Inderalaya menatap jauh ke depan. Menghalau pikiran kalut karena Sang Ayah. Masa depannya telah ia susun sedemikian rupa, mengantarkan pada kebahagiaan subjektifnya. Sang Ayah dengan yakin, menolak dan telah menetapkan masa depannya dengan rapi. Bukan ia tidak bisa menolak, sepenuhnya ia bisa jika ini tidak tentang dia.
Di sampingnya, perempuan berdarah Jawa, tengah menangis sesegukan. Sama halnya dengan Inderalaya, dengan pikiran yang juga kalut. Ia menuntut janji, namun merasa takut. Ia mencoba mengarang sebuah masa depan yang indah, namun bimbang. Sarah telah mengungkapkan semua yang ada dalam rekanya kepada Sang Ayah. Dan keputusan itu ternyata seratus persen salah. Tidak ada sambutan baik sedikitpun. Inderalaya memuji kecantikan Sarah. Namun mengutuk kepolosan gadis itu yang begitu gegabah pada ayahnya. Ia memiliki masalah, namun masalah gadisnya memperumit pikirannya. Pantang bagi laki-laki mengingkari janjinya. Sarah, ku ungkapkan dengan jujur, sekalipun nanti aku menikahinya, aku tidak akan mencintainya, karena cintaku hanya untukmu. Ku pastikan setelah pernikahanku, tidak akan ada yang berubah diantara kita.Bagaimana dengan ayahku? Dan aku? Sarah memastikan kedepannya ia akan bagaimana dan menjadi seperti apa.Setelah pernikahanku terlaksana, tunggu. Tunggu aku. Aku akan meminta pada ayahmu.Sarah tersenyum kecil. Hari menjelang magrib, Sarah segera pamit pulang, menyisakan Inderalaya yang masih menatap nan jauh.Raja Harismaya, sang ayah, pasti dengan mudah mengetahui hubungannya dengan anak manusia itu.
Pertemuan pertamanya dengan Sarah di pinggir danau. Menyaksikan Sarah tengah tersenyum menatap sunset, mengundang senyumnya. Sang Pangeran telah jatuh cinta. Ketampanan Pangeran menjadikannya mudah untuk mendapatkan siapapun yang ia inginkan, dengan atau tanpa sentuhan sihir. Bersama Sarah, tanpa sihirpun, perempuan itu dengan tenangturut mengungkapkan rasa kagum dan cintanya.Raja Harismaya tidak terima sang anak berhubungan dengan manusia yang terkenal perusak alam. Sebagai Raja, beliau sangat berhati-hati jika itu berhadapan dengan manusia, hal itu menyangkut kesejahteraan rakyatnya. Rakyat kerajaan Danau Gelandang. Biarlah semua berjalan pada kodratnya. Manusia dengan manusia, dan bangsa mereka dengan sesamanya. Sudah menjadi rahasia umum perkawinan antara jin dan manusia di luar sana tidak tidak menyangkut pautkan tentang cinta. Mereka, dalam hal ini manusia, yang bersama dengan jin akan mendapat kelebihan yang luar biasa berbeda dengan manusia pada umumnya, paling banyak adalah terkait materi. Mereka dapat menjadi kaya secara mendadak. Dan atas hal tersebut, raja harismaya tidak sepakat, beliau tidak menyukai rakyatnya dibutakan cinta atau dimanfaatkan. Biarlah masing-masing hidup bahagia pada dunianya sendiri-sendiri.Dalam keterdiamannya, Sang Jendral yang juga teman seperguruan Sang Pangeran, Inderalaya, tiba-tiba datang menghampiri.“Tuanku Pangeran Indera.."“Ada apa Royyan?“Paduka Raja meminta saya, agar Pangeran segera menghadap. Sebagai bocoran, Raja Kerajaan Pohon Kencana, Raja Aryadwipa barusaja selesai berkunjung bersama Putri Andini. Mungkin pembahasan kali ini berkaitan dengan hal itu."Pernyataan tersebut membuatnya berdecak. Sesungguhnya ia lebih senang berada di dunia manusia, di mana akan ditemui banyak warna, tidak seperti Dunia Oranye miliknya.“Saya merasa senang dengan suasana sunset, selalu mengingatkan saya pada kampong halaman kita."“Sesungguhnya bila kau lebih lama tinggal, kau akan membenci takdir."Royyan tersenyum.**********
