Share

Bab 14

Author: Gu family's Little Bamboo
Peristiwa itu seperti menampar wajahnya.

Zhao Mantian merasa marah dan terhina, dan dia segera berbalik untuk meninggalkan tempat itu dan Miao Jiayu mengikutinya.

Ling Yiran merasa seolah-olah sedang menonton sebuah pertunjukan. Begitu dia melangkah keluar dari pameran, dia melihat beberapa orang menghancurkan sebuah mobil yang sepertinya milik Zhao Mantian.

"Apa yang terjadi? Apakah dia telah menyinggung seseorang dan orang itu membalaskan dendamnya?" Ling Yiran bertanya.

"Mungkin saja!" Yi Jinli menjawab saat matanya berkilauan, dan bibirnya mengerucut.

"Bagaimanapun juga, itu bukan urusan kita." Ling Yiran meraih lengan Yi Jinli dan berjalan ke arah halte bus.

Tiba-tiba, Yi Jinli berhenti berjalan. Ling Yiran berbalik untuk melihat ke arah Yi Jinli dan melihat bahwa wajahnya tampak pucat terlihat. Yi Jinli tampak kaget saat dia mengarahkan pandangannya ke arah halte bus.

"Apa yang terjadi?" Ling Yiran bertanya, tampak khawatir dengan keadaan Yi Jinli.

"Ti-dak .. bukan apa-apa," jawab Yi Jinli, ekspresinya kembali normal. Sebelumnya ... dia salah mengira wanita yang naik bus adalah wanita itu.

Wanita yang telah meninggalkan suami dan putranya tidak mungkin akan muncul di daerah itu.

...

"Jin, jangan mengikuti jejakku. Bahkan jika kau jatuh cinta pada seorang wanita, jangan mencintainya dengan sepenuh hati.

"Hal yang paling tidak bisa diandalkan di dunia ini adalah cinta. Ketika dia tidak lagi mencintaimu, hal itu akan menjadi sia-sia bahkan jika kau berlutut di hadapannya.

"Jin, suatu hari nanti, ketika kau jatuh cinta, kau akan menyadari bahwa seseorang di dunia ini memiliki kekuatan untuk mengendalikan emosimu. Dia bisa membuatmu hidup atau mati. Namun, jika hal itu memungkinkan, Ayah berharap kau tidak akan pernah mengalaminya.."

"Siapa itu? Siapa yang mengatakan hal itu padaku?

"Berhenti mengatakan hal-hal ini padaku. Jangan tinggal di sini! Dingin ... sangat dingin ... Jangan tinggal di sini ... jika kau terus tinggal di sini ... kau akan mati kedinginan!"

"Jin, aku pergi. Aku tidak ingin mendengar ayahmu memberitahuku betapa dia mencintaiku dan belum bisa memberiku kehidupan yang aku inginkan! Aku sudah melakukan yang terbaik."

"Siapa itu, siapa yang berbicara denganku sekarang?"

"Jangan ... pergi ..." "Siapa yang bicara sekarang? Oh, itu dia. Dia memohon pada wanita itu. Jika dia pergi, ayahku akan ..."

"Jangan pergi! Jangan pergi!" Yi Jinli berjuang keras untuk menahannya, tetapi dia tidak bisa melakukannya. Sekelilingnya menjadi lebih gelap dan dia akan tenggelam. Dia merasa tidak nyaman dan sulit bernapas.

Dia berjuang untuk meraih sesuatu, meskipun itu hanyalah sebuah sedotan!

Tiba-tiba, dia menangkap sesuatu yang hangat. Sebuah suara lembut terdengar di samping telinganya, berkata, "Jin, Jin, aku tidak akan pergi, aku tidak akan pergi. Jangan takut, jangan takut!"

"Suara ini ... milik kakak. Dia Ling Yiran, wanita yang memintaku memanggilnya kakak!"

Begitu Yi Jinli membuka matanya, dia melihat wajah yang cantik. Mata Almond hitamnya penuh dengan kecemasan, bibir merah mudanya membuka dan menutup seolah-olah dia sedang berbicara.

Ling Yiran menyuruhnya untuk tidak takut!

Ketika Ling Yiran melihat Yi Jinli terbangun, dia menghela nafas lega sambil bertanya, "Jin, apa yang terjadi? Apakah kau bermimpi buruk?"

