Share

Book 1 : INDERALAYA (Beside This World)
Book 1 : INDERALAYA (Beside This World)
Penulis: Elhawe

Bagian 1 : Sebuah Awal atau Akhir?

Inderalaya menatap jauh ke depan. Menghalau pikiran kalut karena Sang Ayah. Masa depannya telah ia susun sedemikian rupa, mengantarkan pada kebahagiaan subjektifnya. Sang Ayah dengan yakin, menolak dan telah menetapkan masa depannya dengan rapi. Bukan ia tidak bisa menolak, sepenuhnya ia bisa jika ini tidak tentang dia.

Di sampingnya, perempuan berdarah Jawa, tengah menangis sesegukan. Sama halnya dengan Inderalaya, dengan pikiran yang juga kalut. Ia menuntut janji, namun merasa takut. Ia mencoba mengarang sebuah masa depan yang indah, namun bimbang. Sarah telah mengungkapkan semua yang ada dalam rekanya kepada Sang Ayah. Dan keputusan itu ternyata seratus persen salah. Tidak ada sambutan baik sedikitpun. 

Inderalaya memuji kecantikan Sarah. Namun mengutuk kepolosan gadis itu yang begitu gegabah pada ayahnya. Ia memiliki masalah, namun masalah gadisnya memperumit pikirannya. 

Pantang bagi laki-laki mengingkari janjinya. Sarah, ku ungkapkan dengan jujur, sekalipun nanti aku menikahinya, aku tidak akan mencintainya, karena cintaku hanya untukmu. Ku pastikan setelah pernikahanku, tidak akan ada yang berubah diantara kita.

Bagaimana dengan ayahku? Dan aku? Sarah memastikan kedepannya ia akan bagaimana dan menjadi seperti apa.

Setelah pernikahanku terlaksana, tunggu. Tunggu aku. Aku akan meminta pada ayahmu.

Sarah tersenyum kecil. Hari menjelang magrib, Sarah segera pamit pulang, menyisakan Inderalaya yang masih menatap nan jauh.

Raja Harismaya, sang ayah, pasti dengan mudah mengetahui hubungannya dengan anak manusia itu. 

Pertemuan pertamanya dengan Sarah di pinggir danau. Menyaksikan Sarah tengah tersenyum menatap sunset, mengundang senyumnya. Sang Pangeran telah jatuh cinta. Ketampanan Pangeran menjadikannya mudah untuk mendapatkan siapapun yang ia inginkan, dengan atau tanpa sentuhan sihir. Bersama Sarah, tanpa sihirpun, perempuan itu dengan tenangturut mengungkapkan rasa kagum dan cintanya.

Raja Harismaya tidak terima sang anak berhubungan dengan manusia yang terkenal perusak alam. Sebagai Raja, beliau sangat berhati-hati jika itu berhadapan dengan manusia, hal itu menyangkut kesejahteraan rakyatnya. Rakyat kerajaan Danau Gelandang. Biarlah semua berjalan pada kodratnya. Manusia dengan manusia, dan bangsa mereka dengan sesamanya. Sudah menjadi rahasia umum perkawinan antara jin dan manusia di luar sana tidak tidak menyangkut pautkan tentang cinta. Mereka, dalam hal ini manusia, yang bersama dengan jin akan mendapat kelebihan yang luar biasa berbeda dengan manusia pada umumnya, paling banyak adalah terkait materi. Mereka dapat menjadi kaya secara mendadak. Dan atas hal tersebut, raja harismaya tidak sepakat, beliau tidak menyukai rakyatnya dibutakan cinta atau dimanfaatkan. Biarlah masing-masing hidup bahagia pada dunianya sendiri-sendiri.

Dalam keterdiamannya, Sang Jendral yang juga teman seperguruan Sang Pangeran, Inderalaya, tiba-tiba datang menghampiri.

“Tuanku Pangeran Indera.."

“Ada apa Royyan?

“Paduka Raja meminta saya, agar Pangeran segera menghadap. Sebagai bocoran, Raja Kerajaan Pohon Kencana, Raja Aryadwipa barusaja selesai berkunjung bersama Putri Andini. Mungkin pembahasan kali ini berkaitan dengan hal itu."

Pernyataan tersebut membuatnya berdecak. Sesungguhnya ia lebih senang berada di dunia manusia, di mana akan ditemui banyak warna, tidak seperti Dunia Oranye miliknya.

“Saya merasa senang dengan suasana sunset, selalu mengingatkan saya pada kampong halaman kita."

“Sesungguhnya bila kau lebih lama tinggal, kau akan membenci takdir."

Royyan tersenyum.

 **********

“Seberapa penting titah sang raja daripada perempuan itu, Indera?!" Murka ayahnya.

“Maafkan saya ayah, diri mengaku salah. Tapi hati membenarkan apa yang telah terjadi. Sekali lagi maaf.

“Karenamu aku kehabisan muka! Di mana kewarasanmu! Aku hanya meminta sekali ini saja, tinggallah. Kau bahkan belum pernah secara khusus bertemu dengannya." Wajah sang ayah memerah.

 Hal yang bisa dilakukannya hanya memohon pengertian kepada sang kakak, Pangeran Suryanaka supaya mendinginkan sang ayah.

“Semua telah berlalu ayah, mukamu masih tetap pada posisinya. Lagipula akting ayah tadi sangat bagus. Kehilangan muka adalah prasangka ayah saja. Ungkap Pangeran Suryanaka.

Inderalaya tertunduk menghela nafas.

“Pandai kau mencari pembelaan dari kakakmu!"

“Biarkan ia berjanji dengan lisannya ayah, maka ia tidak akan mengingkarinya."

Inderalaya memicing pada Sang Kakak yang tersenyum licik. Kemarin saat Sang Ayah mengatakan untuk tinggal Indera tidak memberi tanggapan, dan anggapan setuju adalah yang dipikirkan ayahnya. Pantang bagi laki-laki mengingkari janjinya. Tentunya janji yang diucapkan oleh lisannya.

“Ayah menunggu Indera..”

Dengan berat hati ia menuruti ayah dan kakaknya.

“Saya berjanji tidak akan seperti itu lagi.

“Apa ini permainan?! Ucapkan dengan benar!"

“Apa ayah?!" sanggah Inderalaya.

Pangeran pintar ini perlu contoh ayah ucap Sang Kakak yang dihadiahi tatapan tajam olehnya.

“Baik, dengarkan Pangeran Inderalaya! Demi allah, saya Pangeran Inderalaya akan selalu berada di istana ketika Raja Aryadwipa dan Putri Andini berkunjung. Saya berjanji akan menikahi Putri Andini. Tirukan!"

Inderalaya mengiba pada sang ayah. 

"Demi Tuhan, saya Pangeran Inderalaya akan selalu berada di istana ketika Raja Aryadwipa dan Putri Andini berkunjung. Saya berjanji akan menikahi Putri Andini"

“Anak laki-laki ayah sudah dewasa." Ucap Pangeran Suryanaka sambil tersenyum pamit undur diri.

“Aku pegang kata-katamu! ucap Raja Harismaya pada sang putra.

Next..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status