“Seberapa penting titah sang raja daripada perempuan itu, Indera?!" Murka ayahnya.“Maafkan saya ayah, diri mengaku salah. Tapi hati membenarkan apa yang telah terjadi. Sekali lagi maaf.“Karenamu aku kehabisan muka! Di mana kewarasanmu! Aku hanya meminta sekali ini saja, tinggallah. Kau bahkan belum pernah secara khusus bertemu dengannya." Wajah sang ayah memerah. Hal yang bisa dilakukannya hanya memohon pengertian kepada sang kakak, Pangeran Suryanaka supaya mendinginkan sang ayah.“Semua telah berlalu ayah, mukamu masih tetap pada posisinya. Lagipula akting ayah tadi sangat bagus. Kehilangan muka adalah prasangka ayah saja. Ungkap Pangeran Suryanaka.Inderalaya tertunduk menghela nafas.“Pandai kau mencari pembelaan dari kakakmu!"“Biarkan ia berjanji dengan lisannya ayah, maka ia tidak akan mengingkarinya."Inderalaya memicing pada Sang Kakak yang tersenyum licik. Kemarin saat Sang Ayah mengatakan untuk tinggal Indera tidak memberi tanggapan, dan anggapan setuju adalah yang dipikirkan ayahnya. Pantang bagi laki-laki mengingkari janjinya. Tentunya janji yang diucapkan oleh lisannya.“Ayah menunggu Indera..”Dengan berat hati ia menuruti ayah dan kakaknya.“Saya berjanji tidak akan seperti itu lagi.“Apa ini permainan?! Ucapkan dengan benar!"“Apa ayah?!" sanggah Inderalaya.Pangeran pintar ini perlu contoh ayah ucap Sang Kakak yang dihadiahi tatapan tajam olehnya.“Baik, dengarkan Pangeran Inderalaya! Demi allah, saya Pangeran Inderalaya akan selalu berada di istana ketika Raja Aryadwipa dan Putri Andini berkunjung. Saya berjanji akan menikahi Putri Andini. Tirukan!"Inderalaya mengiba pada sang ayah. "Demi Tuhan, saya Pangeran Inderalaya akan selalu berada di istana ketika Raja Aryadwipa dan Putri Andini berkunjung. Saya berjanji akan menikahi Putri Andini"“Anak laki-laki ayah sudah dewasa." Ucap Pangeran Suryanaka sambil tersenyum pamit undur diri.“Aku pegang kata-katamu! ucap Raja Harismaya pada sang putra.Next..
Banyak tempat tidak terduga di dunia manusia, yang sebenarnya adalah kerajaan dari bangsa lain. Seperti pohon, danau, sungai, rumah kosong, atau bahkan tiang listrik sekalipun. Mereka mempunyai koloni masing-masing. Secara kasat mata, sebuah pohon adalah pohon biasa saja, yang buahnya barangkali dapat dimakan, kayunya sebagai bahan bakar pawon, atau daunnya sebagai pakan kambing dan masih banyak lagi. Secara tak kasat mata,atau dalam kacamata metafisika, pohon bukan sembarang pohon. Melainkan bisa berupa kerajaan yang di dalamnya amat banyak penghuni.Kerajaan Danau Gelandang adalah kerajaan besar yang menghuni Danau Gelandang di Desa Gading, berada di wilayah Jawa Timur. Kerajaan ini membawahi beberapa anak kerajaan yang masuk dalam sekutu, diantaranya ada Kerajaan Djati, Kerajaan Pohon Kencana, Kerajaan Meh Dan Kerajaan Bukit Spreh. Kerajaan Danau Gelandang adalah yang paling wingit dan kuat sepenjuru Jawa Timur bagian Barat, disusul Kerajaan Pohon Kencana.Keh