Yi Jinli menghela nafas panjang. Dia tidak pernah mengalami mimpi itu selama beberapa lama. Dia bermimpi bahwa wanita itu telah meninggalkan dia dan ayahnya tanpa memikirkan mereka sama sekali. Meskipun ayahnya tahu tentang itu, dia tidak berusaha menghentikannya. Hatinya terasa hancur, tersenyum kecut.

"Ya, aku telah mengalami mimpi buruk," jawab Yi Jinli. Dia tiba-tiba menyadari bahwa dia memegang erat tangan Ling Yiran seolah-olah dia adalah sedotan penyelamat hidupnya.

Dalam mimpinya, saat dia akan tenggelam, dia telah menangkap sedotan penyelamat hidup yang terasa hangat ... "Apakah itu tangan Ling Yiran?

"Kapan aku pernah menganggap seseorang sebagai sebuah sedotan penyelamat hidupku ?!"

Yi Jinli segera melepaskan tangan Ling Yiran dan kehangatan didalam tangannya menghilang. Dia mengerutkan alisnya, wajahnya tiba-tiba tampak pucat. Tubuhnya meringkuk menjadi seperti bola, tangannya ditekan menghadap perut.

Ketika Ling Yiran melihat tindakan yang dilakukan oleh Yi Jinli, dia menjadi sangat khawatir, dan bertanya, "Apa kau tidak enak badan?"

"Aku tidak apa-apa." Dia bergumam sambil mencoba menekan rasa sakitnya, dan berkata, "Hanya... kram perut. Sebentar lagi kondisiku akan baik-baik saja."

"Apakah rasa sakit itu muncul karena mimpi buruk?" Ketika Yi Jinli masih muda, dia akan menderita kram perut setiap kali dia mencoba untuk menekan emosinya. Namun, dia tidak pernah mengalami hal itu lagi selama beberapa tahun terakhir.

Ketika Ling Yiran melihat wajah Yi Jinli memucat, dia menyibak poni dari dahinya dan melihat bahwa keringat telah membasahi rambutnya.

Ling Yiran menuangkan segelas air hangat dan membantu Yi Jinli duduk.

Dia berhasil meneguk air beberapa kali sebelum akhirnya mengerucutkan bibirnya. Dia mengatupkan giginya sesekali seolah-olah dia mencoba menggunakan kekuatannya untuk menahan rasa sakit.

Ling Yiran tampak khawatir. tiba-tiba dia berdiri, dan berkata, "Aku akan keluar sebentar. Tunggu aku!" Sebelum dia pergi, dia menyelimutinya, Ling Yiran takut Yi Jinli akan merasa kedinginan dan itu akan memperburuk rasa sakitnya.

Pintu berbunyi klik saat ditutup. Suara langkah kaki terdengar menjauh.

Yi Jinli ditinggalkan sendirian di rumah.

Dia terus menutup matanya, menunggu rasa sakit itu mereda. Bukan hal baru baginya untuk sendirian.

Sejak ayahnya meninggal, Yi Jinli telah dibawa kembali ke keluarga Yi. Meskipun dia memiliki seorang kakek dan banyak pelayan di sekitarnya, dia merasa kesepian.

Setelah beberapa saat, pintu terbuka. Yi Jinli mendengar suara yang telah dikenalnya itu terengah-engah, berbicara dengan lembut, "Jin, aku telah membelikan obat untukmu. Kau akan merasa lebih baik jika sudah meminum obat."

Yi Jinli membuka matanya dan melihat Ling Yiran terengah-engah. Rambutnya berantakan, karena dia habis berlari. Wajah cantiknya tampak terlihat cemas. Dia memiliki hidung yang manis dan bibir yang agak merah. Meskipun Yi Jinli telah melihat banyak wanita yang lebih cantik daripada Ling Yiran, pada saat itu, dia tidak bisa mengalihkan pandangan darinya.

Dia merasa seolah-olah ada orang lain di dunia yang berada di sampingnya.

...

Ling Yiran menuangkan segelas air hangat dan mengeluarkan dua tablet, sesuai resep. Dia membantu Yi Jinli duduk dan memberinya obat.

