layar navigasi di depannya. Deru helikopter semakin stabil, menunjukkan bahwa mereka sudah memasuki wilayah udara Pulau Tamothe.Alessandro berdiri di dekat pintu helikopter, memandang ke bawah melalui jendela kecil. Terlihat hamparan hutan lebat, jalan tambang, dan beberapa bangunan tua yang tersembunyi di antara kabut tipis.Senyum mengembang di sudut bibir Alessandro, pelan tapi mengerikan. “Hanya markas kecil,” gumamnya. “Jika aku keluarkan bom atomku… apakah mereka akan lenyap seketika?”Franco menoleh pelan. “Tuan tahu konsekuensinya.”“Aku juga tahu rasa puasnya,” potong Alessandro dingin. “Tapi sayang… Livia mungkin tidak akan utuh kalau aku lakukan itu.”Franco mengangguk. “Itulah sebabnya kami siapkan opsi kedua. Tim infiltrasi sudah berada di perimeter timur. Mereka menunggu aba-aba.”Alessandro menarik napas dalam, lalu mengeluarkannya dengan tenang. “Bagus. Kirim pesan pada mereka… Tidak ada belas ka

  • Belenggu Cinta Mafia DLuca   BAB 14 Bareleon

    Dunia terasa damai, meskipun tak berada di kamar mewah seperti kemarin namun ini lebih baik.Livia bahkan tertidur sangat nyenyak malam ini, tak memikirkan apapun lagi karena berpikir disini dia bisa aman.Namun…Benarkah sudah berakhir?Benarkah ini tempat yang aman?Di tempat lain—tak jauh namun jauh dari jangkauan pikiran Livia—Freddy duduk dengan tubuh menegang, kedua tangannya mengusap pelipis yang berdenyut.“Sial…” desisnya, menatap layar laptop yang menampilkan laporan pergerakan orang-orang Alessandro. “Pria itu benar-benar punya koneksi yang kuat. Bahkan helikopter tanpa nomor terdaftar pun bisa dilacaknya.”Michael berdiri di samping, ekspresinya gelisah. “Untungnya tempat ini jauh dari semua akses, Tuan. Tak ada sinyal, tak ada kamera jalan. Bahkan drone pun akan kesulitan mencium keberadaan kita.”Freddy menoleh setengah, tapi matanya tak lepas dari layar. “Tapi?”Michael menelan ludah. “Apa Anda serius… akan tetap melindungi Livia, meskipun harus mengorbankan banyak hal?

  • Belenggu Cinta Mafia DLuca   BAB 13 Mantan Kekasih

    “ARrrghhh. ..”Ken mencongkel peluru dari bahu Michael dengan tang cekatan, namun tak ada rasa belas kasihan dalam gerakannya. Darah menetes ke baki logam, mengisi udara dengan aroma besi yang tajam. Michael menggertakkan giginya hingga rahangnya bergetar, namun tidak bersuara lagi—ego yang terlalu besar untuk merengek.“Gila,” gumam Livia lirih, memalingkan wajah saat serpihan daging terangkat bersama peluru.Ken menoleh sekilas padanya, meneliti reaksi Livia. “Kau harus terbiasa. Dunia tempatmu berdiri sekarang bukan tempat yang ramah.”Livia hanya mengangguk pelan. Napasnya berat, dadanya naik turun. Meskipun ia tidak terluka secara fisik, trauma dari kejaran tadi masih membekas. Helikopter, ledakan, suara tembakan Alessandro yang begitu dekat—semuanya membuat adrenalinnya masih membanjiri tubuh.“Ken,” panggil Michael dengan suara serak, “berapa lama sampai aku bisa menembak lagi?”Ken menarik benangnya untuk menjahit luka. “Tiga hari kalau kau tidak tolol dan istirahat. Tapi meng

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status