Seorang anak yang lebih tinggi mendorong Sarah kecil hingga tersungkur. Ia membenci Sarah yang teramat mahir memainkan permainan engklek. Karena kemahirannya, Sarah jarang mati ( dalam permainan ) sehingga teman-temannya banyak termenung menunggu giliran. Sarah kecil menangisi ketidak adilan yang ia dapat dari Wati. Gadis yang mendorongnya. Sementara teman-teman yang lain tampak acuh dengan jatuhnya Sarah. Menurut Wati, hal yang dilakukan sudah benar, karena memberikan kesempatan bermain bagi anak-anak yang lain. Seharusnya sarah tahu diri dan mengalah, begitu pikirnya. Ketika allah telah member porsi kenikmatan yang berbeda-beda setiap mahkluknya, selalu saja ada yang iri dan membenarkan tindakan buruk yang dilakukan. Ya.. pada kacamata manusia semua hal bisajadi benar berdasarkan kacamata subjektif mereka. Maha benar Allah atas segala yang ada di dunia. Sesungguhnya manusia tidak benar-benar tahu apa yang terjadi kepada dirinya.Sarah yang tidak terima diabaikan, memilih
Lagi-lagi peri kecil itu mengacaukan harinya. Lego yang telah ia susun sedemikian rupa, hancur diterjang olehnya. Peri kecil, Andini sang pengacau. Walaupun marah, ia tidak bisa mengungkapkan amarahnya. Tidak, ia tidak sanggup. Tidak pernah seorang Andini bisa memunculkan amarahnya. Ia akan memilih menghindar atau bersembunyi di kamar kakaknya. Dan pilihan kedua adalah yang dipilihnya.Penjaga paviliun kakaknya menghentikan langkah Sang Pangeran.“Maaf Pangeran, Pangeran Suryanaka sedang bersama Putri Pitaloka, mohon pengertiannya."Ah ya, ia lupa. Bahkan kehadiran Andini di istana bukan tanpa sebab. Semalam adalah pesta pernikahan kakaknya dengan salah seorang putri dari kerajaan laut selatan. Terdengar berisik di dalam kamar, ia merasa kasihan dengan penjaga yang berjaga di luar pintu. Yakin setelah ini, mereka akan pulang pada istri-istri mereka atau pada seorang gundik untuk menyalurkan hasrat yang tertunda, oh terkumpul karena pergumulan Pangeran dan Putri di dalam pav
Andini adalah anak dari pasangan Raja Aryadwipa dan sang ibu yang bernama Shelena, seorang peri cantik asal Uni Soviet. Ia kehilangan ibunya diusia yang masih belia. Sang ibu harus membantu negaranya dalam perang pasifik. Para jin dan peri juga ikut dikerahkan dalam perang tersebut untuk mengecoh musuh. Bukan, antar Negara kebanyakan telah memiliki bala tentara jin. Sejak dulu, manusia telah bersekutu dengan mahkluk Dunia Oranye. Sang ibu yang menjadi perwira pimpinan perang terpaksa harus meregang nyawa. Sang ayah, Raja Aryadwipa sangat terpukul, namun ia segera bangkit karena putri kecilnya membutuhkannya.Raja dan putri kecilnya sering mengunjungi kerajaan danau gelandang. Sang raja memiliki maksud agar putri tetap memiliki sosok ibu, walaupun dengan ibu orang lain. Sungguh, raja belum siap menggantikan posisi mendiang istrinya. Makhluk negeri oranye terkenal setia pada pasangannya.Andini kecil dititipkan pada ratu amnesia. Ratu menyambut baik karena ia tidak memili
Seperti yang sudah-sudah, Inderalaya dan Sarah tidak memilih kamar sebagai tempat bertemu, lagi. Sepertinya tidak akan. Sepertinya. Sore ini Sarah datang lebih awal di tepi danau. Ia telah menunjukkan raut sedihnya sedari awal Inderalaya muncul.“Menangislah.." Inderalaya memberikan bahunya untuk sandaran Sarah. Ia akan menanyai gadis itu selagi emosinya membaik.“Sudah? Berceritalah."Kemudian Sarah menceritakan apa yang menjadi kekalutannya berusan. Indera merutuki kepolosan kekasihnya yang terburu-buru menceritakan hubungannya dengan sang ayah. Namun, hal ini ada baiknya, ia juga tidak ingin terlallu lama dalam suasana menggantung.“Apakah hubungan kita harus berakhir sampai disini?" tanya Sarah.“Tidak akan." Sanggahnya Inderalaya."Sarah menatap Inderalaya ragu,Kamu meminta bertemu lebih cepat dari biasanya, tidak sampai satu minggu harus menunggu. Apa ada hal penting untuk disampaikan?"Pandangan Inderalaya meredup. Ia tidak tega akan menyampaika