Setelah melakukannya, dia menyeka keringat dari wajah Yi Jinli.

"Jika kau masih merasa tidak enak, tutuplah matamu dan cobalah untuk tidur," kata Ling Yiran. "Hari ini, kau akan tidur di tempat tidur, dan aku akan tidur di lantai." Saat Ling Yiran berbicara, dia membantunya ke tempat tidur.

Saat dia hendak berbalik, tiba-tiba Yi Jinli menangkap tangannya.

"Apa yang terjadi? Apakah kau masih merasa tidak enak lagi?" Ling Yiran bertanya, tampak khawatir.

Yi Jinli merasa linglung saat menatap Ling Yiran. Dia telah menangkap tangannya secara tidak sadar, karena dia tidak ingin di tinggalkan oleh Ling Yiran.

Setelah beberapa waktu, Yi Jinli berkata, "aku ingin ... kakak menemaniku disini."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2820

    "Ini hanya luka ringan. Jangan khawatir," ucap Gu Lichen.Namun, kata-katanya tidak membuat Zhong Keke merasa nyaman. "Bagaimana dengan tubuhmu? Apakah ada luka lain?""Kurasa tidak," ucap Gu Lichen.Zhong Keke dengan cemas berkata, "Kau tidak berpikir begitu? Apakah kau tidak memeriksa dirimu sendiri ketika kau mandi? Tidak, mari kita periksa lagi kalau-kalau ada cedera yang terlewatkan.""Periksa? Bagaimana kau akan memeriksanya?" Gu Lichen bertanya."Tentu saja kau harus melepas jubah mandimu. Coba aku lihat apakah kau telah..." Zhong Keke terdiam di tengah kalimat, wajahnya sudah merah.'Apa yang aku bicarakan? Aku sebenarnya meminta Gu Lichen untuk melepas jubah mandinya. Aku tidak berpikir dia mengenakan apa pun di bawah jubah mandinya ... ' Mengingat hal itu, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik dada Gu Lichen yang samar-samar tertutup oleh jubah mandinya."Apakah kau ingin aku melepas jubah mandiku?" Dibandingkan dengan Zhong Keke yang tersipu, Gu Liche

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2819

    Gu Lichen basah kuyup, jadi dia menginap di kamar hotel dekat ngarai.Kamar yang diminta Gu Lichen adalah yang terbaik, tentu saja. Itu memiliki segalanya dan elegan namun mewah. Bahkan memiliki beberapa kamar dan dua kamar mandi."Jubah mandi ada di kamar mandi. Sepatu dan pakaianmu akan dicuci dan dikeringkan oleh staf hotel. Kita seharusnya bisa kembali ke kota pada malam hari," ucap Gu Lichen.Zhong Keke menjawab, "Oh, baiklah. Maaf kau menjadi basah kuyup saat menemaniku ke sini."Gu Lichen berkata, "Itu bukan salahmu. Kau sama sekali tidak perlu meminta maaf kepadaku. Baiklah, cepat mandi, atau kau akan mudah masuk angin."Zhong Keke lalu masuk ke salah satu kamar mandi.Rambut Gu Lichen basah, dan keraguan muncul di matanya yang dingin.'Apa yang salah denganku? Ketika Aku melihat Zhong Keke hampir jatuh ke sungai tadi, Aku langsung pergi ke air untuk menangkapnya tanpa berpikir.'Dia tahu bahwa sungai itu dangkal. Zhong Keke akan baik-baik saja bahkan jika dia j

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2818

    Keluarga itu berjalan ke arah lain. Itu adalah pemandangan yang manis.Zhong Keke memperhatikan mereka dengan bingung. Ayahnya juga biasa memberinya tumpangan di pundaknya seperti itu ketika dia masih kecil. Dia merasa sangat tinggi setiap saat!Tiba-tiba, seekor ikan kecil berenang melewati kaki Zhong Keke. Zhong Keke tanpa sadar membungkuk untuk menangkapnya, tetapi dia tidak berharap dirinya kehilangan pijakan dan jatuh ke depan. Dia akan terjun ke air.Tiba-tiba, sebuah lengan yang kuat melingkari pinggangnya dan mengangkatnya.Kemudian, suara panik Gu Lichen terdengar di atas kepala Zhong Keke. "Apa yang sedang kau lakukan?"Zhong Keke membeku dan menoleh untuk melihat wajah pucat Gu Lichen. "Aku... aku hanya ingin... menangkap ikan.""Menangkap ikan?" Gu Lichen membeku sedikit sebelum melihat ke bawah untuk melihat beberapa ikan kecil berenang di sungai. Kemudian, dia melihat sekeliling untuk melihat orang lain mencondongkan tubuh ke depan untuk menangkap ikan kecil i

