Share

Bab 0004

Gozel tak memedulikan tatapan heran yang lain.

Ia hanya menghela nafas, tidak ingin mengatakan apapun karena tidak ingin memicu keributan.

"Bi?"

"Ada salad buah, nasi dan telur, sosis siap makan saja, Nyonya," ucap pembantu rumah cepat kala mendengar Gozel bersuara.

Gozel lantas terdiam sebentar.

Nasi dan sosis siap makan? Sejujurnya Gozel benar-benar tidak menyukai makanan itu.

Dia tidak terbiasa memakan makanan dari daging olahan, tapi karena dia sudah bertekad, maka dia akan melakukan apa yang tidak dia lakukan sebelumya, hidup semaunya juga.

"Baiklah, berikan nasi dan sosis itu," ucap Gozel lalu tersenyum membuat pembantu rumah menjadi merasa lega.

Rodez dan Jeceline benar-benar dibuat tak habis pikir dengan perubahan yang terjadi dengan Gozel. Dia benar-benar berubah total hingga mereka hampir tak percaya jika Gozel di hadapannya adalah Gozel yang asli.

Rodez terus memperhatikan bagaimana Gozel menikmati makanan sederhananya itu. Rasanya dia seperti tersentil seolah apa yang di lakukan Gozel seperti teguran untuknya karena telah menikah lagi di saat dia sedang koma.

"Gozel, setelah sarapan bisa ikut ke ruang baca? Ada yang harus kita bicarakan." Ucap Rodez membuat Gozel sebentar menghentikan kegiatannya, mengangguk tanpa kata. Iya, tentu saja dia setuju karena ada hal yang harus di bicarakan juga olehnya.

Jeceline mencengkram garpu yang dia gunakan untuk menikmati salad buah yang sejak tadi dia santap. Rasanya dia benar-benar tidak bisa mengontrol perasaan curiga yang begitu berlebihan di hatinya. Rodez dulu boleh saja merasa muak dan sangat tidak menyukai Gozel, tapi melihat perubahan Gozel, jelas bukan berarti Rodez tidak akan berubah pikiran kan?

"Sayang, aku boleh ikut kan?"

"Uhuk!" Gozel segera meraih air mineral yang sudah siap di meja berdekatan dengan makananya. Sayang? Sungguh panggilan itu adalah panggilan yang sering di gunakan Gozel kepada Rodez meski Rodez sering melarangnya karena rasa keberatan yang dia rasakan. Gozel pikir panggilan sayang itu hanya akan di gunakan Jeceline saat dia sedang meracau tidak jelas semalam, tapi untuk keseharian juga seperti itu. Yah, Jeceline adalah wanita yang di cintai Rodez jadi mana mungkin Rodez akan merasa keberatan.

Rodez tak mengatakan apapun saat melihat Gozel tersedak, niatnya untuk memberikan air minum juga tak dia lakukan saat Gozel sudah lebih dulu mendapatkan minumannya.

"Sayang?"

"Biarkan aku bicara berdua saja." Hanya itu yang di ucapkan Rodez kepada Jeceline, dan entah seperti apa ekspresi Rodez karena Gozel benar-benar enggan untuk menatap Rodez, apalagi Jeceline.

Beberapa saat kemudian, Rodez kini sudah berada di ruang baca bersama dengan dengan Gozel.

Untuk beberapa saat mereka terdiam, dengan segala pemikirannya.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Rodez pada akhirnya.

Gozel tersenyum pahit.

Keadaan? Rasanya dia ingin mengatakan kepada Rodez untuk tidak perlu berpura-pura tidak tahu dan tidak bisa menebak apa yang sedang di rasakan oleh tubuhnya ketika hatinya sedang sangat hancur. Tapi, niat Gozel masih cukup kukuh untuk tetap bertahan pada pilihannya agar perlahan dia merelakan semua yang terjadi, dah menerima takdirnya bahwa Rodez dan Jeceline adalah pasangan yang saling mencintai, dan sudah sewajarnya mereka hidup bersama dengan bahagia tanpa adanya Gozel si antagonis, dan si arogan di tengah mereka.

"Biasa saja," jawab Gozel yang jelas tidak akan mengatakan apa dan bagaimana kondisinya saat itu.

Rodez terdiam sebentar, rasanya sangat aneh menghadapi Gozel yang begitu pendiam dan tidak banyak bicara seperti sebelumnya, Gozel bahkan tidak sekalipun menggunakan nada keras, dan sama sekali tidak mencecar saat dia melihat Jeceline bersama dengan Rodez. Bahkan, Gozel juga tidak menanyakan di mana Rodez tidur semalam seperti sebelumnya.

"Aku menikah dengan Jeceline empat hari yang lalu, saat kau datang kemarin sebenarnya aku dan Jeceline akan pergi untuk bulan madu."

Gozel memaksakan senyumnya, padahal dia sudah tahu kan? Tapi, kenapa hatinya tetap saja sakit, matanya memerah seperti ingin menangis saat mendengar pengakuan Rodez secara langsung seperti ini?

"Dokter mengatakan kalau kemungkinan untuk kau sadar sangat rendah, jadi-" Ucapan Rodez tak bisa dia lanjutkan saat Gozel memotong ucapan Rodez.

"Tentu saja, kau juga harus segera mencari pengganti bukan? Lagi pula Jeceline adalah wanita yang selama ini kau cintai, di banding dengan ku, Jeceline sejuta kali lebih baik. Aku harus jujur kalau aku sedih, tapi aku akan mengucapkan selamat menempuh hidup baru, bahagialah seperti yang kau inginkan."

Rodez tercekat tak bisa mengatakan apapun hingga beberapa saat. Sejujurnya meminta Gozel datang kesana dia juga sudah menyiapkan segala hal, terutama kotak obat. Dulu Gozel selalu saja mengancam Rodez hingga tidak segan melukai dirinya sendiri, bahkan pernah mengancam akan membunuh Rodez jika Rodez terbukti selingkuh dan mengungkit kata bercerai. Gozel yang kini duduk bersebrangan meja dengannya benar-benar seperti sosok lain yang tidak bisa di tebak pola pikirnya, juga tindakannya yang amat tenang justru membuat Rodez merasa begitu bersalah.

"Aku pikir aku akan langsung membawa barangku keluar dari rumah ini, tapi tiba-tiba saja aku tersadar bahwa aku tidak memiliki tempat tujuan, jadi berikan aku waktu sekitar satu bulan saja. Aku akan mulai mencari pekerjaan, setelah aku mendapatkan upah bulanan aku akan langsung mencari tempat sewa untukku tinggal. Jadi, boleh kah sebentar tunggu satu bulan saja untuk kau mengajukan surat permohonan cerai?"

Bersambung.
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Purnama Simatupang Simatupang
keren ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status