“Apakah tidak apa-apa?" tanya Sarah.“Tentu saja. Tidak ada budaya pingit di dunia kami. Jadi aku masih bisa bertemu dengan kekasihku."“Ini bahkan h min beberapa jam sayangku."“Jika ini adalah pernikahan kita, aku pasti akan sangat gugup."“Kenapa gugup?" tanya Sarah manja.“Entah, aku tidak sabar menunggu resmi dan kita bisa melakukan banyak hal." Ucap inderalaya genit.“Sepertinya aku tahu arah pembicaraanmu." Ucap Sarah sembari mencubit lengan Pangeran.“Sekarang ini dulu." Kecupan Inderalaya bersarang di dahi Sarah.“Kembalilah, orang-orang pasti mencarimu."“Benar, aku harus bersiap." Inderalaya tertawa dan pamit undur diri. ********* Sementara itu, suasana Kerajaan Danau Gelandang mendadak riuh, karena pangeran tidak ditemukan di manapun.“Sudah ketemu?" tanya Pangeran Suryanaka pada Jendral.“Belum pangeran."Pangeran Suryanaka berinisiatif mencari barang bukti di kamar adiknya jika emang terbukti kabur dari pernikahan. Se
Putri Andini bangun sendirian. Hari ini cerah, dan ia bangun kesiangan lagi. Kenapa Pangeran tidak membangunkannya. Tunggu, ia melihat bercak darah di ranjang. Darah siapa? Tentu saja darah pangeran. Mungkin saja ia mengiris bagian tubuhnya. Jangan bayangkan mahkluk dunia oranye akan seperti itu, tentu saja ada magic, kenapa menggunakan cara seperti manusia. Keluar paviliun ia melihat penjaga kerajaan yang cengar-cengir. Sang Putri memang akrab dengan siapa saja.“Putri pasti kelelahan." Ucap Penjaga.“Simpan itu dalam pikiranmu, dodo!" ucap sang putri memerah.“Ah, sang putri merona.." ucap Penjaga di sebelahnya.“Untung aku Putri Andini, aku tidak tahu akan seperti apa kalian apabila dengan putri yang lain, beraninya menggoda!" ucap Putri dengan aksen manjanya.“Tidak Putri, hanya Putri Andini jujungan kita, tidak mau yang lain."Andini diam saja sambil tersenyum meninggalkan penjaga mencari Pangeran. ********* “Apa kau punya persediaa
Pesta yang dilakukan di kediaman Pangeran Inderalaya berlangsung sama meriahnya dengan yang diadakan oleh Kerajaan Pohon Kencana. Seusai pesta, Raja Aryadwipa menemui putrinya untuk mengucapkan salam perpisahan.“Putri ayah sudah dewasa." Ucap Raja Aryadwipa sedih.Mendengar ucapan ayahnya, air mata sang putri tidak bisa dibendung.“Maafkan aku ayah, aku tidak bisa bersamamu lagi. Aku.. aku tidak bisa bermanja lagi padamu karena aku telah menjadi seorang istri. Ayah jaga kesehatan. Aku akan rajin berkunjung. Atau ayah saja yang berkunjung agar aku tidak kelelahan." Ucap putri sendu.“Dasar anak nakal! Harusnya kau bersama suamimu yang berkunjung. Ayah kan raja." Sambil memukul pelan bahu sang putri menghalau air mata yang akan keluar.“Saya dan putri akan rajin berkunjung, ayah. Saya tidak akan membiarkan putri kelelahan." Pangeran ikut bergabung membelai bahu istrinya.“Jangan biarkan ia tidur saja, putraku. Ia suka rebahan, tapi sebenarnya ia mampu mengerjakan ba