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2817

    Gu Lichen mengambil tisu dan menyeka air mata di wajahnya. "Aku benar-benar tidak tahu Kau akan memiliki reaksi yang begitu besar. Sepertinya aku terlalu berpendirian dan menonjolkan diri. Biarkan aku membawamu kembali sekarang."Ucap Gu Lichen sambil menghapus air matanya. Dia kemudian menghidupkan kembali mobilnya untuk berbalik arah."Jangan." Zhong Keke menekankan tangannya di punggung tangan Gu Lichen pada tongkat persneling dan menarik napas dalam-dalam saat dia menatap lurus ke depan. "Aku... aku ingin pergi ke ngarai." Dia ingin menyelesaikan perjalanan yang belum selesai.Dia belum pernah ke sana, tapi... apakah itu juga berarti dia tidak pernah membiarkan dirinya berjalan ke depan?Dia tahu Gu Lichen ingin dia melanjutkan perjalanannya, dan dia juga ingin melakukannya.Orang tuanya juga akan lebih bahagia jika dia lebih bahagia.Gu Lichen menatap mata merah dan bengkak Zhong Keke. "Kau yakin mau pergi?"“Ya, Aku ingin melihat ngarai untuk diriku sendiri dan juga

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2816

    "Jangan... Jangan... Jangan mati. Jangan mati..." Zhong Keke tergagap.Saat berikutnya, Zhong Keke ditarik ke pelukan hangat."Maaf, aku tidak tahu kau akan bereaksi sebesar itu. Maafkan aku!" Sebuah suara yang akrab terdengar di telinganya.'Lengan siapa ini? Mama?'"Keke, jangan takut. Jangan takut. Aku disini. Ini akan baik-baik saja, jadi jangan takut... Jangan takut..." Suara itu terus terdengar, dan seolah-olah darahnya yang sebelumnya dia rasakan membeku akhirnya mulai mengalir lagi.Zhong Keke mendongak dalam keadaan melamun, dan wajah tampan itu terlihat di pupil matanya yang gelap.Namun, wajah itu tidak lagi dipenuhi dengan ketidakpedulian yang biasa, melainkan kekhawatiran dan kecemasan.'Itu... Gu Lichen!'Dia menatap kosong padanya. 'Siapa yang dia khawatirkan? Siapa yang dia cemaskan?'"Keke? Keke!" Gu Lichen dengan cemas memanggil orang di depannya. Dia ingin membawanya ke ngarai dengan harapan dia bisa melanjutkan perjalanannya. Dia tidak berharap Zho

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2815

    "Kau tidak perlu berterima kasih padaku sepanjang waktu," ucap Gu Lichen. Dia kemudian melihat ke arah Zhong Keke dan bertanya, "Apakah kau melakukan sesuatu nanti?"Zhong Keke menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak punya rencana untuk hari ini.""Temani aku ke suatu tempat nanti," ucap Gu Lichen."Kemana kita akan pergi?" Zhong Keke bertanya."Kau akan lihat," ucap Gu Lichen dan memeriksa waktu. "Kita bisa makan siang di sana jika kita pergi sekarang."Keduanya kembali ke mobil, dan Gu Lichen melaju ke arah utara kota.Hanya setelah mengemudi selama lebih dari setengah jam, ekspresi Zhong Keke berubah. Jalan ini... Dia mengingatnya sebagai jalan menuju ngarai.Dia mengalami kecelakaan di jalan ini. Jalan ini telah muncul ratusan kali dalam mimpinya!"Kemana ... Kemana kau membawaku?" gumam Zhong Keke saat dia memucat."Ngarai," ucap Gu Lichen.Zhong Keke semakin pucat mendengar kata-kata itu. "Tidak, aku tidak ingin pergi ke sana!"Tempat itu adalah dosa bagi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status